30 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Pocong Demo Poldasu

Minta Ambil Alih Kasus Korupsi RS dr Djoelham Binjai

MEDAN- Puluhan mahasiswa dari berbagai elemen berunjuk rasa di Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Mapoldasu) Jalan Sisingamangaraja kilometer (Km) 10,5 Medan, Rabu (8/8) pagi.

DEMO: Reflika pocong saat ditampilkan pengunjuk rasa  menuntut kasus korupsi RS dr Djoelhan Binjai diambil alih Poldasu.//syahrial/sumut pos
DEMO: Reflika pocong saat ditampilkan pengunjuk rasa yang menuntut kasus korupsi RS dr Djoelhan Binjai diambil alih Poldasu.//syahrial/sumut pos

Uniknya, massa yang berorasi menampilkan replika pocong.

Dengan membawa sejumlah spanduk, massa berorasi di depan gedung Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT). Kedatangan massa kali ini untuk menuntut Poldasu sesegara mungkin menuntaskan kasus dugaan korupsi dana Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di RSU dr Djoelham Binjai.
Massa meniliai pengusutan kasus itu sampai sekarang masih ‘mengambang’.

Dede Pratama, koordinator aksi mengatakan mereka meminta agar kasus dugaan korupsi yang diprediksikan terjadi pada tahun anggaran 2009-2010 segera diambil alih dari Polresta Binjai oleh Poldasu.

Dalam orasinya, massa juga menuntut agar tersangka dalam kasus ini, yakni dr Murad Al Fuadi, yang merupakan mantan Dirut Rumah Sakit tersebut, segera ditahan.

Lebih lanjut dikatakannya, penanganan kasus dugaan korupsi ini sebenarnya sudah berjalan setahun. Bahkan, Badan Pemeriksa Keuangan Pembangunan (BPKP) Sumut juga telah menemukan kerugian negara sebesar Rp800 juta dalam kasus tersebut.

Dalam aksi itu, massa juga meminta Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro agar sesegera mungkin mengevaluasi Kapolres Binjai AKBP Musa Tampubolon, yang dinilai lambat dalam menangani kasus dugaan korupsi tersebut.

Selain membawa spanduk yang bertuliskan berbagai kecaman mereka, mahasiswa yang tergabung dalam Sentral Organisasi Masyarakat Anti Korupsi Sumatera Utara (Somasi Sumut) ini, turut menghadirkan replika tiruan pocong dan keranda mayata. “Jelas pocong dan keranda ini merupakan simbol kekecewaan kami terhadap matinya penegakan hukum di negeri ini. Sama siapa lagi kami percaya yang bisa menuntaskan kasus-kasus korupsi ini,” pungkasnya.

Kepala Sentra Pelayanan Kepoisian Terpadu Poldasu AKP A Siregar berjanji akan menyampaikan aspirasi mahasiswa ini ke Kapoldasu. (mag-12)

Minta Ambil Alih Kasus Korupsi RS dr Djoelham Binjai

MEDAN- Puluhan mahasiswa dari berbagai elemen berunjuk rasa di Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Mapoldasu) Jalan Sisingamangaraja kilometer (Km) 10,5 Medan, Rabu (8/8) pagi.

DEMO: Reflika pocong saat ditampilkan pengunjuk rasa  menuntut kasus korupsi RS dr Djoelhan Binjai diambil alih Poldasu.//syahrial/sumut pos
DEMO: Reflika pocong saat ditampilkan pengunjuk rasa yang menuntut kasus korupsi RS dr Djoelhan Binjai diambil alih Poldasu.//syahrial/sumut pos

Uniknya, massa yang berorasi menampilkan replika pocong.

Dengan membawa sejumlah spanduk, massa berorasi di depan gedung Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT). Kedatangan massa kali ini untuk menuntut Poldasu sesegara mungkin menuntaskan kasus dugaan korupsi dana Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di RSU dr Djoelham Binjai.
Massa meniliai pengusutan kasus itu sampai sekarang masih ‘mengambang’.

Dede Pratama, koordinator aksi mengatakan mereka meminta agar kasus dugaan korupsi yang diprediksikan terjadi pada tahun anggaran 2009-2010 segera diambil alih dari Polresta Binjai oleh Poldasu.

Dalam orasinya, massa juga menuntut agar tersangka dalam kasus ini, yakni dr Murad Al Fuadi, yang merupakan mantan Dirut Rumah Sakit tersebut, segera ditahan.

Lebih lanjut dikatakannya, penanganan kasus dugaan korupsi ini sebenarnya sudah berjalan setahun. Bahkan, Badan Pemeriksa Keuangan Pembangunan (BPKP) Sumut juga telah menemukan kerugian negara sebesar Rp800 juta dalam kasus tersebut.

Dalam aksi itu, massa juga meminta Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro agar sesegera mungkin mengevaluasi Kapolres Binjai AKBP Musa Tampubolon, yang dinilai lambat dalam menangani kasus dugaan korupsi tersebut.

Selain membawa spanduk yang bertuliskan berbagai kecaman mereka, mahasiswa yang tergabung dalam Sentral Organisasi Masyarakat Anti Korupsi Sumatera Utara (Somasi Sumut) ini, turut menghadirkan replika tiruan pocong dan keranda mayata. “Jelas pocong dan keranda ini merupakan simbol kekecewaan kami terhadap matinya penegakan hukum di negeri ini. Sama siapa lagi kami percaya yang bisa menuntaskan kasus-kasus korupsi ini,” pungkasnya.

Kepala Sentra Pelayanan Kepoisian Terpadu Poldasu AKP A Siregar berjanji akan menyampaikan aspirasi mahasiswa ini ke Kapoldasu. (mag-12)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/