25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Tercium Bau Bangkai dari Masjid Babushalihin

GEMPA kecil kembali mengguncang Dataran Tinggi Gayo, di Desa Blang Mancung Kecamatan Ketol, tepatnya di sekitar Masjid Babushalihin. Meski hanya berlansung sekitar 4 detik, namun sempat membuat panik beberapa warga. Sebelum gempa kemarin terjadi, salah seorang korban gempa, Tarzan alias Puyeng, tengah menggali puing-puing Masjid Babushalihin belum dibersihkan secara total.

MEMASAK: Pengungsi memasak   tenda pengungsi  Ketol, Aceh Tengah, Jumat (5/7), sembari menunggu logistik bantuan pemerintah.//AMINOER RASYID/SUMUT POS
MEMASAK: Pengungsi memasak di tenda pengungsi di Ketol, Aceh Tengah, Jumat (5/7), sembari menunggu logistik bantuan pemerintah.//AMINOER RASYID/SUMUT POS

Lelaki 58 tahun itu merasa curiga di bawah reruntuhan Masjid berusia 7 tahun itu, masih terdapat jasad korban dievakuasi. Pasalnya, aroma bangkai kerap terasa ketika angin berhembus. Selain itu, menurut cerita salah beberapa saksi, sebelum gempa meluluh-lantakkan masjid, ada seseorang tidur di dalam Masjid.

Ayah tiga anak ini tidak merasa takut meski ia merangkak ke beberapa bagian masjid dapat dimasuki. Usai keluar dari bawah reruntuhan, rambut dikepalanya mulai beruban, masih terlihat sisa debu.

“Memang ada yang bilang sebelum gempa terjadi, ada seseorang datang untuk Shalat sekitar jam 1 siang. Mungkin ia ingin istirahat setelah shalat, lalu tidur-tiduran,” kata Puyeng, diantara puing-puing.

“Saya semakin curiga saja, saat masuk kedalam reruntuhan mencium bau bangkai,” tukas Puyeng. Puyeng sendiri adalah salah seorang korban gempa 6,2 SR dan tempat tinggal Puyeng telah rata dengan tanah. Selain Puyeng, Wartawan Koran ini yang mengamati lokasi juga kadangkala menghirup aroma bangkai.

Tak hanya itu, salah seorang warga Takengon, Aman Liska (40), sengaja datang ke lokasi itu juga mengaku mencium aroma yang sama. “Iya, memang kadang-kadang ada aroma bangkai. Bisa jadi memang masih ada korban belum diambil. Tadi saya ada juga tanya-tanya sama anak-anak disini, kata mereka sebelum gempa ada seorang bapak yang tidur,” kata Aman Liska.

Memang, sejak runtuh dan telah diketahui lima orang bocah tewas ditimpa bangunan berlantai tiga ini, Masjid ini belum sepenuhnya digali dan dibersihkan. Sebagian besar sisa lantai tiga bangunan masih kokoh dan merapat dengan tanah. Beberapa tiang juga terlihat tumbang dan menimpa Sajadah.

“Sayang bila memang masih ada jenajah yang belum diambil walaupun dia (korban) bukan orang disini,” sahut Puyeng.

Dari pantauan wartawan grup koran ini, ratusan warga bergantian mendatangi lokasi ini, dan terlihat hanya melihat-lihat. Tidak sedikit yang mengabadikan bangunan Masjid Babushalihin yang runtuh melalui kamera dan handphone. Satu buah tenda besar yang merupakan dapur umum juga berdiri didekat bekas Masjid Babushalihin yang ditangani oleh personil TNI. Selain itu sebuah tenda juga tersedia yang diperuntukkan untuk tempat istirahat. Diatas puing-puing, juga masih tertinggal dua buah kotak amal milik Masjid Babushalihin.
Sementara itu, kondisi masyarakat korban gempa yang mengguncang dua kabupaten di Aceh perlahan mulai tenang. Meski suasana masih serba darurat, aliran logistik kepada para pengungsi memasuki hari kelima mulai lancar. Ribuan anggota TNI, Polri, dan satgas penanganan bencana dari berbagai instansi dikerahkan untuk menangani pengungsi.

Badan Nasional Penanggulangan bencana (BNPB) merilis jumlah korban tewas hingga hari kelima mencapai 36 orang dan delapan lainnya masih dinyatakan hilang. Kemudian, dari 275 korban luka, 63 orang di antaranya masih harus dirawat di RS karena luka berat. Selebihnya menjalani rawat jalan.

