26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sembilan KK Gunakan Biogas Kotoran Sapi

PEMATANGSIANTAR- Sekitar sembilan kepala keluarga (KK) di Nagori Bosar, Kecamatan Panombean Panei, Simalungun, gunakan biogas kotoran sapi, sebagai bahan bakar rumah tangga. Biogas itu sendiri diperoleh dari usaha pembibitan 22 ekor sapi Australia, yang dikelola Koptan (Kelompok Tani) Madina melalui konsep pertanian terpadu, dibawah binaan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Pematangsiantar.

Dua hari lalu, Jumat (11/5), Bendahara Koptan Madina, Zulkifli Nasution menjelaskan, ide menjalankan pertanian terpadu, setelah mendapat pencerahan dari BI. Setelah menerima kucuran dana pinjaman dari Bank Sumut sebesar Rp 400 juta lebih, tahun lalu, Koptan Madina memulai konsep itu, dengan membeli 22 ekor sapi yang sedang bunting. Sehingga, dalam tempo singkat, sapi disana saat ini sudah mencapai 32 ekor.

Dikatakan, untuk pendampingan pelaksanaan pertanian terpadu, Bank Indonesia memfasiltasi Koptan Madina dengan seorang konsultan pertanian, Gustav Sirait dan ahli pembuatan biogas, Junedi dari Jawa Tengah. Sehingga, apa yang dicita citakan, sejak beberapa bulan yang lalu, sudah dapat dinikmati anggota Koptan.

Junedi, yang juga Direktur CV Biomat ini mengatakan, biogas diperoleh setelah dilakukan pengolahan terhadap kotoran sapi. Awalnya kotoran sapi tersebut ditampung di bak penampungan. Selanjutnya disalurkan kedalam tangki digester. Dari tangki digester inilah, biogas sudah langsung didapatkan, setelah beberapa hari kemudian. Dengan ukuran tangki digester sebesar 37,5 meter kubik, biogas yang dihasilkan sudah dapat melayani 9 KK dari 16 KK yang direncanakan Koptan Madina.

Tidak sampai disitu, dari tangki digester, selanjutnya disalurkan kedalam tabung peluapan. Tabung ini berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan biogas. Kemudian, yang dikeluarkan dari tabung peluapan berupa seluri. Seluri ini bisa dimanfaatkan warga sekitar dan anggota Koptan Madina sebagai pupuk. Serta, seluri ini juga diolah kembali, untuk mendapatkan jutaan plankton. Sedangkan jutaan plankton dari seluri itu, digunakan anggota koptan sebagai pakan ikan lele, yang dibudidayakan pada sejumlah kolam di Nagori Bosar.
Sebelumnya, Humas BI Perwakilan Pematangsiantar, James Lumban Tobing mengatakan, BI memilih program pertanian terpadu, dengan menggandeng kelompok usaha pembibitan sapi (KUPS), beranjak dari keinginan BI untuk menekan laju inflasi yang salah satunya disebabkan tingginya permintaan (kebutuhan) akan daging sapi. Sehingga BI menyiasati hal tersebut dengan melakukan pembinaan terhadap petani yang bergerak di pembibitan sapi. (mag – 20/smg)

PEMATANGSIANTAR- Sekitar sembilan kepala keluarga (KK) di Nagori Bosar, Kecamatan Panombean Panei, Simalungun, gunakan biogas kotoran sapi, sebagai bahan bakar rumah tangga. Biogas itu sendiri diperoleh dari usaha pembibitan 22 ekor sapi Australia, yang dikelola Koptan (Kelompok Tani) Madina melalui konsep pertanian terpadu, dibawah binaan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Pematangsiantar.

Dua hari lalu, Jumat (11/5), Bendahara Koptan Madina, Zulkifli Nasution menjelaskan, ide menjalankan pertanian terpadu, setelah mendapat pencerahan dari BI. Setelah menerima kucuran dana pinjaman dari Bank Sumut sebesar Rp 400 juta lebih, tahun lalu, Koptan Madina memulai konsep itu, dengan membeli 22 ekor sapi yang sedang bunting. Sehingga, dalam tempo singkat, sapi disana saat ini sudah mencapai 32 ekor.

Dikatakan, untuk pendampingan pelaksanaan pertanian terpadu, Bank Indonesia memfasiltasi Koptan Madina dengan seorang konsultan pertanian, Gustav Sirait dan ahli pembuatan biogas, Junedi dari Jawa Tengah. Sehingga, apa yang dicita citakan, sejak beberapa bulan yang lalu, sudah dapat dinikmati anggota Koptan.

Junedi, yang juga Direktur CV Biomat ini mengatakan, biogas diperoleh setelah dilakukan pengolahan terhadap kotoran sapi. Awalnya kotoran sapi tersebut ditampung di bak penampungan. Selanjutnya disalurkan kedalam tangki digester. Dari tangki digester inilah, biogas sudah langsung didapatkan, setelah beberapa hari kemudian. Dengan ukuran tangki digester sebesar 37,5 meter kubik, biogas yang dihasilkan sudah dapat melayani 9 KK dari 16 KK yang direncanakan Koptan Madina.

Tidak sampai disitu, dari tangki digester, selanjutnya disalurkan kedalam tabung peluapan. Tabung ini berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan biogas. Kemudian, yang dikeluarkan dari tabung peluapan berupa seluri. Seluri ini bisa dimanfaatkan warga sekitar dan anggota Koptan Madina sebagai pupuk. Serta, seluri ini juga diolah kembali, untuk mendapatkan jutaan plankton. Sedangkan jutaan plankton dari seluri itu, digunakan anggota koptan sebagai pakan ikan lele, yang dibudidayakan pada sejumlah kolam di Nagori Bosar.
Sebelumnya, Humas BI Perwakilan Pematangsiantar, James Lumban Tobing mengatakan, BI memilih program pertanian terpadu, dengan menggandeng kelompok usaha pembibitan sapi (KUPS), beranjak dari keinginan BI untuk menekan laju inflasi yang salah satunya disebabkan tingginya permintaan (kebutuhan) akan daging sapi. Sehingga BI menyiasati hal tersebut dengan melakukan pembinaan terhadap petani yang bergerak di pembibitan sapi. (mag – 20/smg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/