30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tapanuli, Nias, Madina Rawan Gizi Buruk

MEDAN-Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Yankes Dinkes) Sumut, dr Kustina melalui staf Yankes Rini Suhartini SKM MA, menyebutkan jika saat ini terdapat 7 kabupaten/kota di Sumut rawan gizi buruk.

Ketujuh kabupaten/kota ini bilangnya, yakni Humbanghasundutan, Mandailing Natal (Madina), Nias Utara, Nias Selatan, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, dan Tapanuli Tengah.

Bahkan sesuai data yang ada, Rini mengungkapkan, selama tahun 2011 lalu, sedikitnya 71 anak gizi buruk mendapatkan perawatan kesehatan di beberapa rumah sakit di wilayahnya masing-masing.

Ia memaparkan, ada dua gelombang gizi buruk yang terjadi. Yang mana untuk gelombang pertama pada April 2011, sedangkan gelombang kedua pada Juli 2011 (lihat grafis). “Jadi keseluruhan laporannya ada 71 kasus, dan itu merupakan kasus yang diberikan dana pendamping dari anggaran pendapatan belanja daerah APBD,”” ungkap Rini saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (19/7).

Menurut Rini, masing-masing pasien diberikan uang pendamping sebesar Rp365 ribu dan uang ini diberikan kepada orangtua penderita,” ucapnya.
Sedangkan penanganan bagi penderita gizi buruk, menurut Rini sudah dilakukan tindakan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP). “Diberikan konsumsi susu kepada penderita untuk meningkatkan gizinya. Kalau berapa lama diberikan susu, itu tergantung dari usia penderita,” ucapnya.
Jumlah 71 kasus ini juga menurut Rini, merupakan laporan selama tahun 2011 yang dirawat di rumah sakit. Di luar dari laporan itu, apakah ada laporan gizi kurang, Rini meyakini tidak dilaporkan.

“Yang dilaporkan ini berdasarkan dari dana untuk pendampin saja. Di luar dari ini ada, cuma tidak dilaporkan,” sebutnya.

Sementara itu, menurut staf Dinkes Sumut Haris Rambe MA,PHD, untuk pendekatan kasus gizi buruk mestinya dilakukan secara multisector, tidak singlesector atau penanggulangan gizi buruk dengan melibatkan berbagai sektor terkait. “Yang penting mencegah gizi buruk dengan sistem ketahanan pangan atau food security,”tuturnya. (uma)

Gelombang I Gizi Buruk April 2011:

  • Humbanghasundutan 8 anak
  • Madina 7 anak
  • Nias Utara 6 anak
  • Nias Selatan 10 anak
  • Tapanuli Utara 5 anak
  • Tapanuli Selatan 10 anak
  • Tapanuli Tengah 5 anak

Gelombang II Gizi Buruk Juli 2011

  • Madina 8 anak
  • Tapanuli Utara 2 anak
  • Tapanuli Selatan 5 anak
  • Tapanuli Tengah 5 anak

MEDAN-Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Yankes Dinkes) Sumut, dr Kustina melalui staf Yankes Rini Suhartini SKM MA, menyebutkan jika saat ini terdapat 7 kabupaten/kota di Sumut rawan gizi buruk.

Ketujuh kabupaten/kota ini bilangnya, yakni Humbanghasundutan, Mandailing Natal (Madina), Nias Utara, Nias Selatan, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, dan Tapanuli Tengah.

Bahkan sesuai data yang ada, Rini mengungkapkan, selama tahun 2011 lalu, sedikitnya 71 anak gizi buruk mendapatkan perawatan kesehatan di beberapa rumah sakit di wilayahnya masing-masing.

Ia memaparkan, ada dua gelombang gizi buruk yang terjadi. Yang mana untuk gelombang pertama pada April 2011, sedangkan gelombang kedua pada Juli 2011 (lihat grafis). “Jadi keseluruhan laporannya ada 71 kasus, dan itu merupakan kasus yang diberikan dana pendamping dari anggaran pendapatan belanja daerah APBD,”” ungkap Rini saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (19/7).

Menurut Rini, masing-masing pasien diberikan uang pendamping sebesar Rp365 ribu dan uang ini diberikan kepada orangtua penderita,” ucapnya.
Sedangkan penanganan bagi penderita gizi buruk, menurut Rini sudah dilakukan tindakan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP). “Diberikan konsumsi susu kepada penderita untuk meningkatkan gizinya. Kalau berapa lama diberikan susu, itu tergantung dari usia penderita,” ucapnya.
Jumlah 71 kasus ini juga menurut Rini, merupakan laporan selama tahun 2011 yang dirawat di rumah sakit. Di luar dari laporan itu, apakah ada laporan gizi kurang, Rini meyakini tidak dilaporkan.

“Yang dilaporkan ini berdasarkan dari dana untuk pendampin saja. Di luar dari ini ada, cuma tidak dilaporkan,” sebutnya.

Sementara itu, menurut staf Dinkes Sumut Haris Rambe MA,PHD, untuk pendekatan kasus gizi buruk mestinya dilakukan secara multisector, tidak singlesector atau penanggulangan gizi buruk dengan melibatkan berbagai sektor terkait. “Yang penting mencegah gizi buruk dengan sistem ketahanan pangan atau food security,”tuturnya. (uma)

Gelombang I Gizi Buruk April 2011:

  • Humbanghasundutan 8 anak
  • Madina 7 anak
  • Nias Utara 6 anak
  • Nias Selatan 10 anak
  • Tapanuli Utara 5 anak
  • Tapanuli Selatan 10 anak
  • Tapanuli Tengah 5 anak

Gelombang II Gizi Buruk Juli 2011

  • Madina 8 anak
  • Tapanuli Utara 2 anak
  • Tapanuli Selatan 5 anak
  • Tapanuli Tengah 5 anak

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/