Jumlah pengungsi yang terdata mencapai 16.123 orang. Sedangkan, rumah yang rusak mencapai 14.647 unit baik rusak berat, sedang, maupun ringan. Jumlah itu belum termasuk 563 unit fasilitas umum yang juga ikut rusak. Seperti masjid, poliklinik, sekolah, maupun kantor pemerintah.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, pihaknya telah mengerahkan ribuan petugas dan relawan untuk membantu penanganan para korban gempa. “TNI menerjunkan 802 pasukan, sedangkan Polri mengirim 676 personelnya,” terang Sutopo kemarin. Mereka bekerja bersama ratusan petugas lain dari BNPB, BPBD, Basarnas, PMI, Tagana, RAPI, SKPD, dan sejumlah relawan.
Selain menangani pengungsi, mereka juga mencari korban yang hilang dan membantu perawatan para korban luka. Alumnus UGM itu juga mengatakan jika seluruh bantuan telah sampai di Lhokseumawe kemarin pagi dan langsung didistribusikan sesuai kebutuhan di Kabupaten Bener Meriah maupun Aceh Tengah.

Sementara itu, gempa lain yang berkekuatan cukup besar kemarin terjadi di provinsi Sumatera Barat pada pukul 12.05.06. BMKG melaporkan gempa berkekuatan 6,1 SR itu berpusat di perairan sumatera Barat, tepanya 149 kilometer sebelah tenggara kepulauan Mentawai di kedalaman 36 kilometer. “Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami,” ucap Sutopo.

Selama hampir tiga bulan terakhir, hampir seluruh kawasan di Indonesia diguncang gempa. BMKG menyebut sejak 14 April hingga kemarin telah terjadi 60 gempa yang magnitude-nya antara 5-6,5 SR. sebagian besar gempa berpusat di laut. Gempa tersebut terjadi di hampir seluruh kawasan di Indonesia kecuali Kalimantan. Hanya ada satu gempa yang terjadi dekat Kalimantan, yakni gempa di selat Makassar. (yus/bay/jpnn)

GEMPA kecil kembali mengguncang Dataran Tinggi Gayo, di Desa Blang Mancung Kecamatan Ketol, tepatnya di sekitar Masjid Babushalihin. Meski hanya berlansung sekitar 4 detik, namun sempat membuat panik beberapa warga. Sebelum gempa kemarin terjadi, salah seorang korban gempa, Tarzan alias Puyeng, tengah menggali puing-puing Masjid Babushalihin belum dibersihkan secara total.

MEMASAK: Pengungsi memasak   tenda pengungsi  Ketol, Aceh Tengah, Jumat (5/7), sembari menunggu logistik bantuan pemerintah.//AMINOER RASYID/SUMUT POS
MEMASAK: Pengungsi memasak di tenda pengungsi di Ketol, Aceh Tengah, Jumat (5/7), sembari menunggu logistik bantuan pemerintah.//AMINOER RASYID/SUMUT POS

Lelaki 58 tahun itu merasa curiga di bawah reruntuhan Masjid berusia 7 tahun itu, masih terdapat jasad korban dievakuasi. Pasalnya, aroma bangkai kerap terasa ketika angin berhembus. Selain itu, menurut cerita salah beberapa saksi, sebelum gempa meluluh-lantakkan masjid, ada seseorang tidur di dalam Masjid.

Ayah tiga anak ini tidak merasa takut meski ia merangkak ke beberapa bagian masjid dapat dimasuki. Usai keluar dari bawah reruntuhan, rambut dikepalanya mulai beruban, masih terlihat sisa debu.

“Memang ada yang bilang sebelum gempa terjadi, ada seseorang datang untuk Shalat sekitar jam 1 siang. Mungkin ia ingin istirahat setelah shalat, lalu tidur-tiduran,” kata Puyeng, diantara puing-puing.

“Saya semakin curiga saja, saat masuk kedalam reruntuhan mencium bau bangkai,” tukas Puyeng. Puyeng sendiri adalah salah seorang korban gempa 6,2 SR dan tempat tinggal Puyeng telah rata dengan tanah. Selain Puyeng, Wartawan Koran ini yang mengamati lokasi juga kadangkala menghirup aroma bangkai.

