26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sering Delay, Kemenag Sebut Garuda Gagal

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Dosa Garuda Indonesia dalam penerbangan haji 2024, sudah di atas batas toleransi Kemenag. Bahkan saat masa penerbangan haji baru sebelas hari berjalan Kemenag sudah menyatakan manajemen Garuda Indonesia Gagal.

Sikap tegas Kemenag itu disampaikan Anna Hasbie di Jakarta, kemarin (22/5). Dia merinci, setidaknya ada tiga masalah besar yang terjadi pada maskapai pelat merah tersebut. Kasus pertama yang menjadi perhatian publik adalah, terbakarnya mesin pesawat pengangkut jamaah kloter 5 Embarkasi Makassar.

Meskipun pesawat dapat kembali mendarat di Makassar (return to base) dengan selamat, kasus tersebut jadi catatan. Pasalnya jamaah kloter berikutnya terganggu jadwalnya. Bahkan ada satu kloter yang harus diberangkatkan dalam dua gelombang, karena pesawat pengganti berukuran kecil.

Masalah berikutnya adalah seringnya kasus delay atau penundaan jadwal penerbangan. Dari 80 penerbangan haji Garuda, ada 38 kasus keterlambatan. “Bahkan ada yang terlambat 3 jam 50 menit,” katanya.

Ketika ditotal, keterlambatan Garuda mencapai 32 jam 24 menit. Secara akumulasi tingkat keterlambatan jadwal penerbangan haji Garuda 47,5 persen.

Rapor merah Garuda berikutnya adalah banyaknya kasus jamaah pecah kloter. “Maksudnya jamaah yang sedianya satu kloter, tidak bisa berangkat bersama,” katanya.

Idealnya ketika sudah satu kloter, otomatis diterbangkan dalam satu pesawat atau satu penerbangan.

Anna mengatakan, semula Garuda menyebut, kasus pecah kloter hanya terjadi satu kali. Tapi ternyata sudah ada empat kasus pecah kloter. Kasus pecah kloter ini tentu membuat tidak nyaman jamaah. Selain itu juga memperumit layanan berikutnya. Seperti penyediaan bus ketika tiba di Saudi, sampai dengan penyiapan kamar hotel dan katering.

Dia menuturkan, potensi masalah dalam penerbangan Garuda itu berpotensi bakal bertambah. Jika tidak dilakukan mitigasi sejak dini. Pasalnya misi penerbangan haji masih berlangsung sampai 10 Juni mendatang.

Persoalan sepele yang seharusnya tidak boleh terjadi, adalah tas dan kursi roda jamaah tertinggal. Kasus ini dialami oleh Kloter 28 Embarkasi Solo. Total sebanyak 11 kursi roda dan 120 koper kabin milik jamaah tertinggal di tanah air. “Petugas dan jamaah sempat mencari-cari,” katanya. Akhirnya tas dan kursi roda yang tertinggal itu, dititipkan di kloter 33 embarkasi Solo.

Anna mengatakan Kemenag sejatinya sudah melayangkan surat teguran tertulis kepada Garuda pada 16 Mei lalu. Tetapi sampai saat ini, belum ada perbaikan pelayanan yang signifikan. “Garuda harus segera melakukan perbaikan ke depan,” kata dia.

Di bagian lain, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra enggan berkomentar lebih jauh mengenai komplain yang disampaikan pihak Kemenag. “Nggak ada tanggapan,” ujar Irfan, singkat.

Garuda Indonesia sebelumnya telah menyampaikan langkah mitigasi menghadapi kendala terakhir soal keberangkatan Jamaah Kloter 5 Embarkasi Makassar yang sempat tertunda. Garuda Indonesia menegaskan bahwa langkah mitigasi operasional yang dilakukan adalah mempersiapkan alokasi pesawat back up guna memastikan keberangkatan calon jamaah haji selanjutnya berjalan sesuai jadwal yang telah direncanakan. (wan/agf/jpg/man/adz)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Dosa Garuda Indonesia dalam penerbangan haji 2024, sudah di atas batas toleransi Kemenag. Bahkan saat masa penerbangan haji baru sebelas hari berjalan Kemenag sudah menyatakan manajemen Garuda Indonesia Gagal.

