Kasus Penembakan Awie
MEDAN-Otak pelaku penembakan Kho Wi To alias Awie alias Suwito alias Wito (40) dan istrinya Lim Chi Chi alias Dora Halim (28) hingga kemarin (2/4), masih belum berhasil terungkap. Informasi yang dihimpun wartawan, polisi masih terus memeriksa tiga orang yakni berinisial A, M dan P.
“A dan M diperiksa di Mapolresta sementara P ditempat lain,” ujar sumber yang tidak bersedia disebutkan namanya.
Menurut sumber itu, kepada polisi M mengaku A merupakan suaminya. Dikatakanya, dia bersama suaminya A datang dari Jakarta dan menginap di sebuah Hotel Mewah di Medan sejak tiga hari yang lalu untuk menyaksikan show artis kesukaannya, namun tiba-tiba pihak kepolisian langsung mengamankannya dan memeriksanya.
Dijelaskanya, suaminya yang juga seorang pengusaha percetakan tidak terlibat dalam penembakan yang menewaskan pengusaha ikan dan garam itu, namun P melibat-libatkannya.
Kapolresta Medan, Kombes Pol Tagam Sinaga saat dikonfirmasi mengatakan, masih melakukan penyelidikan dan pendalaman terhadap beberapa orang saksi termasuk tiga orang yang sebelumnya diperiksa.
“Sabar ya, sabar, nanti kita akan beritahukan kepada rekan-rekan wartawan, saat ini kami sedang bekerja keras untuk segera mengungkapnya,” tegas Tagam.
Kapolsekta Medan Timur, Kompol Patar Silalahi mengaku, memang ada memeriksa seorang wanita berinisial A bersama suaminya M, warga asal Jakarta. Namun hingga saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman.
“Mereka diperiksa di Mapolresta saat ini, namun masih sebatas diperiksa. Sampai saat ini masih didalami. Kita tunggu saja, kami juga mohon doa dari kawan-kawan,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Kepala Divisi Hak Asasi Manusia (HAM) Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan, Ahmad Irwandi Lubis SH mengatakan bahwa terjadinya perampokan dan penembakan dengan menggunakan senjata api, karena lemahnya pengawasan intelijen polisi.
“Penembakan menyebabkan tewasnya pasangan suami istri tersebut membuktikan lemahnya pengawasan jajaran intelijen kepolisian terhadap peredaran senjata api ilegal, untuk itu kita mendesak agar jajaran kepolisian, khususnya Polda Sumut untuk segera menangkap para pelaku,” kata Irwandi.
Menurut Irwandi, deteksi dini intelijen kepolisian harus dilakukan terus menerus untuk mencari dan menemukan senjata api yang sudah terlanjur beredar di masyarakat. (mag-8/sal/smg)