30 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Langsung Duduk di Bangku SMP

Murid SD Tekad Mulia Tetap UN meski Sekolah Dihantam Puting Beliung

Ada yang berbeda di SMP di Desa Pujimulyo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deliserdang. Kemarin, tak ada pelajar berseragam putih biru. Yang ada di gedung sekolah itu adalah murid berseragam merah putih alias anak SD.

Apa sebab?

Seandainya tak ada puting beliung pada Minggu (6/7) yang menerpa kawasan tersebut, mungkin pemandangan tersebut benar-benar aneh. Bagaimana tidak, murid SD sudah langsung duduk di SMP meski UN baru hari pertama dilaksanakan.

Tapi begitulah, bencana puting beliung telah menghancurkan SD Tekad Mulya. Muridnya yang harus menjalanin
UN kemarin pun harus dialihkan ke SMP yang dimaksud. Sedangkan pelajar SMP, terpaksa diliburkan.

Kepala Sekolah SD Tekad Mulya, Drs Parno Kartawi, mengatakan sejatinya murid berjumlah 561 orang. Dan, yang harus mengikuti ada 85 murid. Nah, karena sebagian gedung rusak maka murid UN harus dipindahkan ke ruang kelas SMP yang berlokasi tak jauh dari SD. “Sedangkan ruang untuk pengawas SD, kita gunakan ruang perpustakaan,” terangnya, kemarin.

Beruntung, perpindahan sekolah sebelum waktunya itu tak membuat murid bingung. Meski belum saatnya duduk di bangku SMP, mereka tampak tak canggung untuk ujian di sana. Ujian hari pertama pun berlangsung dengan tertib dan lancar.

Tambah berbahagia, ujian yang mereka laksanakan juga langsung dipantau oleh Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, Syaiful Syafri. “Alhamdulillah Dinas Pendidikan sudah memindahkan para siswa ke ruangan SMP, jadi anak-anak yang berjumlah 85 siswa ini sudah mengikuti ujian dengan baik,” kata Syaiful Safri.

Pada kesempatan itu Gatot meminta kepada kepala sekolah agar siswa tetap ujian dan dijaga ketenangannya. Atas rasa simpatinya, Plt Gubsu menyerahkan bantuan uang tunai tanggap darurat terhadap keteguhan dan ketanggapan para guru yang turut mencari solusi terhadap ujian tersebut.
“Terus semangatkan anak-anak agar mereka dapat lebih giat belajar walau dalam kondisi seperti ini,” pesan Gatot kepada para guru.

Sementara, Camat Sunggal Sariguna Tanjung menjelaskan, pada bencana itu selain SD Tekad Mulia, rumah milik warga pun menjadi korban. Sedikitnya bencana puting beliung menghantam dua desa di wilayah Kecamatan Sunggal Deliserdang. Pertama Desa Pujimulyo dan kedua Desa Medan Krio.
Di Desa Medan Krio, saat disambangi Sumut Pos, terlihat sebagian warga yang menjadi korban keganasan angin puting beliung membersihkan rumahnya, mengumpulkan apa yang tersisa dan layak untuk digunakan kembali. “Memang kejadian ini baru pertama kali. Selama ini, tidak pernah terdengar sebelumnya kawasan ini diterpa angin puting beliung. Ngeri bila diingat kembali kejadian malam itu,” kata Sri Wartini (33) salah seorang warga yang mengatakan angin puting beliung pertama kali mengamuk pada pukul sekira 17.00 WIB.

Bukan itu saja, dia beserta warga lainnya mengalami kerugian besar. “Atap rumah kami terbang. Sebagian dindingnya retak. Lemari dan tempat tidur anjlok akibat tertimpa batu, televisi juga rusak terkena hujan. Bukan itu saja, baju sekolah dan buku-buku anak saya habis beterbangan dibuat angin puting beliung,” ungkapnya.

Menurutnya, kejadian begitu cepat. Seketika angin berputar sangat kencang dan mendekati rumah mereka. Tanpa pikir panjang lagi, Wartini langsung berlari keluar rumah dengan membawa kedua anaknya yang masih kecil meskipun saat itu hujan turun sangat deras disertai petir.

“Suaranya menderu. Saya lihat dari jendela ternyata ada seperti gulungan angin yang sangat besar mendekat ke rumah kami. Saya sangat takut, apalagi suami belum juga pulang. Anak saya yang paling kecil, Agung (3) demam panas, dia menangis ketakutan. Nggak tau lagi saya harus bagaimana. Yang saya pikirkan hanyalah anak saya. Saya langsung lari keluar dan mendekap kedua anak saya. Dari jauh saya lihat atap rumah kami sudah terbang entah kemana,” ujarnya mengingat kembali kejadian itu.