Sikap tegas Kemenag itu disampaikan Anna Hasbie di Jakarta, kemarin (22/5). Dia merinci, setidaknya ada tiga masalah besar yang terjadi pada maskapai pelat merah tersebut. Kasus pertama yang menjadi perhatian publik adalah, terbakarnya mesin pesawat pengangkut jamaah kloter 5 Embarkasi Makassar.

Meskipun pesawat dapat kembali mendarat di Makassar (return to base) dengan selamat, kasus tersebut jadi catatan. Pasalnya jamaah kloter berikutnya terganggu jadwalnya. Bahkan ada satu kloter yang harus diberangkatkan dalam dua gelombang, karena pesawat pengganti berukuran kecil.

Masalah berikutnya adalah seringnya kasus delay atau penundaan jadwal penerbangan. Dari 80 penerbangan haji Garuda, ada 38 kasus keterlambatan. “Bahkan ada yang terlambat 3 jam 50 menit,” katanya.

Ketika ditotal, keterlambatan Garuda mencapai 32 jam 24 menit. Secara akumulasi tingkat keterlambatan jadwal penerbangan haji Garuda 47,5 persen.

Rapor merah Garuda berikutnya adalah banyaknya kasus jamaah pecah kloter. “Maksudnya jamaah yang sedianya satu kloter, tidak bisa berangkat bersama,” katanya.

Idealnya ketika sudah satu kloter, otomatis diterbangkan dalam satu pesawat atau satu penerbangan.

Anna mengatakan, semula Garuda menyebut, kasus pecah kloter hanya terjadi satu kali. Tapi ternyata sudah ada empat kasus pecah kloter. Kasus pecah kloter ini tentu membuat tidak nyaman jamaah. Selain itu juga memperumit layanan berikutnya. Seperti penyediaan bus ketika tiba di Saudi, sampai dengan penyiapan kamar hotel dan katering.

Dia menuturkan, potensi masalah dalam penerbangan Garuda itu berpotensi bakal bertambah. Jika tidak dilakukan mitigasi sejak dini. Pasalnya misi penerbangan haji masih berlangsung sampai 10 Juni mendatang.

Persoalan sepele yang seharusnya tidak boleh terjadi, adalah tas dan kursi roda jamaah tertinggal. Kasus ini dialami oleh Kloter 28 Embarkasi Solo. Total sebanyak 11 kursi roda dan 120 koper kabin milik jamaah tertinggal di tanah air. “Petugas dan jamaah sempat mencari-cari,” katanya. Akhirnya tas dan kursi roda yang tertinggal itu, dititipkan di kloter 33 embarkasi Solo.

Anna mengatakan Kemenag sejatinya sudah melayangkan surat teguran tertulis kepada Garuda pada 16 Mei lalu. Tetapi sampai saat ini, belum ada perbaikan pelayanan yang signifikan. “Garuda harus segera melakukan perbaikan ke depan,” kata dia.

Di bagian lain, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra enggan berkomentar lebih jauh mengenai komplain yang disampaikan pihak Kemenag. “Nggak ada tanggapan,” ujar Irfan, singkat.

Garuda Indonesia sebelumnya telah menyampaikan langkah mitigasi menghadapi kendala terakhir soal keberangkatan Jamaah Kloter 5 Embarkasi Makassar yang sempat tertunda. Garuda Indonesia menegaskan bahwa langkah mitigasi operasional yang dilakukan adalah mempersiapkan alokasi pesawat back up guna memastikan keberangkatan calon jamaah haji selanjutnya berjalan sesuai jadwal yang telah direncanakan. (wan/agf/jpg/man/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/