26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Berangkat tanpa Kejelasan

PSMS Jalani Laga Away ke Kalimantan

MEDAN- Kekecewaan pemain PSMS terkait belum dibayarnya gaji mereka selama lima bulan, ternyata tak berbuntut pada mogok main. Buktinya, meski belum ada kejelasan soal pembayaran gaji yang tertunggak, Sasa Zecevic Cs tetap berangkat ke Kalimantan, Kamis (6/7), untuk menjalani laga tersisa yakni melawan Mitra Kukar (7/7) dan Persisam Samarinda Rabu (11/7).

Ya, Sasa Zecevic memilih pasrah dan tetap menjalankan dua ujian terakhir di pentas ISL. Jurang degradasi yang semakin dekat mau tak mau membuat mereka berjuang lagi. Seperti tanpa amunisi. Namun sudah kepalang tanggung, ada harga diri publik Medan yang harus tetap dijaga.
Pascatuntutan ke kantor Wali Kota Medan, Selasa (3/7) lalu, tak ada perkembangan positif yang didapat anak-anak besutan Suharto ini. Bahkan, pada pertemuan terakhir menjelang keberangkatan tim ke Kalimantan, tak ada juga kesepakatan baru yang menjamin agar pemain tak bisa berkonsentarasi melahap dua laga krusial itu.

Idris hanya menyuntikkan motivasi tanpa ‘serum’ yang menjadi obat nyata. Pinjaman yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhan sebelum gaji diberikan, kembali molor hingga 16 Juli (mundur sehari dari janji sebelumnya 15 Juli, Red).

“Saya hanya memotivasi mereka biar semangat. Kita harap mereka mau main bagus. Agar mereka tidak degradasi. Karena tahun depan PSMS bakal dapat sponsor. Soal pinjaman mau bagaimana, uangnya juga tidak ada. Untuk berangkat saja saya gunakan dana pribadi. Saya sampai jual mobil pribadi. Kita butuh sekitar Rp301 juta untuk akomodasi. Sudah habis-habisan kita. Kalau mengharapkan dari tiket terakhir saja minus. Cuma Rp40 juta pemasukan dari Rp79 juta biaya operasional,” ungkap Idris usai pertemuan kepada wartawan kemarin.

Lantas, soal jaminan yang dibutuhkan pemain, Idris mengatakan sudah cukup tertuang dalam penandatanganan assessment BLI dengan Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI). “Jaminan apa lagi? Itu sudah dari APPI. Sudah diwadahi dan tercapai kesepakatan dengan BLI soal komitmen tanggal 16 Juli. Mereka juga akan cari dana dari konsorsium dan sponsor. Mungkin bisa dilunaskan. Mungkin juga bertahap. Yang penting akan ada kesejahteraan untuk pemain,” katanya.

Tak dipungkiri pemain berangkat dengan pikiran berkecamuk. Sejumlah pertanyaan negatif beredar di benak mereka, soal kemungkinan manajemen akan menepati janji mereka pada tanggal yang dijanjikan. Apalagi saat itu musim telah berakhir. “Terus terang kami pusing. Tapi ya sudahlah kami berangkat. Mungkin masih belum percaya. Apalagi saat itu musim sudah berakhir. Maunya, sehabis lawan Persisam sudah ada kejelasan. Jadi tidak harus lagi kembali ke Medan. Tapi dari hal-hal kecil (pinjaman, Red) saja tidak terpenuhi. Gimana kita bisa percaya 100 persen. Yang pasti saya mau selesaikan dulu kewajiban di dua laga sisa,” pungkas salah seorang pemain yang tidak ingin disebutkan namanya.

Kondisi ini jelas membuat Caretaker Pelatih PSMS Suharto bekerja keras memompa semangat Sasa Zecevic Cs agar tetap bertarung fight. Suharto kembali harus menghela nafas dengan persiapan yang sangat singkat. Di Tenggarong nanti, Suharto juga hanya punya kesempatan latihan sehari. “Persiapan bisa dibilang sangat singkat. Memang agak berat dan sulit. Mudah-mudahan pemain dapat termotivasi,” ujarnya.