Setelah itu, Wartini mencoba berlindung ke rumah adiknya Sri Winih (31) yang tidak jauh dari kawasan itu. Ternyata di sana sebagian keluarganya juga telah berkumpul. Merasa tidak aman, mereka memutuskan untuk pindah ke rumah tetangga yang jaraknya agak jauh dari rumah Winih. Ternyata angin puting beliung tak pandang bulu. Rumah Winih juga mengalami hal yang sama. Angin kencang menerbangkan atap rumah beserta isinya.
Sambung Wartini, sepulang dari menjual ikan keliling, suaminya, Zulnaidi langsung memeluk mereka. “Melihat atap rumah kami hilang, suami saya langsung ngebut dengan sepedanya. Dia juga nggak begitu mempedulikan ikan dagangannya jatuh, sepedanya rusak dan ditinggalin begitu aja dijalan. Suami saya bilang, dia sudah merasa tak enak selama di jalan, perasaannya lain,” terangnya lagi.

Namun, sekitar pukul 19.30 WIB, angin kencang kembali menerjang. “Setelah maghrib, saya lihat ke jendela, ada angin kencang lagi. Tapi nggak begitu lama, sekitar 20 menit. Lebih kencang angin yang pertama. Saat itu, kami hanya bisa menangis dan berdoa. Semoga tidak terjadi apa-apa, dan malam itu cepat berlalu,” urainya.

Kini, dirinya beserta keluarganya terpaksa menumpang tinggal dirumah mertua mereka. Sebab, rumah mereka sudah tak layak huni. “Untuk merenovasi rumah ini kembali membutuhkan biaya yang besar. Mau kemana dicari uangnya. Tadi pagi, Camat di sini sudah meninjau kerusakan dirumah kami. Mereka juga ngasi bantuan seadanya seperti mie instant, gula, dan beras,” sebutnya.

Selain di Kecamatan Sunggal, bencana akibat angin dan hujan deras juga terjadi di Tanjungmorawa dan Patumbak. Di perumahan Cendana Asri di Dusun 9 Desa Medan Sinembah Kecamatan Tanjungmorawa ada sekitar 22 rumah rusak berat, rusak ringan 125 unit rumah, sedangkan di Patumbak rusak ringan 5 unit rumah dan rusak berat 11 unit rumah.

Pemkab Deliserdang telah melakukan pendataan kepada rumah warga yang terkena banjir dan angin puting beliung. Pemkab pun telah mendirikan tenda tenda posko kesehatan dan bencana.  Selain itu, telah diberikan bantuan berupa sembako yang terdiri mie instan, minyak goreng, beras, lauk pauk.
Bagi warga yang rumahnya rusak ringan diberikan bantuan Rp1,2 juta dan bagi rusak berat Rp4 juta. “Penyerahan bantuan langsung dilakukan Bupati Deliserdang Amri Tambunan,”bilang Kepala Infokom Pemkab Deli Serdang Nekan Taringan. (uma/mag-11/btr)

Murid SD Tekad Mulia Tetap UN meski Sekolah Dihantam Puting Beliung

Ada yang berbeda di SMP di Desa Pujimulyo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deliserdang. Kemarin, tak ada pelajar berseragam putih biru. Yang ada di gedung sekolah itu adalah murid berseragam merah putih alias anak SD.

Apa sebab?

Seandainya tak ada puting beliung pada Minggu (6/7) yang menerpa kawasan tersebut, mungkin pemandangan tersebut benar-benar aneh. Bagaimana tidak, murid SD sudah langsung duduk di SMP meski UN baru hari pertama dilaksanakan.

Tapi begitulah, bencana puting beliung telah menghancurkan SD Tekad Mulya. Muridnya yang harus menjalanin
UN kemarin pun harus dialihkan ke SMP yang dimaksud. Sedangkan pelajar SMP, terpaksa diliburkan.

Kepala Sekolah SD Tekad Mulya, Drs Parno Kartawi, mengatakan sejatinya murid berjumlah 561 orang. Dan, yang harus mengikuti ada 85 murid. Nah, karena sebagian gedung rusak maka murid UN harus dipindahkan ke ruang kelas SMP yang berlokasi tak jauh dari SD. “Sedangkan ruang untuk pengawas SD, kita gunakan ruang perpustakaan,” terangnya, kemarin.

Beruntung, perpindahan sekolah sebelum waktunya itu tak membuat murid bingung. Meski belum saatnya duduk di bangku SMP, mereka tampak tak canggung untuk ujian di sana. Ujian hari pertama pun berlangsung dengan tertib dan lancar.

Tambah berbahagia, ujian yang mereka laksanakan juga langsung dipantau oleh Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, Syaiful Syafri. “Alhamdulillah Dinas Pendidikan sudah memindahkan para siswa ke ruangan SMP, jadi anak-anak yang berjumlah 85 siswa ini sudah mengikuti ujian dengan baik,” kata Syaiful Safri.

Pada kesempatan itu Gatot meminta kepada kepala sekolah agar siswa tetap ujian dan dijaga ketenangannya. Atas rasa simpatinya, Plt Gubsu menyerahkan bantuan uang tunai tanggap darurat terhadap keteguhan dan ketanggapan para guru yang turut mencari solusi terhadap ujian tersebut.
“Terus semangatkan anak-anak agar mereka dapat lebih giat belajar walau dalam kondisi seperti ini,” pesan Gatot kepada para guru.

