Jangan kaget apabila Silvio Berlusconi tak lagi menjadi pemilik AC Milan. Atau Massimo Moratti tak lagi menjadi bos Inter Milan. Ya, dua klub raksasa Milan itu tengah berburu investor baru. Asia menjadi pilihan. Rossoneri – sebutan Milan – bergerilya ke Timur Tengah, sedangkan Nerazzurri – sebutan Inter – merambah ke Tiongkok.
Berlusconi memilih Timur Tengah karena berharap bisa mengikuti jejak klub-klub seperti Paris Saint-Germain (PSG) atau Manchester City. Sedangkan Moratti berharap investor Tiongkok menjadi partner karena dirinya masih belum rela melepas Inter sepenuhnya.
Dibandingkan Berlusconi yang memang jarang terjun langsung mengurusi klubnya, Moratti rangkap jabatan sebagai presiden klub sehingga banyak terlibat dalam berbagai kebijakan Inter. Itu dilakukan Moratti sejak mengakusisi Inter dari Ernesto Pellegrini pada 1995.
“Itu (investor) bukan sesuatu yang buruk. Dalam situasi saat ini, kami memang tidak bisa hanya berdiam diri,” kata Moratti sebagaimana dilansir La Gazzetta dello Sport.
Milan dan Inter memang perlu jemput bola karena kebijakan mereka yang telah berubah. Beberapa tahun lalu, duo Milan masih menolak terhadap maraknya investor asing dalam klub sepak bola. Tapi, seiring krisis keuangan yang dialami saat ini, mereka menyerah dengan keadaan.
Itu terlihat di musim panas ini. Milan melepas dua pemain bintangnya, Zlatan Ibrahimovic dan Thiago Silva, karena tidak mampu lagi memenuhi gaji selangit kedua pemain itu. Inter pun juga tidak mampu lagi merekrut bintang dunia, bahkan melepas aset mereka seperti Samuel Eto”o musim lalu.
Milan dan Inter tentu saja memiliki daya tarik bagi investor Asia, salah satunya tradisi sepak bola hebat. Kecuali Barcelona dan Paris Saint-Germain, keran uang investor Asia justru mengalir kepada klub-klub yang belum punya tradisi hebat sepak bola seperti Manchester City, Queens Park Rangers, Portsmouth, maupun Malaga. (dns/jpnn)
