26 C
Medan
Monday, September 30, 2024

Prestasi = Trofi

Chelsea vs Liverpool

LONDON – Chelsea dan Liverpool memiliki kesamaan musim ini. Yakni, sama-sama terseok-seok di liga domestik alias Premier League dan kemungkinan besar terlempar dari big four. Tapi, mereka akan terhindar dari musim buruk seiring sukses menembus final di dua ajang berbeda lainnya.

Liverpool bahkan telah mengamankan satu trofi setelah mengangkat Piala Carling dua bulan lalu (26/2). Alhasil, double winners bakal disematkan kepada  klub berjuluk The Reds atau si Merah tersebut apabila mampu menaklukkan Chelsea dalam final Piala FA di Stadion Wembley malam nanti.
Chelsea pun tak mau kalah. The Blues atau si Biru -sebutan Chelsea- butuh gelar Piala FA sebagai injeksi motivasi dalam memburu ajang lebih bergengsi, yakni final Liga Champions kontra Bayern Munchen di Allianz Arena (19/5).

Sejarah Piala FA mencatat, si Merah unggul kuantitas perihal jumlah penampilan di final (13 kali banding 10 kali) maupun koleksi gelar (7 gelar banding 6 gelar). Tapi, pretasi si Biru terkini jelas lebih baik seiring final tahun ini merupakan capaian keempat dalam enam edisi terakhir.

Namun, catatan pertemuan belakangan ini lebih berpihak kepada si Merah. Tim besutan Kenny Dalglish itu menang terus dalam empat duel terakhir, termasuk victory terakhir (2-0) di putaran kelima Piala Carling di kandang Chelsea. Wasit kala itu, Phil Dowd, juga yang ditugasi memimpin final malam nanti.

Skipper Liverpool Steven Gerrard pun begitu percaya diri timnya akan kembali meraih sukses kedua di Wembley musim ini. “Kami sudah dua kali tampil di sana (selain final Piala Carling juga semifinal Piala FA, Red) dan mampu mengontrol ketegangan,” ungkapnya kepada Liverpool Echo.
Stevie G -sapaan akrab Gerrard- tidak memungkiri apabila sukses menyandingkan Piala Carling dan Piala FA adalah kompensasi ideal raihan jeblok di liga. “Orang mungkin menyebut kami telah menjalani musim buruk karena gagal di liga. Tapi, kami bisa bilang  “Kami memenangi dua trofi musim ini”. Bagaimanapun, prestasi adalah trofi,” tuturnya.

Argumen senada datang dari kubu Chelsea, khususnya dari pelatih interim Roberto Di Matteo. Di Matteo mengisyaratkan apabila Chelsea sudah saatnya melupakan liga dan mengalihkan fokus terhadap dua final yang akan dihadapi.     “Piala FA adalah even besar. Kami akan memberikan segenap kemampuan terbaik,” kata Di Matteo. (dns/jpnn)

Chelsea vs Liverpool

LONDON – Chelsea dan Liverpool memiliki kesamaan musim ini. Yakni, sama-sama terseok-seok di liga domestik alias Premier League dan kemungkinan besar terlempar dari big four. Tapi, mereka akan terhindar dari musim buruk seiring sukses menembus final di dua ajang berbeda lainnya.

Liverpool bahkan telah mengamankan satu trofi setelah mengangkat Piala Carling dua bulan lalu (26/2). Alhasil, double winners bakal disematkan kepada  klub berjuluk The Reds atau si Merah tersebut apabila mampu menaklukkan Chelsea dalam final Piala FA di Stadion Wembley malam nanti.
Chelsea pun tak mau kalah. The Blues atau si Biru -sebutan Chelsea- butuh gelar Piala FA sebagai injeksi motivasi dalam memburu ajang lebih bergengsi, yakni final Liga Champions kontra Bayern Munchen di Allianz Arena (19/5).

Sejarah Piala FA mencatat, si Merah unggul kuantitas perihal jumlah penampilan di final (13 kali banding 10 kali) maupun koleksi gelar (7 gelar banding 6 gelar). Tapi, pretasi si Biru terkini jelas lebih baik seiring final tahun ini merupakan capaian keempat dalam enam edisi terakhir.

Namun, catatan pertemuan belakangan ini lebih berpihak kepada si Merah. Tim besutan Kenny Dalglish itu menang terus dalam empat duel terakhir, termasuk victory terakhir (2-0) di putaran kelima Piala Carling di kandang Chelsea. Wasit kala itu, Phil Dowd, juga yang ditugasi memimpin final malam nanti.

Skipper Liverpool Steven Gerrard pun begitu percaya diri timnya akan kembali meraih sukses kedua di Wembley musim ini. “Kami sudah dua kali tampil di sana (selain final Piala Carling juga semifinal Piala FA, Red) dan mampu mengontrol ketegangan,” ungkapnya kepada Liverpool Echo.
Stevie G -sapaan akrab Gerrard- tidak memungkiri apabila sukses menyandingkan Piala Carling dan Piala FA adalah kompensasi ideal raihan jeblok di liga. “Orang mungkin menyebut kami telah menjalani musim buruk karena gagal di liga. Tapi, kami bisa bilang  “Kami memenangi dua trofi musim ini”. Bagaimanapun, prestasi adalah trofi,” tuturnya.

Argumen senada datang dari kubu Chelsea, khususnya dari pelatih interim Roberto Di Matteo. Di Matteo mengisyaratkan apabila Chelsea sudah saatnya melupakan liga dan mengalihkan fokus terhadap dua final yang akan dihadapi.     “Piala FA adalah even besar. Kami akan memberikan segenap kemampuan terbaik,” kata Di Matteo. (dns/jpnn)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

Terpopuler

Artikel Terbaru

/