26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Miranda Koreksi Ujian Mahasiswa, Angie dan Rosa Nonton TV Bareng

Ketika Rutan KPK Dihuni Tiga Tahanan Perempuan Istimewa

Rutan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih berumur dua bulan. Tapi, penjara yang memanfaatkan bekas gudang di basement gedung komisi antikorupsi itu sudah dihuni tiga sosialita papan atas. Yakni, Miranda Goeltom, Angelina Sondakh, dan Mindo Rosalina Manulang. Bagaimana kehidupan mereka di balik terali besi” 

THOMAS KUKUH, Jakarta

Mulai Jumat lalu (1/6), Angelina Sondakh dan Mindo Rosalina Manulang mendapat teman baru. Dua perempuan yang terlibat kasus suap wisma atlet itu kini bisa berbagi rasa bersama mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (DGS BI) Miranda Swaray Goeltom dalam menghabiskan waktunya dalam tahanan KPK.

Miranda tiba di rutan yang luasnya hanya sekitar 80 meter persegi itu sekitar pukul 18.00. Sesuai prosedur, dia masuk rutan didampingi pengacaranya, Dodi Abdul Kadir dan Andi Simanunsong.

“Saya ingin memastikan apakah ruang tahanan untuk Ibu (Miranda) sesuai dengan aturan yang memperhatikan hak-hak tahanan atau belum,” kata Dodi seusai mengantar kliennya tersebut Jumat malam.

Perempuan yang pada 19 Juni nanti berulang tahun ke-63 itu ditempatkan di sebelah kamar tahanan Angie. Sederet dengan dua kamar pesakitan tersebut, masih ada tiga ruangan yang kosong. Sementara itu, kamar Rosa terletak berseberangan dengan kamar Angie dan Miranda. Namun, mereka tidak bisa bertatap muka karena dipisahkan dua kamar mandi.

Pukul 21.30, keluarga Miranda tiba di KPK. Jumlahnya 15 orang. Mereka langsung mencatat di buku tamu di ruang resepsionis. Mereka, antara lain, Oloan Siahaan, suami Miranda, serta Yohana Goeltom, anak Miranda.

Oloan yang merupakan rektor Universitas Dharma Persada itu enggan berkomentar saat diwawancarai wartawan. Anggota keluarga yang lain juga tidak banyak memberikan komentar soal kedatangan mereka ke rutan KPK.

Ada sejumlah barang yang dibawa keluarga untuk “menemani” Miranda di penjara. Di antaranya, dua bingkai foto. Yang satu foto keluarga, satu lagi foto cucu Miranda. Selain dua foto dan keperluan Miranda lainnya, ada setumpuk kertas serta sebuah bolpoin merah.

Menurut salah seorang anggota keluarganya, Miranda memang meminta dibawakan barang-barang khusus ke kamar prodeonya. Termasuk, berkas jawaban ujian mahasiswanya di Pascasarjana FE UI. “Ibu ingin mengoreksi ujian mahasiswanya di ruang tahanan,” katanya.

Meski sempat shock karena menjadi penghuni ruangan sempit “sekitar 3 x 4 meter” yang tidak dilengkapi AC, kondisi fisik Miranda tampak sehat saat masuk rutan. Bahkan, guru besar FE UI yang merupakan master in political economy dan graduate school economic di Boston University, AS, itu terlihat tegar menghadapi perubahan situasi tersebut.

Begitu dua bingkai foto dari keluarganya diterima, Miranda langsung meletakkannya di atas rak kecil di sebelah kasurnya. Rak atau lemari kecil itu memang salah satu fasilitas untuk para penghuni rutan KPK. Biasanya rak tersebut digunakan untuk tempat pakaian dan barang-barang keperluan lainnya.

Petugas yang meminta namanya tidak dikorankan tersebut mengungkapkan, fasilitas tahanan KPK memang sangat minim, sehingga cocok untuk menghukum koruptor. Jika biasanya orang-orang yang menguras uang negara bisa tidur nyenyak di kasur empuk lengkap dengan pendingin udara, kini mereka harus tidur di kasur busa tipis dengan dipan kayu di dalam ruangan yang sumuk.

