Siap Main Terbuka di Java Cup
JAKARTA- Para penggawa timnas yang berlaga di Java Cup pada 26-29 Juli mendatang dijadwalkan berkumpul di Jakarta mulai hari ini. Bermaterikan mayoritas pemain U-22 dan waktu yang mepet, timnas hanya akan mematangkan strategi.
“Waktunya cukup mepet, jadi materi latihan pun terbatas. Karena itu materi tim lebih banyak dari yang sebelumnya turun di Kualifikasi Piala Asia U-22,” ujar Aji Santoso saat dihubungi, kemarin (22/7).
Dengan pemain muda yan telah memahami karakter permainan dan strategi yang biasa diterapkan Aji, diharapkan tidak ada masalah lagi untuk adaptasi. Sedangkan, untuk pemain senior yang dipanggil baik dari Indonesia Super League (ISL) mapupun Indonesia Premier League (IPL), Aji yakin mereka akan mudah beradaptasi.
Dengan kombinasi pemain U-22 dan beberapa pemain senior, dia berharap timnas bisa menunjukkan perlawanan kepada Everton. Meski level timnas masih kalah dengan Everton, Aji ingin pemainnya berani berimprovisasi dan menampilkan permainan yang bagus.
“Bukan hasil akhirnya, tapi pengalaman untuk pemain. Yang terpenting mereka bisa menjalankan strategi dulu,” ucapnya.
Karena laga ini eksebisi dan untuk menambah jam terbang pemainnya, Aji pun menegaskan bakal bermain terbuka. Bagi dia, bermain bertahan akan mengurangi semangat bertanding dan pemain akan kurang berani berimprovisasi.
Dalam sesi latihan, Aji pun tak akan memforsir anak didiknya untuk berlatih keras. Penyebabnya, sebagian besar pemainnya sedang menjalakan ibadah puasa. Untuk itu, latihan hanya akan dilakukan pada sore hari dengan materi yang tak terlalu berat.
Di sisi lain, rencana Aji untuk melengkapi skuadnya dengan pemain-pemain dari ISL tampaknya akan sulit terwujud. Itu setelah klub ISL menolak memeberikan izin kepada pemain yang dipanggil. Salah satunya adalah Pelita Jaya.
Manajer Pelita Jaya Lalu Mara menjelaskan bahwa pihaknya tak akan mengizinkan pemainnya selama masih PSSI Djohar Arifin yang meminta. Dia hanya akan mengizinkan pemain jika Joint Committee yang meminta pemainnya untuk bergabung dengan timnas.
“Kami hanya mengakui PSSI bentukan KPSI. Jika ada pemanggilan, harus dari Joint Committee. Itu karena wewenang PSSI termasuk untuk timnas ada di Joint Committee ,” tegasnya. (aam/jpnn)