LONDON- Chelsea harus memiliki alasan bagus apabila tidak menaikkan status Roberto Di Matteo dari pelatih interim menjadi pelatih permanen di akhir musim ini. Bagaimana tidak, Di Matteo menahbiskan dirinya sebagai pelatih sementara paling sukses dalam sejarah Chelsea seusai memenangi Piala FA kemarin dini hari WIB (6/5).
Di Matteo lebih baik dibandingkan Guus Hiddink tiga tahun lalu. Hiddink hanya memenangi Piala FA, sedangkan Di Matteo juga meloloskan Chelsea ke final Liga Champions. Sekalipun kalah dari Bayern Munchen di Allianz Arena (19/5), Di Matteo sudah melebihi capaian Avram Grant pada musim 2007-2008.
Di Matteo pun merespon santai mengenai masa depannya bersama Chelsea. Dia mengatakan, kemenangan Piala FA lebih penting sebagai respons atas kritik yang diterima Chelsea sepanjang musim ini dibandingkan nasibnya sendiri. Khususnya terhadap barisan pemain gaek di skuad klub berjuluk The Blues tersebut.
“Bos (Roman Abramovich, Red) akan membuat keputusan di akhir musim. Saya orang yang sangat beruntung sehingga persoalan itu bukan hal utama,” ungkapnya kepada Daily Telegraph.
Di Matteo memang beruntung karena tercatat sebagai pelatih dan pemain yang pernah memenangi Piala FA bersama Chelsea. Sebagai pemain, pria kelahiran Swiss 41 tahun lalu itu memenanginya 2 kali. Pada final 1997, dia membuka kemenangan 2-1 atas Middlesbrough, lalu mencetak gol semata wayang kemenangan 1-0 atas Aston Villa pada 2000. (dns/bas/jpnn)