Tak hanya itu, salah seorang warga Takengon, Aman Liska (40), sengaja datang ke lokasi itu juga mengaku mencium aroma yang sama. “Iya, memang kadang-kadang ada aroma bangkai. Bisa jadi memang masih ada korban belum diambil. Tadi saya ada juga tanya-tanya sama anak-anak disini, kata mereka sebelum gempa ada seorang bapak yang tidur,” kata Aman Liska.

Memang, sejak runtuh dan telah diketahui lima orang bocah tewas ditimpa bangunan berlantai tiga ini, Masjid ini belum sepenuhnya digali dan dibersihkan. Sebagian besar sisa lantai tiga bangunan masih kokoh dan merapat dengan tanah. Beberapa tiang juga terlihat tumbang dan menimpa Sajadah.

“Sayang bila memang masih ada jenajah yang belum diambil walaupun dia (korban) bukan orang disini,” sahut Puyeng.

Dari pantauan wartawan grup koran ini, ratusan warga bergantian mendatangi lokasi ini, dan terlihat hanya melihat-lihat. Tidak sedikit yang mengabadikan bangunan Masjid Babushalihin yang runtuh melalui kamera dan handphone. Satu buah tenda besar yang merupakan dapur umum juga berdiri didekat bekas Masjid Babushalihin yang ditangani oleh personil TNI. Selain itu sebuah tenda juga tersedia yang diperuntukkan untuk tempat istirahat. Diatas puing-puing, juga masih tertinggal dua buah kotak amal milik Masjid Babushalihin.
Sementara itu, kondisi masyarakat korban gempa yang mengguncang dua kabupaten di Aceh perlahan mulai tenang. Meski suasana masih serba darurat, aliran logistik kepada para pengungsi memasuki hari kelima mulai lancar. Ribuan anggota TNI, Polri, dan satgas penanganan bencana dari berbagai instansi dikerahkan untuk menangani pengungsi.

Badan Nasional Penanggulangan bencana (BNPB) merilis jumlah korban tewas hingga hari kelima mencapai 36 orang dan delapan lainnya masih dinyatakan hilang. Kemudian, dari 275 korban luka, 63 orang di antaranya masih harus dirawat di RS karena luka berat. Selebihnya menjalani rawat jalan.

Jumlah pengungsi yang terdata mencapai 16.123 orang. Sedangkan, rumah yang rusak mencapai 14.647 unit baik rusak berat, sedang, maupun ringan. Jumlah itu belum termasuk 563 unit fasilitas umum yang juga ikut rusak. Seperti masjid, poliklinik, sekolah, maupun kantor pemerintah.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, pihaknya telah mengerahkan ribuan petugas dan relawan untuk membantu penanganan para korban gempa. “TNI menerjunkan 802 pasukan, sedangkan Polri mengirim 676 personelnya,” terang Sutopo kemarin. Mereka bekerja bersama ratusan petugas lain dari BNPB, BPBD, Basarnas, PMI, Tagana, RAPI, SKPD, dan sejumlah relawan.
Selain menangani pengungsi, mereka juga mencari korban yang hilang dan membantu perawatan para korban luka. Alumnus UGM itu juga mengatakan jika seluruh bantuan telah sampai di Lhokseumawe kemarin pagi dan langsung didistribusikan sesuai kebutuhan di Kabupaten Bener Meriah maupun Aceh Tengah.

Sementara itu, gempa lain yang berkekuatan cukup besar kemarin terjadi di provinsi Sumatera Barat pada pukul 12.05.06. BMKG melaporkan gempa berkekuatan 6,1 SR itu berpusat di perairan sumatera Barat, tepanya 149 kilometer sebelah tenggara kepulauan Mentawai di kedalaman 36 kilometer. “Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami,” ucap Sutopo.

Selama hampir tiga bulan terakhir, hampir seluruh kawasan di Indonesia diguncang gempa. BMKG menyebut sejak 14 April hingga kemarin telah terjadi 60 gempa yang magnitude-nya antara 5-6,5 SR. sebagian besar gempa berpusat di laut. Gempa tersebut terjadi di hampir seluruh kawasan di Indonesia kecuali Kalimantan. Hanya ada satu gempa yang terjadi dekat Kalimantan, yakni gempa di selat Makassar. (yus/bay/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/