KARO- Dinas Pertanian dan Perdagangan Karo bertekad mengembangkan budidaya kopi. Hal ini guna mendongkrak pendapatan perkapita petani.
Menurut Kadis Pertanian dan Perkebunan Karo, Agustoni Tarigan, SP didampingi Kabid Produksi Munarta Ginting SP, tanaman kopi yang belakangan mulai dikembangkan petani, dipercaya mampu bersaing dengan kopi daerah lain di pasaran.
Data 2011 pada Dinas Pertanian dan Perkebunan luas areal kopi di 17 kecamatan se-Kabupaten Karo sekitar 5.516 hektar. Dari total luas tersebut, tanaman yang berproduksi seluas 4.631 hektar. Tanaman yang dalam waktu dekat menghasilkan 619 hektar. Sementara yang sama sekali tidak menghasilkan sekitar 194 hektar.
Hasil produksi budidaya tanaman buah merah ini setiap hektar per tahunnya mampu mencapai 1 ton lebih. Sedangkan jumlah produksi untuk keseluruhan sekitar 4.845.315 ton/tahun.
ranking pertama terluas pertanian kopi diantara 17 kecamatan adalah kecamatan Merek dengan luas 1.247 hektar, urutan ke dua kecamatan Juhar sebanyak 486 hektar, peringkat ke tiga kecamatan Munte dengan luas 414 hektar serta urutan terakhir kecamatan Berastagi sebanyak 119 hektar.
Dengan setuhan dimaksud, petani akan disubsidi benih standarat yang berlebel. Tidak menerapkan sistem benih sapuan yang tidak jelas indukan dan kesehatanya serta transper teknologi tentang perawatan (pemupukan sesuai kebutuhan) dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (penggerek buah).
Untuk itu, Pemkab Karo melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan tahun 2012, menargetkan peningkatan produktifitas sejumlah 10 hingga 15 persen.(wan)