28 C
Medan
Saturday, December 6, 2025

PT GRUTI Kembangkan 1.000 Hektare Kopi Arabika Super di Parbuluan 6

DAIRI, SUMUTPOS.CO – PT Gunung Raya Utama Timber Industries (PT GRUTI) sudah mengelola lahan konsesi yang berlokasi di Desa Parbuluan 6, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi, untuk pengembangan dan pengolahan kopi arabika.

Manager Operasional dan Penanggung Jawab Camp PT GRUTI, Kery Sinaga menjelaskan, dalam dua tahun terakhir, perusahaan telah mengelola dengan melakukan pembersihan lahan dan sudah melakukan penanaman kopi di lahan konsesi sesuai izin yang dimiliki.

Kery juga mengatakan, izin pertama dikeluarkan Menteri Kehutanan pada 1976 silam, perusahaan miliki areal seluas 8.800 hektare. Namun saat ini, menurutnya, sebagian sudah dikelola masyarakat.

“Palingan sekarang tinggal 4.000-an hektare. Sesuai Rencana Kerja Tahunan (RKT), di 2025 ini, kami akan kelola seluas 480 hektare. Dan hingga saat ini, sudah 80 hektare yang ditanami kopi arabika,” ungkap Kery di Desa Parbuluan 6, Selasa (26/8) lalu.

Kery juga menuturkan, lebih dari 100 hektare lahan yang sudah dibersihkan, sudah siap ditanami.

“Begitu juga bibit kopi sudah kami siapkan sebanyak 350 ribu batang siap tanam. Dan akan terus kami bibitkan, untuk mengejar target 480 hektare itu,” tuturnya.

Dia juga menjelaskan, pihaknya telah menanam pohon pelindung seperti lamtoro dan alpukat.

“Kopi yang kami kembangkan adalah kopi arabika atau kopi Ateng Super Sigagar Utang dari Puslit, Jember.
Dan masih generasi kopi Ateng Dairi,” beber Kery.

Menurut Kery, PT GRUTI punya target untuk mengembangkan 1.000 hektare perkebunan kopi. Jadi, diproyeksikan Kabupaten Dairi tepatnya dari Kecamatan Parbuluan, akan menjadi penghasil kopi terbesar dunia.

“Ini menjadi harapan Pemkab Dairi juga, untuk mengembalikan kejayaan Kopi Sidikalang,” jelasnya.
Sementara itu, Kery menuturkan, selain melakukan budidaya, kopi hasil budidaya PT GRUTI akan diolah langsung di lokasi, kemudian diekspor.

“Peletakan batu pertama pembangunan pabrik pengolahan kopi kami, direncanakan September nanti. Perusahaan juga akan menampung biji kopi para petani setempat. Perusahaan pun sudah mengajak para petani ikut kelompok tani (poktan),” kata Kery.

“Pabrik pengolahan kopi kami, nanti bisa menjadi terbesar di dunia. Akan mengalahkan Brasil, karena kita punya target 1.000 hektare lahan. Sementara lahan yang ada di Brasil hanya 500 hektare,” sebutnya.

PT GRUTI juga akan menjadi multiusaha agronomi dan agrowisata di Kabupaten Dairi. Kery menegaskan, kehadiran PT GRUTI telah membuka lapangan kerja. Saat ini, ada sebanyak 56 warga setempat bekerja di lahan pertanian kopi yang dikembangkan perusahaan.

“Sebagian dari mereka sudah memiliki BPJS. Ke depan, perusahaan akan membuka lapangan kerja lebih banyak. Karena akan banyak bidang dan keahlian yang dibutuhkan,” katanya.

Seorang karyawan PT GRUTI, Panroy Silalahi (32), warga Dusun Huta Tele, Desa Parbuluan 6, mengaku sudah bekerja di PT GRUTI kurang lebih empat tahun. Awalnya, dia menolak kehadiran PT GRUTI saat bergabung dengan Poktan Marhaen.

“Saya dulu ikut demo ke Kantor Bupati Dairi. Tapi itu dulu, setelah saya lihat dan pikirkan matang-matang, saya malah rugi besar. Jadi saya memilih bergabung dengan perusahaan,” ujarnya.

Menurut ayah dua anak itu, dampak langsung PT GRUTI ke masyarakat saat ini memang belum ada, tapi keuntungan sudah diperoleh para petani sekitar perusahaan.

“Akses jalan sudah terbuka, yang menjangkau ribuan hektare lahan pertanian. Seperti akses jalan dari Dusun Huta Tele, Jalan Truc, Sibira, Simarsoit, dan Laembara,” beber Panroy.

