Pengurus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bersikukuh untuk tidak berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam Pilgubsu Maret 2013. PPP akan membuka pintu koalisi bila kader PPP disepakati menjadi orang nomor satu dalam pasangan calon yang diusung PPP-PKS di Pilgubsu mendatang.
‘’Meskipun Plt Gubsu Gatot Pudjo Nugroho hadir dalam acara buka puasa bersama anak yatim di Panti Asuhan Muhammadiyah yang digagas DPW PPP Sumut hari ini, namun kami tetap berpegang teguh pada prinsip awal,’’ ungkap Wakil Ketua Umum DPP PPP Hasrul Azwar didampingi Ketua DPW PPP Fadli Nurzal seusai acara di Jalan Demak, Kamis (9/8).
‘’Kedatangan Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho dalam acara buka bersama yang dilakukan DPD PPP Sumut sudah langganan setiap tahun sejak dia masih menjadi wakil,’’ dia menambahkan.
Demikian, sambung Hasrul, DPW PPP Sumut belum ada membicarakan untuk membangun koalisi terhadap PKS seperti pada pilgubsu beberapa tahun yang lalu.’’ Tidak ada membicarakan pinangan ataupun islah, terkait kedatangan beliau (Gatot) itu. Ini hanyalah undangan. Sebelum beliau menjadi plt Gubsu juga hadir. Masalah bergandengan tangan ataupun Islah belum ada kami bicarakan di internal (DPD PPP),’’ tegas Hasrul.
Lanjut Hasrul, bahwa PPP akan sulit bergandengan tangan dengan PKS. Mengingat PPP adalah salah satu penggas usulan interflasi atau mosi tidak percaya terhadap Plt Gubernur Sumatera Utara beberapa waktu lalu.
‘’Memang kepentingan politik berubah-ubah, tapi kan harus ada etika. Kalau dahulu Anda mengusulkan mosi tak percaya sekarang Anda pula yang usulkan koalisi kembali. Macam mana pula ini?’’ tanya Hasrul dengan logat Medan yang kental.
Anggota DPR RI Komisi VII ini juga menceritakan pengalaman buruk ketika PPP berkoalisi dengan PKS. Karena PKS dianggap tidak jujur bukan hanya di Sumut saja tetapi di berbagai daerah.
‘’ Kalau pendapat saya PKS itu tak jujur dalam bersahabat. Secara pribadi saya katakan, sejak dahulu agar PPP harus mempertimbangkan kalau bersahabat dengan PKS. Tapi kalau ada pertimbangan dari DPP PPP ya itu tergantung PPP nya. Tapi secara pribadi saya mengatakan PKS itu tidak jujur dalam bersahabat. Hal ini pengalaman saya say di Aceh ketika itu calon kita dari PPP mencalonkan diri menjadi gubernur, kita bergandengan tangan dengan PKS, tapi tiba-tiba PKS minta Rp2 miliar pada kita,’’ tegas Hasrul. Dia juga menyatakan bahwa watak PPP tidak seperti PKS. Dalam hal mencari calon pendamping yang berpasangan dengan Ketua DPW PPP Sumut Fadli Nurzal, PPP akan selektif, bukan hanya untuk PKS semata.
‘’Waktu PPP dengan PKS bersatu ada sosok di tengah sebagai perekat. Dia itulah Syamsul Arifin. Sekarang tak ada figur perekat. Bila dicermati antara Gatot dan Fadli Nurzal siapa yang lebih tinggi, ya jawabnya Fadli Nurzal. Dari segi politik Fadli lebih dulu, ia juga duduk di DPRD, kalau Gatot tak pernah di DPRD, dia hanya sebagai dosen. Kalau mau PPP itu bersama dengan PKS itu boleh, tapi gubernurnya Fadli Nurzal,’’ tegas Hasrul.
Terpisah, pengamat politik dari USU, Ridwan Rangkuty, menegaskan PPP ibarat ‘gadis seksi’ pada perhelatan Pilgubsu 2013. PPP diprediksi menjadi daya tarik bagi parpol besar untuk dijadikan kawan koalisi. “Kalau Ketua DPW PPP Sumut Fadly Nurzal mampu memainkan peran politik di ajang Pilgubsu 2013, saya yakin PPP semakin punya posisi sentral di percaturan politik di Sumut,” katanya. (rud/ari)