TNI-AL Siapkan Kapal Perang
JAKARTA – Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) menyiapkan 37.620 unit bus di seluruh Indonesia yang dioperasikan untuk mengangkut pemudik selama masa angkutan lebaran. Tahun ini diprediksi ada sekitar 5,59 juta orang yang akan mudik menggunakan transportasi darat.
“Jumlah penumpang angkutan jalan tahun ini diperkirakan naik 1,3 persen. Dari sebelumnya 5,52 juta orang di tahun 2011 menjadi 5,59 juta orang tahun ini. Sebagian besar naik bus,” ujar ujar Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Soeroyo Alimoesa saat pembukaan Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu 2012 di lantai tujuh gedung Kemenhub kemarin.
Dalam rangka itu, Organda telah menyiapkan armadanya, terdiri dari 21.395 bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi), lalu 13.875 bus AAKDP (Antar Kota Dalam Provinsi) dan 2.350 bus Pariwisata (carter-red). “Dengan banyaknya bus yang dioperasikan saya minta agar kualifikasi pengemudi dijaga. Kalau bisa diberi pembekalan bagaimana meningkatkan keselamatan,”cetusnya.
oeroyo menyadari bahwa seringkali saking banyaknya penumpang yang dilayani, pengusaha bus melupakan faktor-faktor keselamatan dan kenyaman penumpang. “Mereka kerap merekrut pengemudi tambahan untuk angkutan lebaran sehingga kurang menguasai rute yang akan dilalui, terutama bagi para pengemudi yang tidak terbiasa melalui jalur mudik,” ungkapnya.
Demi menjamin keselamatan penumpang, dia meminta agar pengusaha bus memperhatikan kemampuan jumlah pengemudi yang akan ditugaskan. Jangan sampai pengemudi mengendarai lebih dari empat jam. “Jangan sampai tenaga mereka diperas, mereka juga butuh istirahat. Apabila dilanggar, kami akan beri teguran ke pemilik busnya,” kata dia.
Begitu juga dengan pentarifan, Soeroyo meminta agar seluruh pengusaha bus mematuhi ketentuan tarif batas atas untuk bus-bus kelas ekonomi yakni Rp139/penumpang/km untuk wilayah Jawa, Rp154/penumpang/km untuk wilayah Sumatera, dan Rp95/penumpang/km untuk wilayah Kalimantan. “Untuk yang non-ekonomi besaran tarif diserahkan ke mekanisme pasar,” ujarnya.
Namun begitu, dia menegaskan bahwa semuanya harus mencetak dan menstempel besaran tarif yang berlaku pada tiket, atau setidaknya memasangnya di loket. Hal itu perlu dilakukan agar calon penumpang mendapat kepastian tariff. “Karena bila tidak distempel dan dicetak harga tiketnya, kemungkinan terjadi permainan harga akan sangat besar,” tambahnya.
Kemenhub, lanjut Suroyo akan mengawasi dan memberikan sangsi bagi operator yang melanggar penjualan harga tiket. Mulai dari teguran, sanksi administrasi, hingga pembekuan izin trayek. Dalam masa angkutan lebaran tahun ini, banyak bus yang sudah dilengkapi GPS (Global Positiong System) untuk mengetahui posisi kendaraan dan kecepatannya dari jarak jauh. “Jadi kalau ada macet kita juga bisa pantau,” jelasnya.
Di bagian lain, kemarin Mabes Polri menggelar apel siaga operasi Ketupat 2012 di lapangan Monas Jakarta. Acara yang dimulai tepat pukul 8 pagi itu dihadiri langsung Kapolri Jenderal Timur Pradopo .
Orang nomer satu di Korps Bhayangkara itu berpesan agar para personel kepolisian memberikan perhatian utama kepada para pemudik yang menggunakan sepeda motor. “Jumlah kecelakaan lalu lintas tahun lalu didominasi oleh motor. Di samping itu motor tidak didesain untuk perjalanan jarak jauh,” ujarnya.
Petugas di lapangan juga harus mengantisipasi maraknya kriminalitas di jalanan yang sering mengancam pemudik. “Misalnya, perampasan, perampokan dan penjambretan,” katanya.
Polri membagi dua wilayah dalam dua daerah prioritas. Yang pertama meliputi, Polda Metro Jaya, Polda Jawa Barat, Polda Jawa Tengah, Polda Jawa Timur, Polda Bali, Polda Sumatera Selatan, Polda Sulawesi Selatan, Polda Daerah Istimewa JogJakarta, Polda Lampung, dan Polda Banten. (wir/rdl/nw/jpnn)