Kurangi Kemacetan hingga 40 Persen
MEDAN-Kehadiran bus Trans Medan atau Bus Rapid Transit (BRT) pada awal 2013 diyakini bukan isapan jempol. Sikap optimistis ditunjukan Pemerintah Kota (Pemko) Medan. Termasuk untuk mengurangi jumlah angkutan kota (angkot). Pasalnya, satu bus Trans Medan sama dengan 10 angkot.
“Ketika busway beroperasi, maka jadi satu halte seperti di Jalan Kapten Maulana Lubis dan Jalan Gatot Subroto akan mengurangi 10 angkot di Medan. Dengan perbandingan satu halte 1 bus untuk busway, maka 10 angkot di Medan harus berkurang secara bertahap. Ini terget kita,” papar Kepala Bidang Teknis Sarana dan Prasarana, Dishub Kota Medan, Iswar, belum lama ini.
Meski demikian, sambungnya, hal yang terpenting saat ini bagaimana pengusaha angkutan umum di Medan seperti KPUM dan Rahayu mau bergabung dengan konsorsium. Artinya, jika sudah bergabung, maka akan ada pengurangan jumlah angkutan yang beroperasi selama ini.
Pada praktiknya, Trans Medan nanti tidak memakai jalur jalan khusus. Operasionalnya juga akan tepat waktu atau terjadwal jam operasinya sehingga penumpang memiliki kepastian ketika naik bus Trans Medan. “Dalam rencana, Trans Medan ini akan berjalan bersamaan dengan kendaraan lain baik pribadi maupun angkutan kota (angkot) di jalan umum,” jelas Iswar.
Dikatakan Iswar, saat ini Trans Medan sudah masuk dalam tahap pengkajian atau kajian Detail Engenerring Desaign (DED) untuk pelaksanaannya. Dishub Medan juga masih mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung pengoperasian trans Medan. “Sudah ada investor asal Jambi yang melirik konsorsium Bus Trans Medan, yakni PT Pulau Sumatera. Nah mereka bersedia memenuhi jumlah bus untuk Trans Medan. Investor ini juga menyediakan bus dengan sistem busway di Jambi dan di Bandar Lampung,” kata Iswar.
Menurutnya, Kota Medan membutuhkan angkutan massal karena tingkat kemacetan di Medan diperkirakan akan semakin parah sekaligus untuk memberikan kenyamanan. Jadi keberadaan angkutan massal ini diharapkan bisa mengurangi kemacetan hingga 40 persen.
Ia memaparkan, Kota Medan tercatat berpenduduk sebanyak 2,6 juta jiwa. Sedangkan pada waktu-waktu tertentu, penduduk Medan bertambah ratusan ribu jiwa (disebut commuters). Di tahun lalu, total commuters mencapai 742.280 jiwa, pada siang hari sebanyak 476. 210 jiwa yang masuk ke Medan dan 329.244 jiwa keluar dari kota ini. Sebagian besar commuters tersebut menggunakan alat transportasi umum sebagai angkutan masuk dan keluar Medan dibandingkan kendaraan bersama seperti angkutan pribadi dan alat transportasi lain. “Jadi sambil Pemko menyiapkan sarana dan prasarana, kami mengajak pengusaha angkutan untuk bekerja sama dalam hal pengadaan bus atau lainnya sehingga semuanya bisa berjalan bersama, tidak merasa ada yang tersaingi,” harapnya.
Siapkan Enam Koridor
Selain itu, beberapa persiapan lain telah disiapkan Pemko Medan. Pembangunan enam unit koridor di sejumlah titik di Kota Medan pun telah dirancang. Pemko Medan kini tinggal melakukan ekspos di Sekretariat Wakil Presiden (Wapres) RI. Hal ini diungkapkan Wali Kota Medan Rahudman Harahap kepada Sumut Pos usai berziarah di Makam Pahlawan Medan di Jalan SM Raja Medan, belum lama ini. “Sudah dibicarakan hal itu, tinggal secapatnya melakukan eskpos di Sekretariat Wapres RI untuk pembangunan enam koridornya,” kata Rahudman.
Kehadiran Trans Medan adalah mutlak. Pasalnya Pemko Medan akan memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat untuk transportasi massal ini. “Untuk memberikan pelayanan transport terbaik untuk rakyat sehingga rakyat bisa menerima dengan pelayanan terbaik dan sejuk,” ungkapnya.
Lanjutnya Rahudman, jalur pertama kali prioritas akan dilalui Trans Medan dari Belawan hingga Jalan Yos Sudarso Medan. “Sehingga masyarakat dari bagian utara Medan menuju ke inti kota bisa dilayani dengan transportasi dengan rute pajang,” ujar Rahudman.
Trans Medan akan melayani rute pajang yang melintas dari pinggir kota menuju inti kota, namun wali kota belum memberikan pasti rute trans Medan ini.”Trans Medan hanya melayani rute panjang sehingga memberikan pengkutan terbaik masyarakat,” paparnya.
Terlepas dari itu rencana Trans Medan memang menuai tanggapan pro dan kontra. Perbedaaan pendapat ini dianggap baik oleh Ketua DPRD Medan, Amiruddin, karena kepedulian terhadap Kota Medan semakin tinggi. Itulah sebab, Pemko Medan harus serius mematangkan rencana tersebut.
“Artinya, jangan sampai keberadaan Trans Medan untuk mengurangi kemacetan, tapi malah sebaliknya. Hal ini harus dipikirkan kembali,” ucap Amiruddin.
Untuk itu, Amiruddin mengungkapkan agar Pemko Medan melakukan kajian mendalam terkait rencana tersebut. Studi banding ke Jakarta juga tidak salah demi untuk melihat bagaimana Trans Jakarta operasi sesuai prosedur dan mengurangi kemacetan di jalan inti kota.
Pun, lanjut Amiruddin, masyarakat harus dilibatkan dalam pematangan rencana Trans Medan. Bagaimanapun juga, kata Amiruddin, masyarakatlah yang akan menggunakan bus massal itu nantinya. (gus)