MEDAN- Guna memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat Medan dan Deliserdang, investor Belanda menyiapkan Rp140 miliar untuk pembangunan instalasi pengolahan air (IPA) dengan kapasitas 1.200 liter/detik di Sei Ular.
Presiden Komisaris Water Fund Holland (WFH) Berth Jansen mengatakan sejak 2005 mereka sudah melihat kebutuhan masyarakat akan air bersih yang cukup besar. Karena itu pihaknya tertarik untuk berinvestasi dalam pembangunan IPA di Sei Ular.
“Anggaran yang disediakan Rp140 miliar untuk pembangunan IPA berkapasitas 1.200 liter/detik,” kata Berth dalam audiensi antara PT Tirta Sumut, WFH dengan pejabat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut dan Dirut PDAM Tirtanadi Azzam Rizal di ruang Melati Lantai 9, Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro, Medan, Rabu (2/5).
Dia menjamin dengan kerja sama tersebut pembangunan IPA di Sei Ular akan cepat selesai. Sehingga masyarakat Medan dan Deliserdang akan mendapatkan manfaat yang cukup besar seperti kapasitas air yang cepat, serta akan menjadi asset daerah dalam kurun waktu beberapa tahun.
Namun menurut Bert semua itu tergantung kebijakan yang dibangun antara Pemprov Sumut dengan Pemkab Deliserdang. Jika disepakati pihaknya akan menjual 1.200 liter/detik ke PDAM Tirtanadi untuk memasarkannya.
Direktur PT Tirta Sumut Abdi Sucipto dalam paparannya menjelaskan IPA Sei Ular dibangun untuk kebutuhan 2.800 rumah tangga di Medan dan beberapa kecamatan di Deliserdang seperti Batangkuis, Lubukpakam dan Tembung. Dengan bantuan hibah dari Belanda diharapkan bisa selesaidalam 6 bulan.
Abdi memberikan dua alternatif pembiayaan dan investasi dalam pembangunannya. Namun ditegaskannya alternatif kedua yaitu 100 persen investasi dilakukan pihak swasta dalam pembangunan IPA dan 75 persen pemerintah pusat untuk transmisi dan pemerintah daerah 25 persen menjadi pilihan yang paling tepat. Karena prosesnya lebih cepat dan konsepnya sederhana, mengingat hanya melibatkan investor swasta dengan PDAM.
Sedangkan alternatif pertama harus melalui kerjasama antarnegara yaitu pemerintah pusat dan Belanda. Sehingga implementasinya bisa memakan waktu selama dua tahun. Apalagi saat ini Belanda sedang mengalami krisis ekonomi serta pergantian menteri keuangan.
“Jadi kita tidak tahu bagaimana kebijakan ke depannya. Sedangkan alternatif kedua lebih sederhana,” ujarnya. Jika disepakati alternatif kedua yang menjadi pilihan, maka yang diharapkan segera dilakukan komitmen Pemprov Sumut dan Pemkab Deliserdang dalam menindaklanjuti usulan ke pemerintah pusat. Sebab dibutuhkan subsidi untuk pembangunan pipa transmisi sepanjang 32 kilometer dari IPA Sei Ular ke PDAM.
Sekretaris Daerah Provinsi Sumut Nurdin Lubis menyatakan sepakat dengan rencana pembangunan IPA Sei Ular tersebut. Segera akan dibuat kesepakatan bersama antar pemerintah daerah untuk memenuhi persyaratannya.
Namun ditegaskannya kembali untuk menuju ke tahap selanjutnya dibutuhkan pertemuan-pertemnuan yang lebih mendalam membahasnya dengan menghadirkan beberapa pihak yang terkait langsung.
“Nanti akan kami undang langsung mewakili Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Pemkab Deliserdang dalam pertemuan berikutnya,” kata Nurdin. (ari)