25 C
Medan
Wednesday, January 22, 2025

Perluas Kebun Tebu, PGKM Optimis Tingkatkan Produksi Gula

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Pabrik Gula Kwala Madu (PGKM) di Desa Sidomulyo, Kecamatan Binjai, Langkat, mendapat kunjungan dari Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan dan rombongan. Kedatangan rombongan tamu dari pusat itu menambah semangat PGKM untuk lebih optimis dalam meningkatkan produksi gula.

PGKM yang semula dikelola PTPN II kini sudah beralih ke PTPN III dan PT Sinergi Gula Nusantara yang mengelolanya atau holding. Pada 2024, PT SGN merealisasikan 269,5 ton tebu digiling dengan hasil produksi 14,4 ribu ton.

Tahun 2025 ini, PT SGN menargetkan produksi gula hingga 21 ribu ton. Direktur PT SGN, Mahmudi menjelaskan, pihaknya akan melakukan ganti varietas tebu yang ditanam, demi meningkatkan produktivitas.

“Saat ini 70 ton per hektar dan meningkat menjadi 85 per hektar, dengan random-nya yang juga nanti akan kita tingkatkan, yang saat ini 6,5 menjadi 8 persen. Artinya dengan 3 tahun ke depan pada tahun 2027, kita ditugaskan untuk memproduksi gula 2 kali lipat,” ujar Mahmudi.

Ia menjelaskan, PT SGN cuma mendukung 20 persen kebutuhan gula di Sumut ini. Karenanya dalam 3 tahun ini, PT SGN akan memperluas wilayah tanam capai 60 persen.

“Saat ini luas kebun kita sekitar 6.200 hektar dan nantinya di tahun 2027, kita sudah merencanakan 9.000 hektar,” bebernya.

PT SGN juga memiliki 2 pabrik gula yang menampung hasil panen tebu dari Kebun Kwala Madu dan Sei Semayang. Ia menambahkan, pihaknya siap mempercepat program swasembada pangan Presiden RI, Prabowo Subianto.

“Dan tadi kita juga ditugaskan untuk memperluas tebu rakyat. Kebetulan kita sudah berkomunikasi dengan Pak Bupati dan Wali Kota Binjai, nanti akan kita follow up untuk mempercepat lagi tugasnya,” kata Mahmudi.

Ia juga menyinggung soal varietas yang ada sekarang, yaitu varietas BZ. “Sebetulnya itu varietas BZ sudah ditinggal di masa lalu. Nah sekarang akan menggunakan varietas nusantara, kebetulan kita punya varietas nusantara 1, 2, 3 kemudian PS, dan nanti akan introduksi di Sumatera Utara,” ujarnya.

Tahun ini PT SGN sudah menggunakan varietas nusantara di lahan seluas 600 hektar. “Tahun 2025 produksinya meningkat, kemarin masih 13 ribu ton, tahun ini Insya Allah di 21 ribu ton,” seru Mahmudi.

Sementara, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan datang bersama Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Holding PTPN III M Abdul Ghani dan lainnya. Pejabat berkacamata yang akrab disapa Zulhas itu membeberkan alasan harga gula lebih mahal di Sumut, jika dibanding provinsi lain.

“Setelah kita melihat kebun dan pabrik Pak Ghani dan Pak Mahmudi andalan kita, karena Sumatera Utara kebutuhan gula sebanyak 150 ribu ton setahun, sementara dari sini baru 25 sampai 30 ribu ton. Makanya 120 ribu ton datang dari jauh, sehingga harga gula di Sumatera Utara selalu lebih mahal,” ujar Zulhas.

Kata dia, harga gula Rp17 ribu per kilogram di Jawa, Lampung hingga Bali, maka jangan heran di Sumut harganya lebih mahal jadi Rp18 ribu. Pun demikian, Ketum PAN ini melihat adanya secercah harapan swasembada pangan yang dapat disumbang PT SGN dari sisi produksi gula.

“Saya melihat secercah harapan kalau kita bisa swasembada pangan. Karena Bapak Presiden, Prabowo Subianto sangat mendukung apa-apa yang kita perlukan,” ujar Zulhas.

“Dan Bapak Presiden semangatnya, keinginannya, dukungannya luar biasa, jadi kalau kita malas-malas malu. Sebelumnya swasembada ditargetkan pada tahun 2029, tapi saat ini menjadi tahun 2027,” sambungnya.

Zulhas dan rombongan juga melihat kondisi hingga berkesempatan panen tebu di Kebun Kwala Madu. Setelahnya, juga melihat pabrik produksi gula hingga melakukan penandatanganan sebagai bentuk membakar semangat PT SGN agar memproduksi gula lebih tinggi lagi.

