Peringatan Hari Raya Waisak
MEDAN- Bagi umat Budha, perayaan Waisak memang sangat berkesan di mana Waisak diperingati setiap tahun sekali. Apalagi, ajaran Budha akan selalu berada dihati umatnya.
“Waisak itu merupakan tiga peristiwa penting yakni Kelahiran Sidarta Gautama, Mencapai Penerangan Kesempuranaan dan Maha Parinibana (wafatnya Sang Budha). Walaupun sang Budha wafat, ajarannya tetap hidup di hati umatnya,” kata Biksu (Sangah) YM Ven di Vihara Borobudur, Sabtu (5/5) malam.
Dia menyebutkan, Waisak tahun 2012, Vihara Borobudor mengadakan Perayaan Waisak 2556 B.E tahun 2012 selama tiga hari berturut-turut dari tanggal 4 sampai 6 Mei 2012. Diantaranya, Ta Pei She Cout Shang Kung, Pa She Pa Fo Hung Ming Pau Chan Bab I dan Bab II dan Pa She Pa Fo.
Selanjutnya, pada Sabtu 5 Mei, Cing Kang Pau Chan Bab I + Shang Kang, Cing Kang Pau Chan Bab II, Cing Kang Pau Chan Bab III dan Puja Bakti Theravada + Dhamma Desanu + Prosesi Lilin.
Di hari terakhir, Minggu 6 Mei 2012, diisi dengan kegiatan San Pa U I Pai, Shang Kung + Ifo, Wisudhi Trisarana, Cing Kang Cing, Phu Men Phing + Hui Sang.
“Yang paling berkesan ajaran Budha sehubungan dengan Perayaan Waisak ini yakni 3 langkah sejati sujud dan Pemandian Rupang Budha,” sebutnya.
Tambah YM Ven, puncaknya Minggu (6/5) pukul 11.00 WIB dengan hadirnya ribuan umat Budha yang melaksanakan ibadah di vihara sejak pagi, siang, sore dan malam. “Vihara bisa menampung ribuan umat Budha tapi bergantian masuknya. Kalau malam ini sekitar 800 lebih yang keluar masuk beribadah,” jelasnya.
Dijelaskannya, salah satu rangkaian acara Waisak nanti adalah Visudhi Trisarana (menyatakan berlindung pada Buddha, Dhamma dan Sangah), dan Visudhi Upasaka/Upasika (pengambilan lima sila). Pada Waisak ini, pemasangan pelita tiga hari berturut-turut bertujuan mengajak umat Budha agar senantiasa mawas diri dan berada di jalan yang benar dengan Dhamma sebagai pelita dan sumber penerangan. Maka dengan begitu, segala berkah kebaikan, kedamaian dan kebahagiaan akan menyertai kita semua dan juga mendoakan keselamatan dan kemakmuran bagi bangsa dan negara agar terbebas dari segala musibah dan bencana,” pungkasnya.
Sedangkan di Vihara Maitreya di kompleks Cemara Asri Medan, juga menyediakan 10 ribuan lilin untuk semua umatnya yang hadir. Dan 3 ribuan lentera untuk para umat Budha yang hadir. “Kalau di vihara kita, perayaan puncak akan diselenggarakan pada Sabtu malam (5/5). Bukan besok perayaan tersebut,” ujar Ketua Panitia Vihara Maitreya, Mita.
Selain prosesi lilin, salah satu hal wajib yang dilakukan pada perayaan Waisak ini adalah pembacaan kitab Varita. “Pembacaan kitab suci ini memiliki tujuan untuk pemujaan pada sang Budha, karena sang Budha rela melepaskan kehidupan duniawi untuk menyelamatkan umat,” ungkap Mita.
Hal lain adalah pelepasan lentera, yang melambangkan pelepasan semua beban dalam hidup. “Tidak dipungkiri bahwa hidup selalu ada cobaan. Dengan membakar lentera ini akan mengangkat semua beban dalam hidup,” tambah Mita.
Sementara itu, umat Buddha di Cani Borobudur juga merayakan hari raya Waisak 2566 BE/ 2012, hari ini. Detik-detik perayaan Tri Suci Waisak dipusatkan di Candi Borobudur dan Candi Mendut, Jawa Tengah, pagi ini pukul 10.34.49 WIB.
Ritual yang akan berlangsung hingga malam hari itu akan diwarnai dengan pelepasan ribuan lampion ke udara.
Sementara perayaan Waisak secara nasional (Dharmasanti Waisak) 2556 BE/2012 direncanakan dihelat di Pekan Raya Jakarta, 16 Mei mendatang. Antara lain akan mengundang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Acara silaturahmi itu juga akan menyuguhkan drama musical.
Undangan sudah disampaikan langsung Ketua Umum DPP Perwalian Umat Buddha Indonesia (Walubi) sekaligus Ketua Umum Panitia Waisak Nasional Indonesia 2556 BE/2012 Siti Hartati Murdaya di Kantor Presiden. (jon/ram/jpnn)