29 C
Medan
Sunday, February 23, 2025
spot_img

Dokter PTT Culik Bidan

Polres Karo dan Simalungun Pontang-panting Mengejar

MEDAN-Seorang dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT) nekat menculik seorang bidan yang merupakan mantan kekasihnya. Penculikan dengan kekerasan yang merepotkan Polres Karo dan Simalungun itu dilakukan dr Manjus Damanik (29) yang bertugas di Sindar Raya Simalungun.

Penculikan bidan
Penculikan bidan

Dia menculik Lusika br Saragih (24) , bidan di RSUD Sultan Sulaiman Sergai. Pengungkapan kasus penculikan ini bak film aksi. Dari pengakuan Lusika, di Mapolres Karo pada Jumat (10/8) sekitar Pukul 10 :00 WIB, penculikan bermula ketika dia pulang kerja pada Kamis (9/8) sekira pukul 14.00 WIB.
Selain merepotkan Polres Karo, penculikan ini juga melibatkan Polres Simalungun. Menurut keterangan Kasat Reskrim Polres Simalungun, AKP M Adenan, Manjus memakai jasa dua orang berinisial DN dan GJ dalam melakukan aksi penculikan itu. Suruhan Manjus langsung menghadang menggunakan mobil angkot yang sengaja disewa. Tanpa tanya, kedua pria yang masih dalam pengejaran petugas ini menarik paksa Lusika ke dalam angkot.

Guna menjaga teriakan, korban sengaja dibius menggunakan cairan yang dituangkan dalam sapu tangan. Selanjutnya membawa korban yang masih menggunakan pakaian dinas medis ini ke Simpang Dolok Masihol, Serdang Bedagai. Di sini, Manjus ternyata sudah menunggu dengan Honda City BK 1139 HP-nya. Bahkan seperti memindahkan mayat, tubuh korban pun diboyong ke mobil Manjus hingga kedua pria itu menerima upah masing-masing sejuta rupiah.

Masih keterangan Adenan didampingi Manjus yang duduk di lantai dengan wajah babak belur, saat itu Lusika dibawa menuju Kabanjahe masih dalam keadaan tak sadarkan diri. Di tengah perjalanan persisnya di persimpangan Jalan Kapten Pala Bangun Kabanjahe, korban tersadar dan dengan kondisi lemah memohon kepada pelaku untuk diberi air mineral. Permintaan itu bahkan berkali-kali diajukan korban, namun Manjus tidak mengindahkan. Namun entah kenapa, tak jauh dari Polres Karo, Manjus memberhentikan laju mobilnya persis di depan warung dan beranjak turun untuk membeli sesuatu. Kesempatan itupun dimanfaatkan Lusika dengan turun dari mobil setelah berhasil melepaskan ikatan di tangannya.

Akhirnya korban berhasil menghilang di tengah kegelapan. Saat itu, Manjus mengaku kalut dan memutuskan untuk tetap menunggu mantan kekasihnya itu yang sudah tiga bulan lalu putus. Tidak sampai sejam, ternyata Lusika kembali. Namun ia tidak sendiri, melainkan didampingi tiga pria bersenjata alias personel Jatanras Polres Karo. Ternyata, Lusika kabur dari mobil langsung mendatangi Polres Karo hingga melaporkan peristiwa yang menimpanya itu.
Kedatangan petugas itu, membuat Manjus terkejut bukan kepalang dan memilih tancap gas menggunakan sedan hitamnya. Petugas yang sigap turut mengejar pelaku. Tapi sayang, kendaraan yang digunakan petugas tidak sebanding dengan mobil yang dikendarai Manjus. Karenanya, berkordinasi pada Polsek di Karo untuk menghadang pelaku. Namun tetap saja lolos meski pengejaran sudah melewati 20 Km dari lokasi.

