30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Virus Avram

Bayern Munchen vs Chelsea

PARTAI puncak perebutan gelar tim terbaik Eropa segera digelar dini hari nanti di Allianz Arena, Munich. Secara kebetulan, salah satu finalisĀ  Bayern Munchen adalah sang empunya venue.

Kondisi ini tak ayal membuat tim berjuluk Die Rotten itu dijagokan memenangi tropi Liga Champions untuk kali kelima, setelah sebelumnya, sempat memenanginya pada tahun 1974, 1975, 1976 dan 2001.

Apalagi, derĀ  trainer Bayern Munchen Juup Heycknes masih diliputi rasa penasaran yang mendalam terkait kegagalan timnya meraih tropi DFB Pokal tahun ini, usai dipermak Borussia Dortmund dengan skor 2-5.

Saking besarnya ambisi Heycknes mengantarkan timnya meraih tropi Liga Champions tahun ini, membuat pria yang pada tahun 1998 mengantarkan Real Madrid tampil sebagai juara Liga Champons itu bertekad menurunkan seluruh pemain terbaiknya, termasuk Arjen Robben, yang dikabarkan sedang menderita flu.

ā€œKami membutuhkannya untuk mengimbangi permainan dan pengalaman para pemain senior yang mereka (Bayern Munchen, Red) miliki,ā€ tambah Heycknes.

Terasa wajar jika Heycknes khawatir dengan kemampuan pemain senior Chelsea. Pasalnya, tiga pemain Chelsea Ashley Cole, Frank Lampard dan Didier Drogba siap dimainkan. Padahal, pada Liga Champions tahun 2005 ketiga pemain inilah yang membobol gawang Die Rotten, sehingga tim asal Jerman itu tersingkir dari persaingan.
ā€œKini kami lebih kuat dari mereka. Kami siap mengalahkan mereka untuk meraih tropi yang sudah sebelas tahun tak pernah didapat. Saya ingin mengakhiri periode buruk itu,ā€ tekad Heycknes.
Optimisme yang sama juga diusung oleh tactician Chelsea Roberto Di Matteo. Pelatih asal Italia ini begitu yakin jika timnya mampu meraih hasil terbaik. Apalagi di babak semifinal The Blues mampu menyingkirkan jagoan asal Spanyol yang juga juara bertahan, Barcelona.
Tak hanya Barcelona, sejauh ini sudah 15 tim merasakan ampuhnya strategi yang diterapkan Roberto Di Matteo, pasca mantan pemain Lazio dan Chelsea itu menggantikan posisi Andres Villas-Boas yang didepak manajemen Chelsea pada 3 Maret lalu.

Secara keseluruhan, dari 21 pertandingan yang telah dilakoni, The Blues,Ā  tim besutan Di Matteo itu hanya mengalami tiga kekalahan yakni saat bertandang ke markas Manchester City (1-2), ketika dijinakkan Newcastle (0-2) pada 2 Mei, serta kala dibekuk Liverpool seminggu setelahnya dengan skor 1-4.

Hanya saja, meski dibekali torehan prestasi yang gemilang, Di Matteo tetap saja dibayangi kegagalan Avram Grant pada partai final Liga Champions di Stadion Luzniki, Moskow tahun 2008. Saat itu The BluesĀ  takluk dengan skor 5-6 lewat drama adu penalti atas Manchester united .
Betapa tidak, secara kebetulan jalan nasib Avram Grant dan Roberto Di Matteo memiliki banyak kesamaan. Avram Grant menjadi pelatih Chelsea menggantikan posisi Jose Mourinho pada 20 September 2007. Sementara itu Di Matteo menggantikan posisi Villas-Boas. Artinya, keduanya adalah sosok pelatih pengganti yang sukses mengantarkan The Blues berlaga di partai final Champions League.

Yang berbeda dari perjalanan karir keduanya adalah Roberto Di Matteo sudah memberi tropi Carling Cup untuk The Blues usai mengalahkan Liverpool, sementara itu Avram Grant, dari tiga kesempatanĀ  meraih tropi musim itu (Premier League, Carling Cup dan Champions League), tak satupun berujung sebuah kesuksesan. Artinya, Avram hanya mampu mengantarkan The Blues menjadi runner up di ketiga ajang tadi.
Pertanyaannya, akankah Di Matteo mengalami nasib seperti Avram Grant yang bisa mengantarkan The Blues mencapai partai final, namun gagal memberi The Blues tropi pertamanya di ajang Champions League? (*)

Bayern Munchen vs Chelsea

PARTAI puncak perebutan gelar tim terbaik Eropa segera digelar dini hari nanti di Allianz Arena, Munich. Secara kebetulan, salah satu finalisĀ  Bayern Munchen adalah sang empunya venue.

