26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Setelah Malaysia, Giliran Brunei Pesan Panser Buatan Pindad

JAKARTA-Industri BUMN bidang alat utama sistem persenjataan (alutsista) makin moncer. PT Pindad misalnya, produknya terus diminati negara lain. Saat ini, BUMN yang berpusat di Bandung itu sedang bekerja keras menyelesaikan panser pesanan Malaysia.

“Selain Malaysia, Brunei juga akan memesan untuk angakatan daratnya,” ujar Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigjen Hartind Asrin kemarin.

Malaysia memesan 32 panser untuk angkut personel dan panser medis. Kisaran harga panser Pindad adalah USD 1 juta hingga USD 1,5 juta. Panser produksi anak bangsa ini sejak bulan April 2010 lalu sudah digunakan untuk mengawal misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon. Jumlah panser yang digunakan untuk misi TNI Kontingen Garuda XXIII-D/UNIFIL itu mencapai 13 unit.

Menurut Hartind, Brunei dan Malaysia tertarik dengan panser Pindad karena mutunya memang unggul. “Kecepatannya misalnya bisa lebih 60 km per  jam, ideal untuk patroli darat,” kata alumni Akabri 1983 ini. Pindad juga masih mengerjakan pesanan panser Anoa dari TNI AD sebanyak 100 buah. Targetnya akhir tahun ini, semua unit sudah jadi dan bisa digunakan untuk operasi.

“Kepercayaan negara lain itu membuktikan kualitas teknisi dan ahli teknik Indonesia sudah level internasional,” katanya.
Secara terpisah, Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pertahanan dan Strategi Indonesia Rizal Darmaputera menilai Pindad sudah banyak berbenah. “Manajemennya semakin bagus ,” katanya. (nw/jpnn)

JAKARTA-Industri BUMN bidang alat utama sistem persenjataan (alutsista) makin moncer. PT Pindad misalnya, produknya terus diminati negara lain. Saat ini, BUMN yang berpusat di Bandung itu sedang bekerja keras menyelesaikan panser pesanan Malaysia.

“Selain Malaysia, Brunei juga akan memesan untuk angakatan daratnya,” ujar Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigjen Hartind Asrin kemarin.

Malaysia memesan 32 panser untuk angkut personel dan panser medis. Kisaran harga panser Pindad adalah USD 1 juta hingga USD 1,5 juta. Panser produksi anak bangsa ini sejak bulan April 2010 lalu sudah digunakan untuk mengawal misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon. Jumlah panser yang digunakan untuk misi TNI Kontingen Garuda XXIII-D/UNIFIL itu mencapai 13 unit.

Menurut Hartind, Brunei dan Malaysia tertarik dengan panser Pindad karena mutunya memang unggul. “Kecepatannya misalnya bisa lebih 60 km per  jam, ideal untuk patroli darat,” kata alumni Akabri 1983 ini. Pindad juga masih mengerjakan pesanan panser Anoa dari TNI AD sebanyak 100 buah. Targetnya akhir tahun ini, semua unit sudah jadi dan bisa digunakan untuk operasi.

“Kepercayaan negara lain itu membuktikan kualitas teknisi dan ahli teknik Indonesia sudah level internasional,” katanya.
Secara terpisah, Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pertahanan dan Strategi Indonesia Rizal Darmaputera menilai Pindad sudah banyak berbenah. “Manajemennya semakin bagus ,” katanya. (nw/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/