Gerah dengan Janji Manajeman PSMS ISL
MEDAN- Keresahan skuad PSMS tak terbendung lagi. Tunggakan gaji lima bulan yang belum dituntaskan membuat amarah Sasa Zecevic Cs sampai ke ubun-ubun. Mereka pun serempak mengadukan nasibnya ke Kantor Wali Kota Medan, Selasa (3/7).
Sekitar pukul 11.15 WIB, sebanyak 21 pemain minus Zulkarnaen dan Nastja Ceh spontan beranjak dari Mess Kebun Bunga, Jalan Candi Borobudur dengan berjalan kaki menuju kantor Pemko Medan yang letaknya hanya berjarak sekitar 500 meter.
Di balai kota, mereka diterima Kadispora Kota Medan Hanas Hasibuan dan Ketua KONI Medan Zulhifzi Lubis dan beberapa staf Pemko Medan di ruangan rapat II. Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 60 menit itu, satu per satu pemain Ayam Kinantan menyampaikan keluhannya atas belum dibayarnya gaji mereka.
“Kami kecewa pengurus tidak menjumpai kami sesuai janji mereka pada Senin malam. Paginya kami tunggu, tidak juga datang. Kami tolak untuk melakukan latihan pagi. Tidak ada jaminan yang bisa kami pegang. Semua pemain beraudiensi bukan berdemo seperti kamu lihat. Itu spontan kami lakukan bukan terencana dari awal,” terang Sasa.
Sebenarnya skuad PSMS terbilang cukup mengerti. Alasan belum mengucurnya dana konsorsium membuat pemain kini hanya berharap pinjaman (lebih tepatnya cicilan gaji, Red). Selayaknya cicilan itu diberikan 25 Juni lalu, sesuai janji manajemen sebelum menghadapi PSAP tiga hari kemudian.
Namun, pinjaman yang dijanjikan tak kunjung diberikan hingga saat ini. Pertemuan yang dijanjikan manajemen dengan pemain sejak Minggu (1/7) lalu terus-menerus molor hingga tiga kali. Tak satupun perwakilan manajemen baik CEO PSMS, Idris maupun Asisten Manajer, Benny Tomasoa hadir ke mess, pada janji berikutnya Senin (2/7) malam dan memberikan janji baru akan datang, Selasa (3/7) kemarin pukul 11.00 WIB. Akibatnya pemain kembali mogok latihan pagi.
“Kita minta pinjaman diberikan juga kejelasan. Mereka menjanjikan tanggal 15 Juli akan ada pencairan dana dari BLI. Kita sudah coba sabar. Kami di sini bisa makan, tapi anak istri di rumah mau makan apa? Kita nggak ada ngirim,” ujar Zainal Anwar.
Sementara gelandang, Anton Samba berharap ada kepastian sebelum mereka bertolak ke Kalimantan menghadapi Mitra Kukar dan Persisam Samarinda. “Kami berangkat tanggal 5 Juli nanti ke Kalimantan. Kami berharap ada kepastian sebelum berangkat. Biar kami tenang main,” ujarnya.
Sementara Caretaker Pelatih PSMS, Suharto awalnya tidak tahu jika pemain akan mengadukan nasib mereka ke Pemko Medan. Bersama Roekinoy dan Sugiar ketiganya menyusul pemain ke Balai Kota.
“Kedatangan, anak-anak ini tidak direncanakan, mereka spontan karena pusing memikirkan gaji. Kalau sampai sejauh ini (datang ke Pemko, Red) saya sendiri terkejut karena saya tadi sedang tidur. Saya sudah mengajak pemain berlatih, tapi ini hak anak-anak. Selama ini, mereka sudah mampu menunjukkan walau kondisinya seperti ini. Saya harap, bapak-bapak mau mencarikan solusikan. Dua partai away (Mitra dan Persisam) sangat penting, kalau kalah bisa degradasi. Saya harapkan, ada solusi jadi anak-anak bisa konsentrasi,” kata Suharto.
Sementara Kadispora Medan, Hanas Hasibuan yang menerima skuad PSMS mengatakan akan segera menindaklanjuti masalah ini ke pengurus PSMS. “Saya pikir responnya tidak terlalu lama. Kami akan panggil pengurus,” tegasnya.
Ketua KONI Medan, Zulhifzi Lubis menegaskan jika nanti memanggil manajemen dan pengurus PSMS, maka juga akan mempertegas soal dana sponsor yang disebut belum cair. “Sore ini akan kami panggil,” pungkasnya.
Sementara itu, CEO PSMS ISL Idris SE mengaku kecewa dengan aksi pemain itu. “Mereka tanpa izin. Mereka mau kemanapun kita tidak akan pernah menghalangi. Tapi paling tidak izin,” katanya.
Menurutnya ketidakhadirannya memenuhi janji pertemuan dengan pemain bukan disengaja. “Saya gak bisa datang karena ada tamu. Bukannya mengelak,” terangnya.
Pihaknya akan segera menggelar rapat pengurus kemarin malam. “Saya CEO PSMS bersama manajer, dan bendahara PSMS yang akan rapat. Sekarang cuma kami bertiga saja yang aktif. Kami akan bahas masalah ini,” ujarnya.
Lantas apakah akan ada solusi? Idris tidak bisa menjamin.” Kita sudah sampaikan 15 juli. Apa mereka tidak percaya? Kalau tidak percaya. Agreement sudah kita laksanakan di Jakarta antara APPI, BLI,” pungkasnya.(mag-18/gus)