“Tidak ada orang yang bisa tidur enak di sini. Tempatnya sumpek banget,” ujarnya.
Meski begitu, kondisi di dalam Rutan KPK tetap manusiawi. Terutama soal fasilitas air dan kamar mandi. KPK menjamin keperluan mereka untuk membersihkan diri benar-benar diperhatikan. (*)

Ketika Rutan KPK Dihuni Tiga Tahanan Perempuan Istimewa

Rutan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih berumur dua bulan. Tapi, penjara yang memanfaatkan bekas gudang di basement gedung komisi antikorupsi itu sudah dihuni tiga sosialita papan atas. Yakni, Miranda Goeltom, Angelina Sondakh, dan Mindo Rosalina Manulang. Bagaimana kehidupan mereka di balik terali besi” 

THOMAS KUKUH, Jakarta

Mulai Jumat lalu (1/6), Angelina Sondakh dan Mindo Rosalina Manulang mendapat teman baru. Dua perempuan yang terlibat kasus suap wisma atlet itu kini bisa berbagi rasa bersama mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (DGS BI) Miranda Swaray Goeltom dalam menghabiskan waktunya dalam tahanan KPK.

Miranda tiba di rutan yang luasnya hanya sekitar 80 meter persegi itu sekitar pukul 18.00. Sesuai prosedur, dia masuk rutan didampingi pengacaranya, Dodi Abdul Kadir dan Andi Simanunsong.

“Saya ingin memastikan apakah ruang tahanan untuk Ibu (Miranda) sesuai dengan aturan yang memperhatikan hak-hak tahanan atau belum,” kata Dodi seusai mengantar kliennya tersebut Jumat malam.

Perempuan yang pada 19 Juni nanti berulang tahun ke-63 itu ditempatkan di sebelah kamar tahanan Angie. Sederet dengan dua kamar pesakitan tersebut, masih ada tiga ruangan yang kosong. Sementara itu, kamar Rosa terletak berseberangan dengan kamar Angie dan Miranda. Namun, mereka tidak bisa bertatap muka karena dipisahkan dua kamar mandi.

Pukul 21.30, keluarga Miranda tiba di KPK. Jumlahnya 15 orang. Mereka langsung mencatat di buku tamu di ruang resepsionis. Mereka, antara lain, Oloan Siahaan, suami Miranda, serta Yohana Goeltom, anak Miranda.

Oloan yang merupakan rektor Universitas Dharma Persada itu enggan berkomentar saat diwawancarai wartawan. Anggota keluarga yang lain juga tidak banyak memberikan komentar soal kedatangan mereka ke rutan KPK.

Ada sejumlah barang yang dibawa keluarga untuk “menemani” Miranda di penjara. Di antaranya, dua bingkai foto. Yang satu foto keluarga, satu lagi foto cucu Miranda. Selain dua foto dan keperluan Miranda lainnya, ada setumpuk kertas serta sebuah bolpoin merah.

Menurut salah seorang anggota keluarganya, Miranda memang meminta dibawakan barang-barang khusus ke kamar prodeonya. Termasuk, berkas jawaban ujian mahasiswanya di Pascasarjana FE UI. “Ibu ingin mengoreksi ujian mahasiswanya di ruang tahanan,” katanya.

Meski sempat shock karena menjadi penghuni ruangan sempit “sekitar 3 x 4 meter” yang tidak dilengkapi AC, kondisi fisik Miranda tampak sehat saat masuk rutan. Bahkan, guru besar FE UI yang merupakan master in political economy dan graduate school economic di Boston University, AS, itu terlihat tegar menghadapi perubahan situasi tersebut.

Begitu dua bingkai foto dari keluarganya diterima, Miranda langsung meletakkannya di atas rak kecil di sebelah kasurnya. Rak atau lemari kecil itu memang salah satu fasilitas untuk para penghuni rutan KPK. Biasanya rak tersebut digunakan untuk tempat pakaian dan barang-barang keperluan lainnya.

Petugas yang meminta namanya tidak dikorankan tersebut mengungkapkan, fasilitas tahanan KPK memang sangat minim, sehingga cocok untuk menghukum koruptor. Jika biasanya orang-orang yang menguras uang negara bisa tidur nyenyak di kasur empuk lengkap dengan pendingin udara, kini mereka harus tidur di kasur busa tipis dengan dipan kayu di dalam ruangan yang sumuk.

“Tidak ada orang yang bisa tidur enak di sini. Tempatnya sumpek banget,” ujarnya.
Meski begitu, kondisi di dalam Rutan KPK tetap manusiawi. Terutama soal fasilitas air dan kamar mandi. KPK menjamin keperluan mereka untuk membersihkan diri benar-benar diperhatikan. (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/