25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

M Nuh Sebut Peran Pesantren Konkrit dalam Perjalanan Bangsa Indonesia

TABAGSEL, SUMUTPOS.CO- Anggota DPD RI asal Sumatera Utara (Sumut) Muhammad Nuh bersilaturrahim dengan puluhan pimpinan pondok pesantren di Kota Padangsidimpuan, Tapanuli Selatan, dan Mandailing Natal, ketika berkeliling ke sejumlah daerah di kawasan Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) dan Labuhanbatu Raya, Senin (18/12/2023).

Muhammad Nuh yang pernah mondok di Pesantren Ath-Thoyibah Labuhanbatu dan sempat mengajar di salahsatu pesantren di Pasuruan, Jawa Timur itu, menyampaikan rasa hormat dan bangganya terhadap dunia pesantren.

Nuh juga menyitir pernyataan Prof Ahmad Mansur Suryanegara, pakar sejarah yang menyebutkan dalam bukunya “Api Sejarah”, bahwa peran kyai dan santri dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia sangat nyata. Menurut Nuh, di awal kemerdekaan Bung Karno merasa khawatir kemerdekaan Indonesia terancam karena akan kembalinya kaum penjajah.

Lalu Bung Karno sowan ke Hadhratusy Syaikh KH Hasyim Asy’ari rahimahullah, memohon nasehat dan dukungan lalu Kyai Hasyim mengumpulkan Ulama se Jawa dan Madura, bermudzakarah dan musyawarah. Pada tanggal 22 Oktober 1945 dikeluarkanlah Resolusi Jihad oleh KH Hasyim Asy’ari sebagai Rais akbar Nahdlatul Ulama. “Sebagai penghormatan negara atas peran para santri dan ulama dalam mempertahankan kemerdekaan, tanggal 22 Oktober ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional,” terang M Nuh yang baru saja kembali diamanahi sebagai Ketua PERSIS Sumut ini.

Dia juga menyebutkan, menurut DR Hidayat Nurwahid (Ketua MPR RI periode 2004-2009), resolusi jihad Kyai Hasyim Asy’ari berpengaruh besar menggerakkan para pemuda Surabaya di bawah komando Bung Tomo pada 10 November 1945 yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Pahlawan.

Pada sesi dialog, pimpinan Pesantren Darul Mursyid Sipirok yang turut hadir menyampaikan, adanya forum Pesantren-Pesantren di Tabagsel yang berusaha mengembangkan ekonomi Pesantren untuk mewujudkan kemandirian Pesantren. Menyikapi ini, M Nuh yang juga pembina Pesantren Al-Uswah Kuala Langkat, mengapresiasi dan mendukung upaya tersebut. “Saat ini pesantren-pesantren tidak sedikit yang mengembangkan potensi ekonominya, diantaranya Pesantren Sidogiri, diPasuruan Jawa Timur,” sebutnya.

Para kyiai pimpinan pondok pesantren yang hadir merasa senang berdialog dengan anggota DPD RI asal Sumatera Utara yang berlatar belakang santri. Pada forum ini terungkap harapan, mudah mudahan pada Pemilu 14 Februari 2024 terpilih Presiden dan Wakil Presiden yang punya latar belakang dunia Pesantren dan punya perhatian besar pada pendidikan Pesantren. “Semoga, Aamiin,” pungkasnya. (rel/adz)

TABAGSEL, SUMUTPOS.CO- Anggota DPD RI asal Sumatera Utara (Sumut) Muhammad Nuh bersilaturrahim dengan puluhan pimpinan pondok pesantren di Kota Padangsidimpuan, Tapanuli Selatan, dan Mandailing Natal, ketika berkeliling ke sejumlah daerah di kawasan Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) dan Labuhanbatu Raya, Senin (18/12/2023).

Muhammad Nuh yang pernah mondok di Pesantren Ath-Thoyibah Labuhanbatu dan sempat mengajar di salahsatu pesantren di Pasuruan, Jawa Timur itu, menyampaikan rasa hormat dan bangganya terhadap dunia pesantren.

Nuh juga menyitir pernyataan Prof Ahmad Mansur Suryanegara, pakar sejarah yang menyebutkan dalam bukunya “Api Sejarah”, bahwa peran kyai dan santri dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia sangat nyata. Menurut Nuh, di awal kemerdekaan Bung Karno merasa khawatir kemerdekaan Indonesia terancam karena akan kembalinya kaum penjajah.

Lalu Bung Karno sowan ke Hadhratusy Syaikh KH Hasyim Asy’ari rahimahullah, memohon nasehat dan dukungan lalu Kyai Hasyim mengumpulkan Ulama se Jawa dan Madura, bermudzakarah dan musyawarah. Pada tanggal 22 Oktober 1945 dikeluarkanlah Resolusi Jihad oleh KH Hasyim Asy’ari sebagai Rais akbar Nahdlatul Ulama. “Sebagai penghormatan negara atas peran para santri dan ulama dalam mempertahankan kemerdekaan, tanggal 22 Oktober ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional,” terang M Nuh yang baru saja kembali diamanahi sebagai Ketua PERSIS Sumut ini.

Dia juga menyebutkan, menurut DR Hidayat Nurwahid (Ketua MPR RI periode 2004-2009), resolusi jihad Kyai Hasyim Asy’ari berpengaruh besar menggerakkan para pemuda Surabaya di bawah komando Bung Tomo pada 10 November 1945 yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Pahlawan.

Pada sesi dialog, pimpinan Pesantren Darul Mursyid Sipirok yang turut hadir menyampaikan, adanya forum Pesantren-Pesantren di Tabagsel yang berusaha mengembangkan ekonomi Pesantren untuk mewujudkan kemandirian Pesantren. Menyikapi ini, M Nuh yang juga pembina Pesantren Al-Uswah Kuala Langkat, mengapresiasi dan mendukung upaya tersebut. “Saat ini pesantren-pesantren tidak sedikit yang mengembangkan potensi ekonominya, diantaranya Pesantren Sidogiri, diPasuruan Jawa Timur,” sebutnya.

Para kyiai pimpinan pondok pesantren yang hadir merasa senang berdialog dengan anggota DPD RI asal Sumatera Utara yang berlatar belakang santri. Pada forum ini terungkap harapan, mudah mudahan pada Pemilu 14 Februari 2024 terpilih Presiden dan Wakil Presiden yang punya latar belakang dunia Pesantren dan punya perhatian besar pada pendidikan Pesantren. “Semoga, Aamiin,” pungkasnya. (rel/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/