Bahkan sangkin kencangnya, di daerah Tiga Panah, Karo pelaku justru menyenggol pengendara sepeda motor hingga terhempas melewati marka jalan. Begitupun tetap tak membuatnya menyerah di tangan petugas. Pengejaran masih berlanjut sampai perbatasan Karo dan Simalungun, kali ini walau sudah dihadang dengan dua mobil, Manjus tak peduli hingga berhasil lolos ke wilayah hukum Polres Simalungun.

Petugas tak mau menyerah dan tetap mengejar Manjus yang sudah sendiri di dalam mobil. Bersamaan itu pula, kembali berkordinasi dengan Polres Simalungun untuk menghadang pelaku. Persisnya di persimpangan Haranggaol, Simalungun Manjus kembali menabrak seorang warga pejalan kaki. Meski tak meregang nyawa, korban tabrak lari itu harus mendapat perawatan intensif di salah satu rumah sakit Seribu Dolok, Simalungun.

Sempat Ditembak Polisi

Kembali Manjus tak mau menyerah dan terus tancap gas meski sudah tiga mobil mengejar dari arah belakangnya. Begitupun saat melewati Polres Simalungun di Raya, penghadangan tetap dilakukan, tapi tetap saja Manjus berhasil lolos hingga menuju daerah Pematangsiantar. Saat penghadangan itulah, petugas melepaskan satu kali tembakan ke arah mobil Manjus hingga mengenai cup depan tepatnya menembus radiator mobil. Tapi tidak melumpuhkan mobil dan kembali melaju kencang.

Petugas tak mau kalah, akhirnya memalang jalan di daerah Kecamatan Panei, Simalungun menggunakan mobil yang jumlahnya kurang lebih 20 unit. Benar saja, Manjus yang dari kejauhan masih tetap tancap gas dan berusaha mencari ruang untuk lolos. Tapi kali ini benar-benar terpojok. Karena untuk balik arah, Manjus sudah di buntuti lima unit mobil. Bahkan untuk mencari arah ke kiri dan kekanan, justru terbentang sawah. Kondisi itupun membuat Manjus menyerah dan menghentikan laju mobilnya. “Kami akui, si Manjus ini pintar mengendarai mobil,” cetus Adenan.

Ketika ditanya, Manjus mengaku saat itu hendak menuju Sidikalang, Dairi untuk menemui seorang pendeta yang bersedia memberkati pernikahan mereka meski tanpa perwakilan orangtua kedua pengantin. Terpaksa dilakukan karena, Lusika menurut kabar yang diterima Manjus, justru akan menikah akhir tahun 2012 dengan seorang pria bermarga Purba.

Mengaku terlalu sayang dengan Lusika apalagi mengenang tiga tahun masa pacaran, Manjus tidak terima hingga perasaan itu diutarakan pada korban. Namun sial, wanita berkulit putih rambut sebahu itu malah tidak memberi respon apa-apa pada Manjus. Hal itu membuatnya berang hingga nekat merencanakan penculikan itu. Dibantu dua orang pria, DN dan GJ yang dikenalnya di daerah Simalungun dengan upah sejuta rupiah untuk masing-masing, penculikan pun dilakukan tatkala korban turun dari angkot hendak pulang ke kos-kosannya di daerah Tebing Tinggi. (wan/mag-3/ndo/lik/smg)

Tembak Saja Aku, Pak ….

Manjus Damanik//fandho/metro siantar/smg
Manjus Damanik//fandho/metro siantar/smg

Ada bercak cairan pada pakaian dinas Lusika Saragih yang disita petugas dari dalam mobil Manjus Damanik. Kaitannya itu, Manjus membantah melakukan pemerkosaan terhadap mantan pacarnya itu.

Hanya saja, karena pakaian dinas korban sangat kotor, dia sempat menggantikannya sendiri di dalam mobil saat korban belum sadarkan diri akibat obat bius tadi.