Sementara, Camat Sunggal Sariguna Tanjung menjelaskan, pada bencana itu selain SD Tekad Mulia, rumah milik warga pun menjadi korban. Sedikitnya bencana puting beliung menghantam dua desa di wilayah Kecamatan Sunggal Deliserdang. Pertama Desa Pujimulyo dan kedua Desa Medan Krio.
Di Desa Medan Krio, saat disambangi Sumut Pos, terlihat sebagian warga yang menjadi korban keganasan angin puting beliung membersihkan rumahnya, mengumpulkan apa yang tersisa dan layak untuk digunakan kembali. “Memang kejadian ini baru pertama kali. Selama ini, tidak pernah terdengar sebelumnya kawasan ini diterpa angin puting beliung. Ngeri bila diingat kembali kejadian malam itu,” kata Sri Wartini (33) salah seorang warga yang mengatakan angin puting beliung pertama kali mengamuk pada pukul sekira 17.00 WIB.

Bukan itu saja, dia beserta warga lainnya mengalami kerugian besar. “Atap rumah kami terbang. Sebagian dindingnya retak. Lemari dan tempat tidur anjlok akibat tertimpa batu, televisi juga rusak terkena hujan. Bukan itu saja, baju sekolah dan buku-buku anak saya habis beterbangan dibuat angin puting beliung,” ungkapnya.

Menurutnya, kejadian begitu cepat. Seketika angin berputar sangat kencang dan mendekati rumah mereka. Tanpa pikir panjang lagi, Wartini langsung berlari keluar rumah dengan membawa kedua anaknya yang masih kecil meskipun saat itu hujan turun sangat deras disertai petir.

“Suaranya menderu. Saya lihat dari jendela ternyata ada seperti gulungan angin yang sangat besar mendekat ke rumah kami. Saya sangat takut, apalagi suami belum juga pulang. Anak saya yang paling kecil, Agung (3) demam panas, dia menangis ketakutan. Nggak tau lagi saya harus bagaimana. Yang saya pikirkan hanyalah anak saya. Saya langsung lari keluar dan mendekap kedua anak saya. Dari jauh saya lihat atap rumah kami sudah terbang entah kemana,” ujarnya mengingat kembali kejadian itu.

Setelah itu, Wartini mencoba berlindung ke rumah adiknya Sri Winih (31) yang tidak jauh dari kawasan itu. Ternyata di sana sebagian keluarganya juga telah berkumpul. Merasa tidak aman, mereka memutuskan untuk pindah ke rumah tetangga yang jaraknya agak jauh dari rumah Winih. Ternyata angin puting beliung tak pandang bulu. Rumah Winih juga mengalami hal yang sama. Angin kencang menerbangkan atap rumah beserta isinya.
Sambung Wartini, sepulang dari menjual ikan keliling, suaminya, Zulnaidi langsung memeluk mereka. “Melihat atap rumah kami hilang, suami saya langsung ngebut dengan sepedanya. Dia juga nggak begitu mempedulikan ikan dagangannya jatuh, sepedanya rusak dan ditinggalin begitu aja dijalan. Suami saya bilang, dia sudah merasa tak enak selama di jalan, perasaannya lain,” terangnya lagi.

Namun, sekitar pukul 19.30 WIB, angin kencang kembali menerjang. “Setelah maghrib, saya lihat ke jendela, ada angin kencang lagi. Tapi nggak begitu lama, sekitar 20 menit. Lebih kencang angin yang pertama. Saat itu, kami hanya bisa menangis dan berdoa. Semoga tidak terjadi apa-apa, dan malam itu cepat berlalu,” urainya.

Kini, dirinya beserta keluarganya terpaksa menumpang tinggal dirumah mertua mereka. Sebab, rumah mereka sudah tak layak huni. “Untuk merenovasi rumah ini kembali membutuhkan biaya yang besar. Mau kemana dicari uangnya. Tadi pagi, Camat di sini sudah meninjau kerusakan dirumah kami. Mereka juga ngasi bantuan seadanya seperti mie instant, gula, dan beras,” sebutnya.

Selain di Kecamatan Sunggal, bencana akibat angin dan hujan deras juga terjadi di Tanjungmorawa dan Patumbak. Di perumahan Cendana Asri di Dusun 9 Desa Medan Sinembah Kecamatan Tanjungmorawa ada sekitar 22 rumah rusak berat, rusak ringan 125 unit rumah, sedangkan di Patumbak rusak ringan 5 unit rumah dan rusak berat 11 unit rumah.

Pemkab Deliserdang telah melakukan pendataan kepada rumah warga yang terkena banjir dan angin puting beliung. Pemkab pun telah mendirikan tenda tenda posko kesehatan dan bencana.  Selain itu, telah diberikan bantuan berupa sembako yang terdiri mie instan, minyak goreng, beras, lauk pauk.
Bagi warga yang rumahnya rusak ringan diberikan bantuan Rp1,2 juta dan bagi rusak berat Rp4 juta. “Penyerahan bantuan langsung dilakukan Bupati Deliserdang Amri Tambunan,”bilang Kepala Infokom Pemkab Deli Serdang Nekan Taringan. (uma/mag-11/btr)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/