29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Momentum Emas untuk Membalas

LONDON-   Bulan lalu Andy Murray harus menelan kekecewaan saat keluar dari Centre Court, All England Club, London. Saat itu, dia harus menerima kenyataan gagal di final grand slam Wimbledon. Murray yang menanggung beban sebagai petenis Inggris Raya pertama yang meraih grand slam setelah 76 tahun, kalah di tangan petenis Swiss Roger Federer.

Nah, final tenis putra Olimpiade 2012 di All England Lawn Tennis and Croquet Club hari ini merupakan momentum terbaik Murray untuk melakukan pembalasan. Ini merupakan pertemuan ke-17 di antara kedua petenis.  Sejauh ini, rekor pertemuan berimbang.  Murrray dan Federer sama-sama telah membukukan delapan kali kemenangan.

Murray sendiri seakan telah melupakan keterpurukannya di Wimbledon. Dia tampil menawan saat menundukkan unggulan kedua asal Serbia, Novak Djokovic. Murray menang dua set langsung 7-5, 7-5.

“Saya harus berusaha dan menang, tapi ini bukan cuma perkara balas dendam,” kata Murray, seperti dikutip AFP.

Murray mengakui, medali emas di Olimpiade tak memiliki pembanding. Bahkan dengan gelar dari turnamen berkategori grand slam. Menurut Murray, kedua ajang tersebut sangat berbeda termasuk kepuasan dalam pencapaiannya.

“Jika ada yang bertanya sebelum Olimpiade, saya akan menganggap gelar dari Wimbledon dan grand slam adalah yang paling penting dalam karir. Tapi, di dunia olahraga, medali emas Olimpiade adalah puncaknya. Tiap orang paham apa medali emas itu, ini berada di atas dari banyak hal yang ada dalam karir saya,” tutur Murray.

Meski sama-sama mengantongi delapan kemenangan dalam 16 pertemuan sebelumnya, tapi, Federer yang sudah meraih 17 gelar grand slam selalu mampu mengalahkan Murray di final grand slam. Sebelum unggul di final Wimbledon 2012, Federer sudah membekuk Murray di final Amerika Serikat (AS) Terbuka 2008 dan Australia Terbuka 2010.

Namun, kali ini suasananya berbeda. Federer dan Murray sama-sama belum pernah meraih emas olimpiade di tunggal putra. Khusus untuk Federer, dia sudah meraih emas ganda putra pada Olimpiade Beijing 2008 ketika berpasangan dengan Stanislas Wawrinka.

“Bagi saya, segala sesuatunya sama dengan final grand slam. Emosi yang terasa di tiap kemenangan menyamai gelar grand slam. Dengan mengetahui ini akan jadi medali pertama bagi Swiss di London, saya sangat tersentuh,” beber Federer.

Di semifinal. Federer mencetak rekor bersama lawannya Juan Martin Del Potro (Argentina). Pertarungan mereka yang berakhir 3-6, 7-6 (5), 19-17 berdurasi 4 jam 26 menit adalah yang terlama di Olimpiade dan pertarungan tiga set terlama sejak 1968.
“Saya harus mengeluarkan kemampuan ekstra untuk lolos. Pertarungan melawan Andy akan hebat. Saya punya pengalaman dan rekor bagus di Wimbledon. Saya harap itu memberi pengaruh dan mengangkat permainan saya,” lanjutnya. (ady/bas/jpnn)

LONDON-   Bulan lalu Andy Murray harus menelan kekecewaan saat keluar dari Centre Court, All England Club, London. Saat itu, dia harus menerima kenyataan gagal di final grand slam Wimbledon. Murray yang menanggung beban sebagai petenis Inggris Raya pertama yang meraih grand slam setelah 76 tahun, kalah di tangan petenis Swiss Roger Federer.

Nah, final tenis putra Olimpiade 2012 di All England Lawn Tennis and Croquet Club hari ini merupakan momentum terbaik Murray untuk melakukan pembalasan. Ini merupakan pertemuan ke-17 di antara kedua petenis.  Sejauh ini, rekor pertemuan berimbang.  Murrray dan Federer sama-sama telah membukukan delapan kali kemenangan.

Murray sendiri seakan telah melupakan keterpurukannya di Wimbledon. Dia tampil menawan saat menundukkan unggulan kedua asal Serbia, Novak Djokovic. Murray menang dua set langsung 7-5, 7-5.

“Saya harus berusaha dan menang, tapi ini bukan cuma perkara balas dendam,” kata Murray, seperti dikutip AFP.

Murray mengakui, medali emas di Olimpiade tak memiliki pembanding. Bahkan dengan gelar dari turnamen berkategori grand slam. Menurut Murray, kedua ajang tersebut sangat berbeda termasuk kepuasan dalam pencapaiannya.

“Jika ada yang bertanya sebelum Olimpiade, saya akan menganggap gelar dari Wimbledon dan grand slam adalah yang paling penting dalam karir. Tapi, di dunia olahraga, medali emas Olimpiade adalah puncaknya. Tiap orang paham apa medali emas itu, ini berada di atas dari banyak hal yang ada dalam karir saya,” tutur Murray.

Meski sama-sama mengantongi delapan kemenangan dalam 16 pertemuan sebelumnya, tapi, Federer yang sudah meraih 17 gelar grand slam selalu mampu mengalahkan Murray di final grand slam. Sebelum unggul di final Wimbledon 2012, Federer sudah membekuk Murray di final Amerika Serikat (AS) Terbuka 2008 dan Australia Terbuka 2010.

Namun, kali ini suasananya berbeda. Federer dan Murray sama-sama belum pernah meraih emas olimpiade di tunggal putra. Khusus untuk Federer, dia sudah meraih emas ganda putra pada Olimpiade Beijing 2008 ketika berpasangan dengan Stanislas Wawrinka.

“Bagi saya, segala sesuatunya sama dengan final grand slam. Emosi yang terasa di tiap kemenangan menyamai gelar grand slam. Dengan mengetahui ini akan jadi medali pertama bagi Swiss di London, saya sangat tersentuh,” beber Federer.

Di semifinal. Federer mencetak rekor bersama lawannya Juan Martin Del Potro (Argentina). Pertarungan mereka yang berakhir 3-6, 7-6 (5), 19-17 berdurasi 4 jam 26 menit adalah yang terlama di Olimpiade dan pertarungan tiga set terlama sejak 1968.
“Saya harus mengeluarkan kemampuan ekstra untuk lolos. Pertarungan melawan Andy akan hebat. Saya punya pengalaman dan rekor bagus di Wimbledon. Saya harap itu memberi pengaruh dan mengangkat permainan saya,” lanjutnya. (ady/bas/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/