29 C
Medan
Thursday, November 21, 2024
spot_img

RA Kosasih, Maestro Komik Indonesia Tutup Usia

JAKARTA – Komikus yang dianggap sebagai Bapak Komik Indonesia, R.A. Kosasih, kemarin meninggal dunia. Kosasih meninggal dalam usia 93 tahun akibat sakit jantung dan gangguan pari-paru yang dideritanya sepekan terakhir. Jasadnya kemarin dimakamkan di TPU Tanah Kusir, satu liang dengan istrinya yang telah meninggal terlebih dulu.

Salah satu pengagumnya, Fadli Zon, menilai R.A. Kosasih sebagai panutan bagi para komikus. Apalagi, sosoknya sangat sederhana dan tak pernah segan membagi ilmunya. Saat sakit pun, Kosasih akan membuka sendiri pintu rumah untuk tamu yang berkunjung. “Beliau (Kosasih) antusias kalau diajak diskusi tentang komik, buku, maupun topik lainnya,” terang Fadli ketika melayat di rumah duka Jalan Cempaka Putih III, Rempoa, Ciputat, Selasa (24/7) kemarin.

Raden Ahmad Kosasih lahir di Desa Bondongan, Bogor, Jawa Barat pada 4 April 1919 dari pasangan Raden Wirakusumah dan Rasmani. R.A. Kosasih merupakan anak bungsu dari delapan bersaudara. Berasal dari keluarga berdarah ningrat.

Kosasih sempat bersekolah di Inlandsche School yang ditamatkan pada 1932 dan lanjut ke Hollandsch-Inlandsche School (HIS), Pasundan. Setelah menamatkan pendidikannya di HIS, R.A. Kosasih enggan melanjutkan sekolah.

Dia lebih memilih menggambar dan menonton wayang golek karena sangat menggemari tiga tokoh idolanya, Arjuna, Bima, dan Gatot Kaca. Kosasih memulai karier menggambarnya dengan menerbitkan serial komik Sri Asih untuk penerbit Melodie. Jagoan perempuan berkostum wayang itu dipercaya sebagai superhero Indonesia pertama.

Namun, nama Kosasih tenar setelah mengadaptasi kisah legendaris Ramayana dan Mahabharata ke dalam medium komik pada 1950-an. Kedua komik tersebut disebut-sebut sebagai pemegang rekor oplah paling besar dalam sejarah komik Indonesia. Kedua komik tersebut diterbitkan ulang oleh Elex Media Komputindo pada 2000-an. R.A. Kosasih sendiri telah menyatakan pensiun dari dunia perkomikan pada 1993. (ibl)

JAKARTA – Komikus yang dianggap sebagai Bapak Komik Indonesia, R.A. Kosasih, kemarin meninggal dunia. Kosasih meninggal dalam usia 93 tahun akibat sakit jantung dan gangguan pari-paru yang dideritanya sepekan terakhir. Jasadnya kemarin dimakamkan di TPU Tanah Kusir, satu liang dengan istrinya yang telah meninggal terlebih dulu.

Salah satu pengagumnya, Fadli Zon, menilai R.A. Kosasih sebagai panutan bagi para komikus. Apalagi, sosoknya sangat sederhana dan tak pernah segan membagi ilmunya. Saat sakit pun, Kosasih akan membuka sendiri pintu rumah untuk tamu yang berkunjung. “Beliau (Kosasih) antusias kalau diajak diskusi tentang komik, buku, maupun topik lainnya,” terang Fadli ketika melayat di rumah duka Jalan Cempaka Putih III, Rempoa, Ciputat, Selasa (24/7) kemarin.

Raden Ahmad Kosasih lahir di Desa Bondongan, Bogor, Jawa Barat pada 4 April 1919 dari pasangan Raden Wirakusumah dan Rasmani. R.A. Kosasih merupakan anak bungsu dari delapan bersaudara. Berasal dari keluarga berdarah ningrat.

Kosasih sempat bersekolah di Inlandsche School yang ditamatkan pada 1932 dan lanjut ke Hollandsch-Inlandsche School (HIS), Pasundan. Setelah menamatkan pendidikannya di HIS, R.A. Kosasih enggan melanjutkan sekolah.

Dia lebih memilih menggambar dan menonton wayang golek karena sangat menggemari tiga tokoh idolanya, Arjuna, Bima, dan Gatot Kaca. Kosasih memulai karier menggambarnya dengan menerbitkan serial komik Sri Asih untuk penerbit Melodie. Jagoan perempuan berkostum wayang itu dipercaya sebagai superhero Indonesia pertama.

Namun, nama Kosasih tenar setelah mengadaptasi kisah legendaris Ramayana dan Mahabharata ke dalam medium komik pada 1950-an. Kedua komik tersebut disebut-sebut sebagai pemegang rekor oplah paling besar dalam sejarah komik Indonesia. Kedua komik tersebut diterbitkan ulang oleh Elex Media Komputindo pada 2000-an. R.A. Kosasih sendiri telah menyatakan pensiun dari dunia perkomikan pada 1993. (ibl)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/