Zulhas pun mewajibkan, varietas tebu di Sumut dapat diperbarui. “Harus diperbaiki varietasnya, pabriknya sudah ada, bahkan mau bikin satu lagi. Tentu kita bisa meningkat (produksi) sampai 60 sampai 70 ribu ton atau sudah 100 persen itu, dengan lahan yang ada,” tandasnya. (ted/han)

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Pabrik Gula Kwala Madu (PGKM) di Desa Sidomulyo, Kecamatan Binjai, Langkat, mendapat kunjungan dari Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan dan rombongan. Kedatangan rombongan tamu dari pusat itu menambah semangat PGKM untuk lebih optimis dalam meningkatkan produksi gula.

PGKM yang semula dikelola PTPN II kini sudah beralih ke PTPN III dan PT Sinergi Gula Nusantara yang mengelolanya atau holding. Pada 2024, PT SGN merealisasikan 269,5 ton tebu digiling dengan hasil produksi 14,4 ribu ton.

Tahun 2025 ini, PT SGN menargetkan produksi gula hingga 21 ribu ton. Direktur PT SGN, Mahmudi menjelaskan, pihaknya akan melakukan ganti varietas tebu yang ditanam, demi meningkatkan produktivitas.

“Saat ini 70 ton per hektar dan meningkat menjadi 85 per hektar, dengan random-nya yang juga nanti akan kita tingkatkan, yang saat ini 6,5 menjadi 8 persen. Artinya dengan 3 tahun ke depan pada tahun 2027, kita ditugaskan untuk memproduksi gula 2 kali lipat,” ujar Mahmudi.

Ia menjelaskan, PT SGN cuma mendukung 20 persen kebutuhan gula di Sumut ini. Karenanya dalam 3 tahun ini, PT SGN akan memperluas wilayah tanam capai 60 persen.

“Saat ini luas kebun kita sekitar 6.200 hektar dan nantinya di tahun 2027, kita sudah merencanakan 9.000 hektar,” bebernya.

PT SGN juga memiliki 2 pabrik gula yang menampung hasil panen tebu dari Kebun Kwala Madu dan Sei Semayang. Ia menambahkan, pihaknya siap mempercepat program swasembada pangan Presiden RI, Prabowo Subianto.

“Dan tadi kita juga ditugaskan untuk memperluas tebu rakyat. Kebetulan kita sudah berkomunikasi dengan Pak Bupati dan Wali Kota Binjai, nanti akan kita follow up untuk mempercepat lagi tugasnya,” kata Mahmudi.

Ia juga menyinggung soal varietas yang ada sekarang, yaitu varietas BZ. “Sebetulnya itu varietas BZ sudah ditinggal di masa lalu. Nah sekarang akan menggunakan varietas nusantara, kebetulan kita punya varietas nusantara 1, 2, 3 kemudian PS, dan nanti akan introduksi di Sumatera Utara,” ujarnya.

Tahun ini PT SGN sudah menggunakan varietas nusantara di lahan seluas 600 hektar. “Tahun 2025 produksinya meningkat, kemarin masih 13 ribu ton, tahun ini Insya Allah di 21 ribu ton,” seru Mahmudi.

Sementara, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan datang bersama Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Holding PTPN III M Abdul Ghani dan lainnya. Pejabat berkacamata yang akrab disapa Zulhas itu membeberkan alasan harga gula lebih mahal di Sumut, jika dibanding provinsi lain.

“Setelah kita melihat kebun dan pabrik Pak Ghani dan Pak Mahmudi andalan kita, karena Sumatera Utara kebutuhan gula sebanyak 150 ribu ton setahun, sementara dari sini baru 25 sampai 30 ribu ton. Makanya 120 ribu ton datang dari jauh, sehingga harga gula di Sumatera Utara selalu lebih mahal,” ujar Zulhas.

Kata dia, harga gula Rp17 ribu per kilogram di Jawa, Lampung hingga Bali, maka jangan heran di Sumut harganya lebih mahal jadi Rp18 ribu. Pun demikian, Ketum PAN ini melihat adanya secercah harapan swasembada pangan yang dapat disumbang PT SGN dari sisi produksi gula.

“Saya melihat secercah harapan kalau kita bisa swasembada pangan. Karena Bapak Presiden, Prabowo Subianto sangat mendukung apa-apa yang kita perlukan,” ujar Zulhas.

“Dan Bapak Presiden semangatnya, keinginannya, dukungannya luar biasa, jadi kalau kita malas-malas malu. Sebelumnya swasembada ditargetkan pada tahun 2029, tapi saat ini menjadi tahun 2027,” sambungnya.

Zulhas dan rombongan juga melihat kondisi hingga berkesempatan panen tebu di Kebun Kwala Madu. Setelahnya, juga melihat pabrik produksi gula hingga melakukan penandatanganan sebagai bentuk membakar semangat PT SGN agar memproduksi gula lebih tinggi lagi.

Zulhas pun mewajibkan, varietas tebu di Sumut dapat diperbarui. “Harus diperbaiki varietasnya, pabriknya sudah ada, bahkan mau bikin satu lagi. Tentu kita bisa meningkat (produksi) sampai 60 sampai 70 ribu ton atau sudah 100 persen itu, dengan lahan yang ada,” tandasnya. (ted/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/