JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Selama Ramadan dan menjelang Idul Fitri 2025, kejahatan keuangan cenderung meningkat. Hal itu seiring dengan meningkatnya aktivitas transaksi dan konsumsi. Masyarakat perlu waspada terhadap beberapa modus kejahatan keuangan.
Bank Indonesia menyiapkan uang tunai Rp180,9 triliun untuk memenuhi kebutuhan penukaran uang sepanjang Ramadan dan Idul Fitri 2025. Jumlah tersebut menurun jika dibandingkan tahun lalu sebanyak Rp197,6 triliun.
“Sejak Februari, uang tunai tersebut sudah kami drop ke bank-bank,” kata Deputi Gubernur BI Doni Primanto Joewono di Jakarta, Jumat(28/2).
Penurunan persedian uang tunai sejalan dengan penggunaan transaksi non-tunai yang semakin banyak. Termasuk QR Code Indonesian Standard (QRIS). Meskipun demikian, BI menaikkan nominal paket penukaran dari Rp 4 juta menjadi Rp 4,3 juta per orang. Program itu akan berlangsung mulai Senin (3/3) hingga 27 Maret .
Doni menyadari selama Ramadan dan Idul Fitri isu peredaran uang palsu selalu muncul. BI mengantisipasi dengan meminta kepada 46 kantor wilayah untuk memberikan edukasi dan literasi uang dengan 3D: dilihat, diterawang, diraba. Menyampaikan dengan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami oleh masyarakat.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan sejumlah kejahatan keuangan yang perlu diperhatikan. Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi meminta masyarakat untuk waspada dengan modus penawaran arisan untuk persiapan menyambut Idul Fitri, investasi bodong dengan iming-iming imbal balik yang tinggi, dan modus social engineering.
Ada pula modus skimming dan phising melalui pencurian data kartu ATM atau kartu kredit dengan alat atau tautan palsu yang menyerupai situs resmi bank. Modus card tapping juga perlu diwaspadai. Yaitu dengan memasang alat di lubang kartu ATM untuk menjebak kartu nasabah. Sehingga dapat diambil alih oleh pelaku.
“Masyarakat juga harus skeptis dengan modus penawaran THR maupun hadian uang tunai melalui pesan palsu yang mengatasnamakan perusahaan atau instansi,” tutur perempuan yang akrab disapa Kiki itu. (han/dio/jpg/han)