MEDAN- Badan Ketahanan Pangan (BKP) Sumatera Utara terus menggalakkan program diversifikasi pangan. Hasilnya, tingkat konsumsi beras di Sumatera Utara dalam beberapa tahun terakhir, mengalami penurunan sekitar 1,89 persen per tahun.
Kepala BKP Sumut Ir Setyo Purwadi, saat menghadiri undangan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi B DPRD Sumut, di Ruang Komisi B Gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol mengatakan dengan berkurangnya konsumsi beras di masyarakat, maka ketahanan pangan akan terwujud.
“Satu di antara program prioritas kami adalah menurunkan konsumsi beras dan ini upaya peningkatan ketersediaan bahan pangan melalui kebijakan intensifikasi, ekstensifikasi pengembangan cadangan pangan dan diversifikasi bahan pangan,” katanya.
Purwadi menguraikan, konsumsi beras masyarakat Sumut tahun 2009 berkisar 139,50 kilo per kapita per tahun.
Di tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 136,85 kilo per kapita per tahun. Berdasarkan analisis situasi pangan, di tahun 2011 kembali menunjukkan penurunan dengan kisaran 134,24 kilo per kapita per tahun.
Lanjutnya, untuk mendapatkan kembali penurunan konsumsi beras di tahun ini, pihaknya melakukan upaya sosialisasi peningkatan konsumsi bahan pangan non beras serta membangkitkan kearifan lokal di Sumut.
Seperti konsumsi umbi-umbian sebelum makan nasi, dengan sebutan manggadong (memakan ubi-red), kentang, sayuran dan bahan pangan lainnya.
“Tepatnya di tahun 2013, diharapkan pola pangan harapan di Sumut bisa meningkat menjadi 93 dari kondisi tahun 2010 sebesar 78,7. Upaya yang dilakukan antara lain melalui percepatan penganekaragaman konsumsi pangan,” lanjutnya.
Langkah lainnya yang dilakukan BKP Sumut, sambung Purwadi, ketersediaan beras di Sumut juga mengalami peningkatan, yakni dari 2,063 juta ton pada tahun 2010 menjadi 3,085 juta ton pada tahun 2012.
Kondisi ini juga memberi dampak positif pada peningkatan cadangan beras di Sumut dalam upaya mempertahankan surplus beras.(ari)