29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

KIM jadi Empat Dibangun di Lahan Seluas 200 Hektar

MEDAN- Sukses dengan pembangunan Kawasan Industri Medan (KIM) akan kembali diperluas 200 hektare dengan nama KIM 4. Kawasan ini akan berdampingan dengan KIM 1, 2, dan 3.

Menurut Direktur Utama PT KIM, Gandhi L Tambunan, total luas lahan KIM 1 sampai 3 tercatat 650 hektar di mana luas lahan KIM 1 sebesar 80-an hektare dan KIM 3 seluas 100 hektare. “Selebihnya KIM 2,” ujarnya, kemarin (10/7).

Gandhi menjelaskan, jumlah perusahaan yang ada di KIM sebanyak 336 unit.

Sementara dilihat dari luas lahan 80 persen dimiliki oleh Penanaman Modal Asing (PMA). Misalnya saja, sebutnya, perusahaan Taiwan yang kini memiliki luas lahan sebesar 80 hektare. “Proses KIM 4 sampai saat ini masih dalam tahap pembebasan lahan. Lahan dimiliki oleh masyarakat. Pihak ketiga masih menego harga karena harganya naik dan turun,” ujarnya.

Dari 200 hektare lahan yang diperluas KIM 4, 100 hektar lahan dikelola oleh KIM dan 100 hektare lagi dikelola oleh swasta. Dia berharap dengan adanya penambahan luas lahan ini maka akan menarik para investor, baik PMDN dan PMA.

Persoalannya, kata Gandhi, selain pembebasan lahan juga persoalan lsitrik dan gas. Dia mengatakan KIM membutuhkan 250 MW pasokan listrik sementara yang diberikan PLN hanya 90 MW.

“Listrik kurang jadi perusahaan memenuhi kebutuhan dengan genset atau lainnya. Sama dengan gas, pasokan juga kurang sehingga menyulitkan perusahaan padahal tidak boleh seperti itu. Untuk itulah diperlukan gagasan dari Apindo yang bergerak,” ucapnya.

Ketua Asosiasi Pengusaha Pengguna Gas (APPIGAS), Johan Brien mengatakan pihaknya telah meminta kepada menteri ESDM untuk meninjau ulang soal kenaikan harga gas yang melebihi nasional. Dia menyayangkan mengapa kenaikan harga gas untuk Sumut 63 persen sedangkan di Jawa hanya 50 persen. “Di Sumut sudah kekurangan gas, mengapa harganya dinaikkan lebih tinggi? Dan inilah yang akan kita pertanyakan dan minta ditinjau ulang. Ini jelas memberatkan pengusaha pengguna gas di Sumut,” tegasnya.

Sebelumnya, Menteri Energi Sumberdaya Mineral (ESDM), Jero Wacik mengatakan pemerintah akan memprioritaskan pasokan bahan bakar baik itu listrik maupun gas. Untuk gas, industri dipastikan akan mendapat pasokan lebih khususnya industri makanan dan minuman.”Jelang Lebaran nanti, produksi industri makanan dan minuman pasti meningkat jadi akan diutamakan untuk mendapatkan pasokan gas,” ucapnya.

Diakuinya, kebutuhan gas dipakai untuk beberapa hal yakni lifting, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), pupuk, industri dan transportasi. “Jadi misalnya PLN butuh, harus legowo diberikan kepada industri,” pungkasnya. (ram)

MEDAN- Sukses dengan pembangunan Kawasan Industri Medan (KIM) akan kembali diperluas 200 hektare dengan nama KIM 4. Kawasan ini akan berdampingan dengan KIM 1, 2, dan 3.

Menurut Direktur Utama PT KIM, Gandhi L Tambunan, total luas lahan KIM 1 sampai 3 tercatat 650 hektar di mana luas lahan KIM 1 sebesar 80-an hektare dan KIM 3 seluas 100 hektare. “Selebihnya KIM 2,” ujarnya, kemarin (10/7).

Gandhi menjelaskan, jumlah perusahaan yang ada di KIM sebanyak 336 unit.

Sementara dilihat dari luas lahan 80 persen dimiliki oleh Penanaman Modal Asing (PMA). Misalnya saja, sebutnya, perusahaan Taiwan yang kini memiliki luas lahan sebesar 80 hektare. “Proses KIM 4 sampai saat ini masih dalam tahap pembebasan lahan. Lahan dimiliki oleh masyarakat. Pihak ketiga masih menego harga karena harganya naik dan turun,” ujarnya.

Dari 200 hektare lahan yang diperluas KIM 4, 100 hektar lahan dikelola oleh KIM dan 100 hektare lagi dikelola oleh swasta. Dia berharap dengan adanya penambahan luas lahan ini maka akan menarik para investor, baik PMDN dan PMA.

Persoalannya, kata Gandhi, selain pembebasan lahan juga persoalan lsitrik dan gas. Dia mengatakan KIM membutuhkan 250 MW pasokan listrik sementara yang diberikan PLN hanya 90 MW.

“Listrik kurang jadi perusahaan memenuhi kebutuhan dengan genset atau lainnya. Sama dengan gas, pasokan juga kurang sehingga menyulitkan perusahaan padahal tidak boleh seperti itu. Untuk itulah diperlukan gagasan dari Apindo yang bergerak,” ucapnya.

Ketua Asosiasi Pengusaha Pengguna Gas (APPIGAS), Johan Brien mengatakan pihaknya telah meminta kepada menteri ESDM untuk meninjau ulang soal kenaikan harga gas yang melebihi nasional. Dia menyayangkan mengapa kenaikan harga gas untuk Sumut 63 persen sedangkan di Jawa hanya 50 persen. “Di Sumut sudah kekurangan gas, mengapa harganya dinaikkan lebih tinggi? Dan inilah yang akan kita pertanyakan dan minta ditinjau ulang. Ini jelas memberatkan pengusaha pengguna gas di Sumut,” tegasnya.

Sebelumnya, Menteri Energi Sumberdaya Mineral (ESDM), Jero Wacik mengatakan pemerintah akan memprioritaskan pasokan bahan bakar baik itu listrik maupun gas. Untuk gas, industri dipastikan akan mendapat pasokan lebih khususnya industri makanan dan minuman.”Jelang Lebaran nanti, produksi industri makanan dan minuman pasti meningkat jadi akan diutamakan untuk mendapatkan pasokan gas,” ucapnya.

Diakuinya, kebutuhan gas dipakai untuk beberapa hal yakni lifting, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), pupuk, industri dan transportasi. “Jadi misalnya PLN butuh, harus legowo diberikan kepada industri,” pungkasnya. (ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/