25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Real Final

Manchester City vs Manchester United

DINI HARI nanti akan menjadi saat paling krusial bagi dua tim yang kini berebut menjadi pemuncak klasemen Premier League, Manchester United dan Manchester City. Betapa tidak, ketika laga musim ini hanya menyisakan tiga laga lagi, kedua tim ini justru harus saling bentrok di Ettihad Stadium. Siapa pun yang menjadi pemenang pertandingan ini, maka peluang untuk menjadi pemuncak klasemen di akhir kompetisi menjadi sangat terbuka.

Itu bisa terjadi karena margin poin di antara keduanya hanya berselisih tiga angka. The Red Devils yang berada di puncak klasemen memiliki poin 83, sementara pesaingnya The Citizens baru mengumpulkan 80 angka. Hanya saja selisih gol yang dimiliki Aguero dkk (87-27) lebih baik dari pada milik Rooney dkk (86-32).

Artinya, jika mampu membawa timnya mengalahkan United, maka Roberto Mancini berpeluang mengantarakan The Citizens meraih gelarnya yang ketiga, setelah sebelumnya tim ini dua kali memenanginya, masing-masing pada tahun 1937 dan 1968.

Namun, jika hanya meraih hasi imbang, apalagi sampai kalah maka Mancio (panggilan akrab Roberto Mancini) harus mengucapkan kata selamat tinggal pada tropi Premier League musim ini.

Memang, sungguh teras njomplang jika membandingkan raihan tropi milik city dan milik The Red Devils yang sejauh ini telah mengumpulkan 19 tropi (terbanyak sepanang sejarah Liga Inggris).

Pada pertemuan pertama di musim ini yang berlangsung di Old Trafford, anak asuh Sir Alex Feruson dipermalukan dengan skor 1-6. Dan itu merupakan rekor kekalahan terbesar yang dialami United atas City, setelah sebelumnya pada tahun 1926 tim Biru Langit itu juga mempermalukan United, juga dengan skor yang sama.

Terlepas dari faktor sejarah pertemuan yang menyelimuti kedua tim, perlu diingat bahwa pada dua pertandingan tersisa setelah laga ini dituntaskan, The Citizens hanya menghadapi dua tim yang di atas kertas dapat dibekuk yakni Newcastle (6/5) dan QPR (13/5).
Benar jika saat Newcastle berada dalam kelompok empat besar klasemen sementara Premier League, namun jangan lupakan jika klub berjuluk The Magpies ini kerap mati gaya setiap kali berhadapan dengan The Citizens. Kali terakhir tim ini mengalahkan The Citizens adalah pada 24 September 2005. Saat itu Magpies yang bertindak sebagai tuan rumah menang 1-0 atas City. Dan itu sudah terjadi tujuh tahun lalu.

Bagaimana dengan United? Tim yang sedang berupaya mengejar tropi ke-20 itu akan menjamu Swansea (5/5) dan bertandang ke markas Sunderland, sepekan berselang (13/5). Ini masalahnya, The Black Cat (julukan Sunderland) meski dalam sepuluh tahun terakhir tak pernah berada di kelompok empat besar, namun tim ini kerap memeri kesulitan bagi United. Buktinya, pada pertemuan musim lalu di Stadium of Light (markas Sunderland), tim tuan rumah mampu memaksakan hasil imbang atas United.

“Jika City menang mereka mungkin berpeluang untuk memenangi gelar juara dari sana. Meskipun mereka harus melawat ke Newcastle, saya pikir mereka tetap memiliki peluang yang besar,” jelas Fergie. “Jika kami yang menang, maka kami akan jadi favorit kuat. Bahkan dengan hasil imbang pun kami tetap favorit untuk memenanginya (tropi Premier League).  Itu tak diragukan lagi. Dua laga terakhir, satu bermain di kandang. Yang pasti, kami tidak akan datang ke City hanya untuk kalah,” tandasnya.

Seakan tak ingin kalah gertak, pelatih Manchester City Roberto Mancini mengatakan bahwa akan sangat membanggakan bila mampu mengantarkan City menjadi juara musim ini.