“Dari Lumban Siboro ke Huta Tele sekarang sudah tembus (akses jalan),” tuturnya.
Panroy pun menilai, kehadiran perusahaan akan mendorong kemajuan desanya. (rud/saz)

DAIRI, SUMUTPOS.CO – PT Gunung Raya Utama Timber Industries (PT GRUTI) sudah mengelola lahan konsesi yang berlokasi di Desa Parbuluan 6, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi, untuk pengembangan dan pengolahan kopi arabika.

Manager Operasional dan Penanggung Jawab Camp PT GRUTI, Kery Sinaga menjelaskan, dalam dua tahun terakhir, perusahaan telah mengelola dengan melakukan pembersihan lahan dan sudah melakukan penanaman kopi di lahan konsesi sesuai izin yang dimiliki.

Kery juga mengatakan, izin pertama dikeluarkan Menteri Kehutanan pada 1976 silam, perusahaan miliki areal seluas 8.800 hektare. Namun saat ini, menurutnya, sebagian sudah dikelola masyarakat.

“Palingan sekarang tinggal 4.000-an hektare. Sesuai Rencana Kerja Tahunan (RKT), di 2025 ini, kami akan kelola seluas 480 hektare. Dan hingga saat ini, sudah 80 hektare yang ditanami kopi arabika,” ungkap Kery di Desa Parbuluan 6, Selasa (26/8) lalu.

Kery juga menuturkan, lebih dari 100 hektare lahan yang sudah dibersihkan, sudah siap ditanami.

“Begitu juga bibit kopi sudah kami siapkan sebanyak 350 ribu batang siap tanam. Dan akan terus kami bibitkan, untuk mengejar target 480 hektare itu,” tuturnya.

Dia juga menjelaskan, pihaknya telah menanam pohon pelindung seperti lamtoro dan alpukat.

“Kopi yang kami kembangkan adalah kopi arabika atau kopi Ateng Super Sigagar Utang dari Puslit, Jember.
Dan masih generasi kopi Ateng Dairi,” beber Kery.

Menurut Kery, PT GRUTI punya target untuk mengembangkan 1.000 hektare perkebunan kopi. Jadi, diproyeksikan Kabupaten Dairi tepatnya dari Kecamatan Parbuluan, akan menjadi penghasil kopi terbesar dunia.

“Ini menjadi harapan Pemkab Dairi juga, untuk mengembalikan kejayaan Kopi Sidikalang,” jelasnya.
Sementara itu, Kery menuturkan, selain melakukan budidaya, kopi hasil budidaya PT GRUTI akan diolah langsung di lokasi, kemudian diekspor.

“Peletakan batu pertama pembangunan pabrik pengolahan kopi kami, direncanakan September nanti. Perusahaan juga akan menampung biji kopi para petani setempat. Perusahaan pun sudah mengajak para petani ikut kelompok tani (poktan),” kata Kery.

“Pabrik pengolahan kopi kami, nanti bisa menjadi terbesar di dunia. Akan mengalahkan Brasil, karena kita punya target 1.000 hektare lahan. Sementara lahan yang ada di Brasil hanya 500 hektare,” sebutnya.

PT GRUTI juga akan menjadi multiusaha agronomi dan agrowisata di Kabupaten Dairi. Kery menegaskan, kehadiran PT GRUTI telah membuka lapangan kerja. Saat ini, ada sebanyak 56 warga setempat bekerja di lahan pertanian kopi yang dikembangkan perusahaan.

“Sebagian dari mereka sudah memiliki BPJS. Ke depan, perusahaan akan membuka lapangan kerja lebih banyak. Karena akan banyak bidang dan keahlian yang dibutuhkan,” katanya.

Seorang karyawan PT GRUTI, Panroy Silalahi (32), warga Dusun Huta Tele, Desa Parbuluan 6, mengaku sudah bekerja di PT GRUTI kurang lebih empat tahun. Awalnya, dia menolak kehadiran PT GRUTI saat bergabung dengan Poktan Marhaen.

“Saya dulu ikut demo ke Kantor Bupati Dairi. Tapi itu dulu, setelah saya lihat dan pikirkan matang-matang, saya malah rugi besar. Jadi saya memilih bergabung dengan perusahaan,” ujarnya.

Menurut ayah dua anak itu, dampak langsung PT GRUTI ke masyarakat saat ini memang belum ada, tapi keuntungan sudah diperoleh para petani sekitar perusahaan.

“Akses jalan sudah terbuka, yang menjangkau ribuan hektare lahan pertanian. Seperti akses jalan dari Dusun Huta Tele, Jalan Truc, Sibira, Simarsoit, dan Laembara,” beber Panroy.

“Dari Lumban Siboro ke Huta Tele sekarang sudah tembus (akses jalan),” tuturnya.
Panroy pun menilai, kehadiran perusahaan akan mendorong kemajuan desanya. (rud/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru