25 C
Medan
Sunday, November 24, 2024
spot_img

Kinerja Rantai Pasok Agroindustri Markisa UMKM antar Kimberly Febrina Kodrat jadi Guru Besar

PROF Dr Kimberly Febrina Kodrat MS MKes MT IPU ASEAN Eng dikukuhkan menjadi guru besar Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) bersama dua guru besar lainnya, Sabtu (6/1).

Saat pengukuhannya, Kimberly Febrina Kodrat yang kelahiran Sabang pada 23 Februari 1968 ini menyampaikan pidato ilmiah berjudul: Kinerja Rantai Pasok Agroindustri Markisa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Berbasis Green di Sumut.

Menurut Kimberly Febrina Kodrat, tanaman markisa (passifloraceae) di Tigapanah dan Barusjahe (Karo) memiliki potensi untuk dikembangkan karena memiliki kekhasan iklim dan tanah yang subur.

Ia mengutarakan usaha agroindustri sari markisa terdapat tiga pabrik di Berastagi. Sementara agroindustri pengolahan sari markisa menjadi sirup ada di Medan. Selain dipasarkan di tanah air, sirup markisa juga dipasarkan ke luar negeri.

Hal ini menciptakan ekosistem rantai pasok industri hilir yang cukup kompleks. ”Untuk itu perlu menjadi perhatian stakeholders demi meningkatkan level kompetitif agroindustri markisa baik di pasar domestik maupun di pasar global,” katanya.

Kimberly Febrina Kodrat juga mengungkapkan komoditi pertanian memiliki keterbatasan antara lain karena mudah rusak dan musiman. Rantai pasok berkelanjutan merupakan pengembangan dari rantai pasok konvensional yang didalamnya mengintegrasikan aspek ekonomi, sosial, lingkungan, teknologi dan hukum.

Guru besar dalam Bidang Ilmu Teknik Industri pada Fakultas Teknik UISU yang juga ibu dari Wasis Geraldo Sitorus SE Ak dan Winda Virdya Sitorus SPt ini menegaskan bahwa pelaku utama rantai pasok markisa yaitu: petani, pengepul, agroindustri dan retailer,” katanya.

Dibagian lain, Kimberly Febrina Kodrat menceritakan bahwa proses pencapaian guru besar butuh 10 tahun. Untuk itu, istri Prof Dr Hasan Sitorus MS ini berterima kasih atas dukungan semua pihak.

Dalam catatan sejarahnya, Kimberly Febrina Kodrat pernah menjadi dosen disejumlah perguruan tinggi. Lulusan S3 Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Kelautan dari IPB ini pernah jadi ketua jurusan, dekan dan wakil rektor.

Kimberly Febrina Kodrat pernah mengajar di Universitas Katolik Santo Thomas Medan, Universitas Sisingamangaraja XII Medan, Universitas Sisingamangaraja XII Siborong-borong dan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Kemudian Universitas Al-Azhar Medan, Institut Teknologi Medan, Akademi Teknik Indonesia Cut Meutia Medan, Institut Kesehatan Helvetia, Institut Kesehatan Deli Husada Delitua dan Institut Kesehatan Medistra Lubukpakam.

Atas pengukuhan sebagai guru besar, Kimberly Febrina Kodrat bersama dua guru besar yang dikukuhkan secara bersama mendapat apresiasi dari kepala LLDikti Sumut, ketua umum pengurus Yayasan UISU dan rektor UISU. (dmp)

PROF Dr Kimberly Febrina Kodrat MS MKes MT IPU ASEAN Eng dikukuhkan menjadi guru besar Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) bersama dua guru besar lainnya, Sabtu (6/1).

Saat pengukuhannya, Kimberly Febrina Kodrat yang kelahiran Sabang pada 23 Februari 1968 ini menyampaikan pidato ilmiah berjudul: Kinerja Rantai Pasok Agroindustri Markisa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Berbasis Green di Sumut.

Menurut Kimberly Febrina Kodrat, tanaman markisa (passifloraceae) di Tigapanah dan Barusjahe (Karo) memiliki potensi untuk dikembangkan karena memiliki kekhasan iklim dan tanah yang subur.

Ia mengutarakan usaha agroindustri sari markisa terdapat tiga pabrik di Berastagi. Sementara agroindustri pengolahan sari markisa menjadi sirup ada di Medan. Selain dipasarkan di tanah air, sirup markisa juga dipasarkan ke luar negeri.

Hal ini menciptakan ekosistem rantai pasok industri hilir yang cukup kompleks. ”Untuk itu perlu menjadi perhatian stakeholders demi meningkatkan level kompetitif agroindustri markisa baik di pasar domestik maupun di pasar global,” katanya.

Kimberly Febrina Kodrat juga mengungkapkan komoditi pertanian memiliki keterbatasan antara lain karena mudah rusak dan musiman. Rantai pasok berkelanjutan merupakan pengembangan dari rantai pasok konvensional yang didalamnya mengintegrasikan aspek ekonomi, sosial, lingkungan, teknologi dan hukum.

Guru besar dalam Bidang Ilmu Teknik Industri pada Fakultas Teknik UISU yang juga ibu dari Wasis Geraldo Sitorus SE Ak dan Winda Virdya Sitorus SPt ini menegaskan bahwa pelaku utama rantai pasok markisa yaitu: petani, pengepul, agroindustri dan retailer,” katanya.

Dibagian lain, Kimberly Febrina Kodrat menceritakan bahwa proses pencapaian guru besar butuh 10 tahun. Untuk itu, istri Prof Dr Hasan Sitorus MS ini berterima kasih atas dukungan semua pihak.

Dalam catatan sejarahnya, Kimberly Febrina Kodrat pernah menjadi dosen disejumlah perguruan tinggi. Lulusan S3 Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Kelautan dari IPB ini pernah jadi ketua jurusan, dekan dan wakil rektor.

Kimberly Febrina Kodrat pernah mengajar di Universitas Katolik Santo Thomas Medan, Universitas Sisingamangaraja XII Medan, Universitas Sisingamangaraja XII Siborong-borong dan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Kemudian Universitas Al-Azhar Medan, Institut Teknologi Medan, Akademi Teknik Indonesia Cut Meutia Medan, Institut Kesehatan Helvetia, Institut Kesehatan Deli Husada Delitua dan Institut Kesehatan Medistra Lubukpakam.

Atas pengukuhan sebagai guru besar, Kimberly Febrina Kodrat bersama dua guru besar yang dikukuhkan secara bersama mendapat apresiasi dari kepala LLDikti Sumut, ketua umum pengurus Yayasan UISU dan rektor UISU. (dmp)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/