“Peluang itu (menjadi juara) kini kembali terbuka. Dan itu harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Tak boleh ada kesalahan pada pertandingan nanti, karena itu akan membuat semuanya menjadi sia-sia,” bilang Mancio. Jadi, menurut anda siapa yang akan menjadi pemenang pertandingan ini? (*)

Manchester City vs Manchester United

DINI HARI nanti akan menjadi saat paling krusial bagi dua tim yang kini berebut menjadi pemuncak klasemen Premier League, Manchester United dan Manchester City. Betapa tidak, ketika laga musim ini hanya menyisakan tiga laga lagi, kedua tim ini justru harus saling bentrok di Ettihad Stadium. Siapa pun yang menjadi pemenang pertandingan ini, maka peluang untuk menjadi pemuncak klasemen di akhir kompetisi menjadi sangat terbuka.

Itu bisa terjadi karena margin poin di antara keduanya hanya berselisih tiga angka. The Red Devils yang berada di puncak klasemen memiliki poin 83, sementara pesaingnya The Citizens baru mengumpulkan 80 angka. Hanya saja selisih gol yang dimiliki Aguero dkk (87-27) lebih baik dari pada milik Rooney dkk (86-32).

Artinya, jika mampu membawa timnya mengalahkan United, maka Roberto Mancini berpeluang mengantarakan The Citizens meraih gelarnya yang ketiga, setelah sebelumnya tim ini dua kali memenanginya, masing-masing pada tahun 1937 dan 1968.

Namun, jika hanya meraih hasi imbang, apalagi sampai kalah maka Mancio (panggilan akrab Roberto Mancini) harus mengucapkan kata selamat tinggal pada tropi Premier League musim ini.

Memang, sungguh teras njomplang jika membandingkan raihan tropi milik city dan milik The Red Devils yang sejauh ini telah mengumpulkan 19 tropi (terbanyak sepanang sejarah Liga Inggris).

Pada pertemuan pertama di musim ini yang berlangsung di Old Trafford, anak asuh Sir Alex Feruson dipermalukan dengan skor 1-6. Dan itu merupakan rekor kekalahan terbesar yang dialami United atas City, setelah sebelumnya pada tahun 1926 tim Biru Langit itu juga mempermalukan United, juga dengan skor yang sama.

Terlepas dari faktor sejarah pertemuan yang menyelimuti kedua tim, perlu diingat bahwa pada dua pertandingan tersisa setelah laga ini dituntaskan, The Citizens hanya menghadapi dua tim yang di atas kertas dapat dibekuk yakni Newcastle (6/5) dan QPR (13/5).
Benar jika saat Newcastle berada dalam kelompok empat besar klasemen sementara Premier League, namun jangan lupakan jika klub berjuluk The Magpies ini kerap mati gaya setiap kali berhadapan dengan The Citizens. Kali terakhir tim ini mengalahkan The Citizens adalah pada 24 September 2005. Saat itu Magpies yang bertindak sebagai tuan rumah menang 1-0 atas City. Dan itu sudah terjadi tujuh tahun lalu.

Bagaimana dengan United? Tim yang sedang berupaya mengejar tropi ke-20 itu akan menjamu Swansea (5/5) dan bertandang ke markas Sunderland, sepekan berselang (13/5). Ini masalahnya, The Black Cat (julukan Sunderland) meski dalam sepuluh tahun terakhir tak pernah berada di kelompok empat besar, namun tim ini kerap memeri kesulitan bagi United. Buktinya, pada pertemuan musim lalu di Stadium of Light (markas Sunderland), tim tuan rumah mampu memaksakan hasil imbang atas United.

“Jika City menang mereka mungkin berpeluang untuk memenangi gelar juara dari sana. Meskipun mereka harus melawat ke Newcastle, saya pikir mereka tetap memiliki peluang yang besar,” jelas Fergie. “Jika kami yang menang, maka kami akan jadi favorit kuat. Bahkan dengan hasil imbang pun kami tetap favorit untuk memenanginya (tropi Premier League).  Itu tak diragukan lagi. Dua laga terakhir, satu bermain di kandang. Yang pasti, kami tidak akan datang ke City hanya untuk kalah,” tandasnya.

Seakan tak ingin kalah gertak, pelatih Manchester City Roberto Mancini mengatakan bahwa akan sangat membanggakan bila mampu mengantarkan City menjadi juara musim ini.

“Peluang itu (menjadi juara) kini kembali terbuka. Dan itu harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Tak boleh ada kesalahan pada pertandingan nanti, karena itu akan membuat semuanya menjadi sia-sia,” bilang Mancio. Jadi, menurut anda siapa yang akan menjadi pemenang pertandingan ini? (*)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

Terpopuler

Artikel Terbaru

/