Kondisi ini tak ayal membuat tim berjuluk Die Rotten itu dijagokan memenangi tropi Liga Champions untuk kali kelima, setelah sebelumnya, sempat memenanginya pada tahun 1974, 1975, 1976 dan 2001.

Apalagi, derĀ  trainer Bayern Munchen Juup Heycknes masih diliputi rasa penasaran yang mendalam terkait kegagalan timnya meraih tropi DFB Pokal tahun ini, usai dipermak Borussia Dortmund dengan skor 2-5.

Saking besarnya ambisi Heycknes mengantarkan timnya meraih tropi Liga Champions tahun ini, membuat pria yang pada tahun 1998 mengantarkan Real Madrid tampil sebagai juara Liga Champons itu bertekad menurunkan seluruh pemain terbaiknya, termasuk Arjen Robben, yang dikabarkan sedang menderita flu.

ā€œKami membutuhkannya untuk mengimbangi permainan dan pengalaman para pemain senior yang mereka (Bayern Munchen, Red) miliki,ā€ tambah Heycknes.

Terasa wajar jika Heycknes khawatir dengan kemampuan pemain senior Chelsea. Pasalnya, tiga pemain Chelsea Ashley Cole, Frank Lampard dan Didier Drogba siap dimainkan. Padahal, pada Liga Champions tahun 2005 ketiga pemain inilah yang membobol gawang Die Rotten, sehingga tim asal Jerman itu tersingkir dari persaingan.
ā€œKini kami lebih kuat dari mereka. Kami siap mengalahkan mereka untuk meraih tropi yang sudah sebelas tahun tak pernah didapat. Saya ingin mengakhiri periode buruk itu,ā€ tekad Heycknes.
Optimisme yang sama juga diusung oleh tactician Chelsea Roberto Di Matteo. Pelatih asal Italia ini begitu yakin jika timnya mampu meraih hasil terbaik. Apalagi di babak semifinal The Blues mampu menyingkirkan jagoan asal Spanyol yang juga juara bertahan, Barcelona.
Tak hanya Barcelona, sejauh ini sudah 15 tim merasakan ampuhnya strategi yang diterapkan Roberto Di Matteo, pasca mantan pemain Lazio dan Chelsea itu menggantikan posisi Andres Villas-Boas yang didepak manajemen Chelsea pada 3 Maret lalu.

Secara keseluruhan, dari 21 pertandingan yang telah dilakoni, The Blues,Ā  tim besutan Di Matteo itu hanya mengalami tiga kekalahan yakni saat bertandang ke markas Manchester City (1-2), ketika dijinakkan Newcastle (0-2) pada 2 Mei, serta kala dibekuk Liverpool seminggu setelahnya dengan skor 1-4.

Hanya saja, meski dibekali torehan prestasi yang gemilang, Di Matteo tetap saja dibayangi kegagalan Avram Grant pada partai final Liga Champions di Stadion Luzniki, Moskow tahun 2008. Saat itu The BluesĀ  takluk dengan skor 5-6 lewat drama adu penalti atas Manchester united .
Betapa tidak, secara kebetulan jalan nasib Avram Grant dan Roberto Di Matteo memiliki banyak kesamaan. Avram Grant menjadi pelatih Chelsea menggantikan posisi Jose Mourinho pada 20 September 2007. Sementara itu Di Matteo menggantikan posisi Villas-Boas. Artinya, keduanya adalah sosok pelatih pengganti yang sukses mengantarkan The Blues berlaga di partai final Champions League.

Yang berbeda dari perjalanan karir keduanya adalah Roberto Di Matteo sudah memberi tropi Carling Cup untuk The Blues usai mengalahkan Liverpool, sementara itu Avram Grant, dari tiga kesempatanĀ  meraih tropi musim itu (Premier League, Carling Cup dan Champions League), tak satupun berujung sebuah kesuksesan. Artinya, Avram hanya mampu mengantarkan The Blues menjadi runner up di ketiga ajang tadi.
Pertanyaannya, akankah Di Matteo mengalami nasib seperti Avram Grant yang bisa mengantarkan The Blues mencapai partai final, namun gagal memberi The Blues tropi pertamanya di ajang Champions League? (*)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/