Satu-satunya celah untuk membakar semangat adalah untuk tidak membiarkan PSMS  turun kasta. “Mereka masih punya tekad tidak ingin timnya degradasi. Saya pikir itulah motivasi terakhir,” pungkasnya. (mag-18)

PSMS Jalani Laga Away ke Kalimantan

MEDAN- Kekecewaan pemain PSMS terkait belum dibayarnya gaji mereka selama lima bulan, ternyata tak berbuntut pada mogok main. Buktinya, meski belum ada kejelasan soal pembayaran gaji yang tertunggak, Sasa Zecevic Cs tetap berangkat ke Kalimantan, Kamis (6/7), untuk menjalani laga tersisa yakni melawan Mitra Kukar (7/7) dan Persisam Samarinda Rabu (11/7).

Ya, Sasa Zecevic memilih pasrah dan tetap menjalankan dua ujian terakhir di pentas ISL. Jurang degradasi yang semakin dekat mau tak mau membuat mereka berjuang lagi. Seperti tanpa amunisi. Namun sudah kepalang tanggung, ada harga diri publik Medan yang harus tetap dijaga.
Pascatuntutan ke kantor Wali Kota Medan, Selasa (3/7) lalu, tak ada perkembangan positif yang didapat anak-anak besutan Suharto ini. Bahkan, pada pertemuan terakhir menjelang keberangkatan tim ke Kalimantan, tak ada juga kesepakatan baru yang menjamin agar pemain tak bisa berkonsentarasi melahap dua laga krusial itu.

Idris hanya menyuntikkan motivasi tanpa ‘serum’ yang menjadi obat nyata. Pinjaman yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhan sebelum gaji diberikan, kembali molor hingga 16 Juli (mundur sehari dari janji sebelumnya 15 Juli, Red).

“Saya hanya memotivasi mereka biar semangat. Kita harap mereka mau main bagus. Agar mereka tidak degradasi. Karena tahun depan PSMS bakal dapat sponsor. Soal pinjaman mau bagaimana, uangnya juga tidak ada. Untuk berangkat saja saya gunakan dana pribadi. Saya sampai jual mobil pribadi. Kita butuh sekitar Rp301 juta untuk akomodasi. Sudah habis-habisan kita. Kalau mengharapkan dari tiket terakhir saja minus. Cuma Rp40 juta pemasukan dari Rp79 juta biaya operasional,” ungkap Idris usai pertemuan kepada wartawan kemarin.

Lantas, soal jaminan yang dibutuhkan pemain, Idris mengatakan sudah cukup tertuang dalam penandatanganan assessment BLI dengan Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI). “Jaminan apa lagi? Itu sudah dari APPI. Sudah diwadahi dan tercapai kesepakatan dengan BLI soal komitmen tanggal 16 Juli. Mereka juga akan cari dana dari konsorsium dan sponsor. Mungkin bisa dilunaskan. Mungkin juga bertahap. Yang penting akan ada kesejahteraan untuk pemain,” katanya.

Tak dipungkiri pemain berangkat dengan pikiran berkecamuk. Sejumlah pertanyaan negatif beredar di benak mereka, soal kemungkinan manajemen akan menepati janji mereka pada tanggal yang dijanjikan. Apalagi saat itu musim telah berakhir. “Terus terang kami pusing. Tapi ya sudahlah kami berangkat. Mungkin masih belum percaya. Apalagi saat itu musim sudah berakhir. Maunya, sehabis lawan Persisam sudah ada kejelasan. Jadi tidak harus lagi kembali ke Medan. Tapi dari hal-hal kecil (pinjaman, Red) saja tidak terpenuhi. Gimana kita bisa percaya 100 persen. Yang pasti saya mau selesaikan dulu kewajiban di dua laga sisa,” pungkas salah seorang pemain yang tidak ingin disebutkan namanya.

Kondisi ini jelas membuat Caretaker Pelatih PSMS Suharto bekerja keras memompa semangat Sasa Zecevic Cs agar tetap bertarung fight. Suharto kembali harus menghela nafas dengan persiapan yang sangat singkat. Di Tenggarong nanti, Suharto juga hanya punya kesempatan latihan sehari. “Persiapan bisa dibilang sangat singkat. Memang agak berat dan sulit. Mudah-mudahan pemain dapat termotivasi,” ujarnya.

Satu-satunya celah untuk membakar semangat adalah untuk tidak membiarkan PSMS  turun kasta. “Mereka masih punya tekad tidak ingin timnya degradasi. Saya pikir itulah motivasi terakhir,” pungkasnya. (mag-18)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/