NIAS- Tiga bakal calon (balon) Gubsu yang akan berkompetisi tahun depan mulai rajin menjaring aspirasi dan dukungan masyarakat pemilih di berbagai wilayah di Sumut. Ketiganya aktif bertemu masyarakat dan organisasi massa untuk mendukung langkah mereka di perhelatan lima tahunan tersebut.
Letjen (Purn) Cornel Simbolon diberikan gelar ‘Tuha Sa Lele O Hito’ oleh masyarakat adat Teluk Dalam, Nias Selatan, dalam kunjungan di Pulau Nias dari Kamis (5/7) hingga Sabtu (7/7).
Gelar yang bermakna ‘Raja yang Tak Pernah Merasa Lelah Berjuang dalam Mewujudkan Keadilan’ itu diberikan sebagai doa masyarakat Teluk Dalam kepada mantan Wakasad itu agar berhasil di Pilgubsu 7 Maret 2013.
Acara yang diikuti 150 orang perwakilan masyarakat adat di Teluk Dalam itu dihadiri Drs Justin Daci (Ama Iro), pimpinan masyarakat adat dan Pastor Thomas dari Keuskupan Sibolga. Menurut Justin, gelar ini mereka berikan karena Cornel dianggap sebagai sosok yang diharapkan bisa memperjuangkan aspirasi masyarakat Nias Selatan yang terkesan diabaikan Pemprovsu.
Dalam kesempatan itu, Cornel mengatakan dirinya tersanjung atas gelar yang diberikan masyarakat Teluk Dalam kepadanya. Gelar itu dikatakan cambuk kepadanya untuk mewujudkan cita-citanya menjadi Gubsu. “Berkat doa dan dukungan masyarakat Nias, khususnya Teluk Dalam, saya lebih bersemangat. Soal Propinsi Nias, jika memang itu solusi mengejar ketertinggalan, saya akan berju ang melobi pusat dan DPR,’’ katanya.
Menurut Ketua DPP Partai Demokrat ini, Kepulauan Nias sangat kaya akan sumber daya alam, khususnya pertanian, perkebunan, perikanan dan pariwisata.
Gus di Padangsidempuan
Di tempat terpisah, mantan Dirut Bank Sumut yang juga balon di Pilgubsu 2013, Gus Irawan mencermati perlunya peningkatan kesejahteraan rakyat dengan mengembangkan potensi alam di pantai barat Sumut.
“Di kawasan pantai Barat Sumut dan wilayah Tapanuli bagian Selatan (Tabagsel) misalnya. Di situ cukup banyak potensi alam yang belum digali dan dikembangkan,” ungkap Gus saat berkunjung ke Padangsidimpuan sepekan lalu.
Gus juga mengomentari Padanglawas Utara (Paluta) dan Padanglawas (Palas) yang dikenal sebagai produsen sapi terbesar di Sumut. Bila dikembangkan secara serius, dia mengatakan, kebutuhan sapi di Sumut bisa terpenuhi tanpa mendatangkan sapi dari Aceh, Jawa, atau Australia.
“Paluta dan Palas punya banyak perkebunan kelapa sawit dan karet, artinya bisa disinkronkan antara peternak dan petani. Pemerintah kurang memperhatikan kondisi itu sehingga perekonomian masyarakat berjalan lambat,’’ katanya.
RE Diusung PASADA
Dari Medan, ribuan massa menghadiri deklarasi dan pelantikan Ormas ‘Lembaga Pemerhati Sosial Adat dan Budaya (PASADA)’ di Wisma Taman Sari, Jalan Kapten Muslim, Medan, Minggu (8/7). Dalam momen itu pula RE dikukuhkan PASADA sebagai sosok pilihan di Pilgubsu 2013.
“Saya sangat terharu dengan kehadiran saudara-saudara. Saya yakin, kehadiran saudara semua didorong kepedulian yang sama, demi terciptanya persatuan dan kebersamaan. Tidak saja di kalangan orang Batak, tapi juga seluruh elemen warga Sumut,” ujar Dewan Pembina PASADA, DR RE Nainggolan, saat melantik pengurus PASADA periode 2012-2017. Hadir dalam deklarasi itu, mantan Wagubsu Lundu Panjaitan, JA Ferdinandus, Marihot Nainggolan, dan Marzuki Nainggolan, Ferdinand Simangunsong, Rapotan Tambunan, Ronald Naibaho, dan Haposan Siallagan, yang merupakan Dewan Penasihat PASADA. Mantan Sekdaprovsu yang akrab disapa RE ini meminta keluarga besar PASADA menjadi garda terdepan dalam memelihara persatuan dan kebersamaan itu.
Ketua DPC PASADA Kota Medan, Martua Siahaan secara resmi mendukung RE di Pilgubsu mendatang. “Bukan karena faktor emosional dengan PASADA, namun lebih karena kapabilitas dan track record yang bersih, dan karya nyata yang teruji di Sumut,” ujarnya yang disambut riuh tepuk tangan hadirin. (ari/ril/tms)