26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Yasser Arafat Tewas Diracun Polonium

RAMALLAH – Penyelidikan independen terkait kasus kematian mantan pemimpin dan Presiden Otoritas Palestina Yasser Arafat menemukan fakta terbaru. Kemarin (4/7) Institut de Radiophysique, University of Lausanne, Swiss, mengumumkan soal penemuan bahan radioaktif polonium-210 pada pakaian pribadi tokoh peraih Nobel Perdamaian pada 1994 tersebut.

Karena itu, dalam waktu dekat, pihak yang berwenang bakal menggali dan membongkar makam Arafat. ‘’Kami memiliki bukti bahwa terdapat terlalu banyak kandungan polonium (pada pakaian Arafat). Tapi, itu tidak berarti bahwa kami langsung menyimpulkan Arafat diracun dengan bahan radioaktif tersebut. Satu-satunya cara untuk menjawab anomali ini adalah melakukan uji pada mayat (Arafat),’’ ungkap François Bochud, direktur Institut de Radiophysique di Kota Lausanne, Swiss, dalam wawancara dengan CNN, kemarin.

Sebelumnya, stasiun televisi Al-Jazeera mengutip hasil riset laboratorium yang dirilis pada Selasa lalu (3/7). Dalam laporan itu, lapor Al-Jazeera, terungkap bahwa Arafat yang meninggal pada 2004 telah diracun dengan menggunakan polonium.

Al-Jazeera menyatakan bahwa para pakar dan sejumlah laboratorium di Eropa telah menganalisis pakaian maupun sejumlah barang milik Arafat. Benda-benda itu diserahkan kepada Suha Arafat (istri Arafat) oleh Rumah Sakit Militer Percy, Paris, Prancis, tempat tokoh kelahiran 24 Agustus 1929 tersebut dirawat sebelum meninggal.

Selanjutnya, Suha menyerahkan benda-benda itu pada Al-Jazeera, yang minta dilakukan sejumlah tes. Termasuk, uji atas pakaian, kafiyeh (penutup kepala), dan sweater yang dikenakan oleh Arafat.

‘’Kesimpulannya, kami memang menemukan polonium dalam jumlah yang signifikan pada sampel (pakaian milik Arafat, Red),’’ jelas Bochud. Afp/Rtr/Cnn/hep/jpnn)

RAMALLAH – Penyelidikan independen terkait kasus kematian mantan pemimpin dan Presiden Otoritas Palestina Yasser Arafat menemukan fakta terbaru. Kemarin (4/7) Institut de Radiophysique, University of Lausanne, Swiss, mengumumkan soal penemuan bahan radioaktif polonium-210 pada pakaian pribadi tokoh peraih Nobel Perdamaian pada 1994 tersebut.

Karena itu, dalam waktu dekat, pihak yang berwenang bakal menggali dan membongkar makam Arafat. ‘’Kami memiliki bukti bahwa terdapat terlalu banyak kandungan polonium (pada pakaian Arafat). Tapi, itu tidak berarti bahwa kami langsung menyimpulkan Arafat diracun dengan bahan radioaktif tersebut. Satu-satunya cara untuk menjawab anomali ini adalah melakukan uji pada mayat (Arafat),’’ ungkap François Bochud, direktur Institut de Radiophysique di Kota Lausanne, Swiss, dalam wawancara dengan CNN, kemarin.

Sebelumnya, stasiun televisi Al-Jazeera mengutip hasil riset laboratorium yang dirilis pada Selasa lalu (3/7). Dalam laporan itu, lapor Al-Jazeera, terungkap bahwa Arafat yang meninggal pada 2004 telah diracun dengan menggunakan polonium.

Al-Jazeera menyatakan bahwa para pakar dan sejumlah laboratorium di Eropa telah menganalisis pakaian maupun sejumlah barang milik Arafat. Benda-benda itu diserahkan kepada Suha Arafat (istri Arafat) oleh Rumah Sakit Militer Percy, Paris, Prancis, tempat tokoh kelahiran 24 Agustus 1929 tersebut dirawat sebelum meninggal.

Selanjutnya, Suha menyerahkan benda-benda itu pada Al-Jazeera, yang minta dilakukan sejumlah tes. Termasuk, uji atas pakaian, kafiyeh (penutup kepala), dan sweater yang dikenakan oleh Arafat.

‘’Kesimpulannya, kami memang menemukan polonium dalam jumlah yang signifikan pada sampel (pakaian milik Arafat, Red),’’ jelas Bochud. Afp/Rtr/Cnn/hep/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/