MEDAN- Mengawali putaran kedua IPL, PSMS resmi diperkuat Markus Haris Maulana. Kiper yang pernah membela Timnas di AFF Cup 2010 ini akhirnya menerima tawaran tim tersebut.
“Terus terang, Markus sudah bergabung ke kami. Selama ini, kami sudah bernegosiasi, namun kami tak ingin ada masalah di kemudian hari. Saat inilah kami kemukakan ke publik, Markus sudah bergabung,” kata CEO PSMS Freddy Hutabarat didampingi Markus pada temu pers di Hotel Dhaksina Medan, Jumat sore (27/4).
Freddy menegaskan, kepindahan Markus tak berpengaruh terhadap batas transfer window pemain di awal April lalu. “Setiap pemain ISL, anytime bisa ke IPL. Kami anggap Markus adalah pemain baru dan tidak dari mana-mana. Itu sudah kebijakan PSSI. Peraturan secara spefisik tidak ada. Ini bagian dari bentuk rekonsiliasi (Menampung pemain ISL),” tuturnya lagi.
Soal berapa gaji Markus selama di PSMS IPL, Freddy enggan buka mulut. “Soal harga, kurang etis jika dipaparkan. Nanti ada kecemburuan ke pemain lain. Kira-kira sama rata dengan gaji pemain asing. Kami berharap dia (Markus) menunjukkan kualitasnya selama di tim ini. Dan semoga saja semakin banyak penonton yang datang melihat tim ini. Jujur, kami sangat kesulitan dengan harus menyediakan Rp860 juta per bulan untuk operasional klub,” ujarnya.
Ia menampik, perekrutan Markus semata untuk pencitraan klub dan bukan kebutuhan tim. Apalagi, selama ini jargon PSMS yang asli yang ada Markusnya dikembangkan PSMS ISL.
“Tidaklah begitu. Saya rasa kami memang butuh kiper. Saat ini, tim total punya empat kiper dengan masuknya Markus. Namun, seorang kiper kami Ary Manurung masih sangat muda, usianya baru 21 tahun. Berarti tinggal, Decky Ardian dan Irwin Ramadhana. Saya kira dalam satu tim memiliki tiga kiper, sesuai dengan kebutuhan tim apalagi kita harus berlaga di dua kompetisi, Piala Indonesia dan IPL,” papar Freddy.
Sementara itu, Markus mengaku kepindahan ini karena dia ingin menyambung hidup dan melanjutkan karir di PSMS, meski harus beda kompetisi. “Yang pasti, status saya tidak lagi di PSMS ISL, karena saya sudah dipecat. Sejak dipecat pula, status saya bebas. Saya cinta PSMS, kalau enggak cinta tidak mungkin di sini. Ada beberapa klub yang sudah menawarkan kontrak, seperti Persisam Samarinda, Persiram Raja Ampat dan Pelita Jaya. Tapi saya pertimbangkan yang ini, karena masih cinta PSMS. Dan hal ini juga untuk menyambung hidup, saya sudah berkeluarga, beda sama lajang,” jelas kiper kelahiran Pangkalan Brandan, Sumut itu.
Markus sendiri mengaku meski pindah ke PSMS IPL, dia masih menanti haknya dari PSMS ISL. “Sampai sekarang dari manajemen PSMS ISL belum ada kasih tahu saya via telepon atau SMS. Saya juga dipecat hanya melalui pelatih kiper,” ujarnya.
Hak Markus yang masih terpiutang di PSMS yakni gaji dua bulan setengah, kompensasi dan sisa DP kontrak 10 persen. Totalnya ada sekira Rp500 juta. “Saya sendiri belum ada langkah soal itu (Hak). Jika pun tidak ada juga, saya akan menempuh jalur penyelesaiannya melalui Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI),” kata kiper berkepala plontos itu.
Ia juga mengaku sampai sekarang tak tahu mengapa dipecat dari PSMS ISL. “Apakah karena saya ngomong di media? Padahal selama ini saya bukan minta gaji, hanya pinjaman ke manajemen untuk menyambung hidup. Kalau niat saja jelek, bisa saja pas lawan Deltras (Partai tandang) keluar atau lari malam. Saya ini kan cari kerja dari bola,” ungkap Markus lagi. (saz)