Bahkan, Manjus membatah telah menyetubuhi korban selama tiga tahun membina asmara lewat status berpacaran. Manjus yang kebanyakan bungkam ini bahkan sesekali mengerang kesakitan pada bagian perut dan meminta petugas untuk menembaknya. “Udah aku tak tahu lagi, sakit kali. Tembak aja aku pak,” cetus Manjus ketika diajak petugas bicara.

Petugas pun menyita pakaian seragam putih korban yang tampak kotor akibat dipaksa masuk ke dalam angkot. Selain itu, petugas juga menemukan tali nilon berwana biru dan hijau di bangku belakang mobil. Tidak ketinggalan pula HP serta satu botol plastik kecil yang diyakini tempat cairan yang digunakan membius korban.

Karena penanganan sebelumnya oleh Polres Tanah Karo, Kasat Reskrim Polres Simalungun, AKP M Adenan didampingi penyidik Polres Simalungun, menyerahkan pelaku berikut barang bukti termasuk mobil. Penyerahan itu dilakukan sekitar pukul 15.00 WIB di Polres Simalungun ke penyidik Polres Karo.

Sebelumnya, Lusika Saragih memang telah membuat laporan di Polres Karo. Pengaduan Lusika tercatat dengan LP No : 713/VIII/2012/SU/Res Tanah Karo tertanggal 9 Agustus 2012.

Lusika merupakan warga Jalan Abdul Rahim Lubis No 3  Kota Tebingtinggi. Dia merupakan bidan dengan status Pegawai Negeri Sipil (PNS). Plt RSUD Sultan Sulaiman dr Acmad Chaidir melalui Humas RSU M Isa Lubis SH saat dikonfirmasi membenarkan status lusika itu. “Ya, Bang, Lusika benar merupakan pegawai di RSUD Sultan Sulaiman, dia bertugas di ruang Melur bagian bidan anak,” terang Isa Lubis. (wan/mag-3/ndo/lik/smg)

Polres Karo dan Simalungun Pontang-panting Mengejar

MEDAN-Seorang dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT) nekat menculik seorang bidan yang merupakan mantan kekasihnya. Penculikan dengan kekerasan yang merepotkan Polres Karo dan Simalungun itu dilakukan dr Manjus Damanik (29) yang bertugas di Sindar Raya Simalungun.

Penculikan bidan
Penculikan bidan

Dia menculik Lusika br Saragih (24) , bidan di RSUD Sultan Sulaiman Sergai. Pengungkapan kasus penculikan ini bak film aksi. Dari pengakuan Lusika, di Mapolres Karo pada Jumat (10/8) sekitar Pukul 10 :00 WIB, penculikan bermula ketika dia pulang kerja pada Kamis (9/8) sekira pukul 14.00 WIB.
Selain merepotkan Polres Karo, penculikan ini juga melibatkan Polres Simalungun. Menurut keterangan Kasat Reskrim Polres Simalungun, AKP M Adenan, Manjus memakai jasa dua orang berinisial DN dan GJ dalam melakukan aksi penculikan itu. Suruhan Manjus langsung menghadang menggunakan mobil angkot yang sengaja disewa. Tanpa tanya, kedua pria yang masih dalam pengejaran petugas ini menarik paksa Lusika ke dalam angkot.

Guna menjaga teriakan, korban sengaja dibius menggunakan cairan yang dituangkan dalam sapu tangan. Selanjutnya membawa korban yang masih menggunakan pakaian dinas medis ini ke Simpang Dolok Masihol, Serdang Bedagai. Di sini, Manjus ternyata sudah menunggu dengan Honda City BK 1139 HP-nya. Bahkan seperti memindahkan mayat, tubuh korban pun diboyong ke mobil Manjus hingga kedua pria itu menerima upah masing-masing sejuta rupiah.

Masih keterangan Adenan didampingi Manjus yang duduk di lantai dengan wajah babak belur, saat itu Lusika dibawa menuju Kabanjahe masih dalam keadaan tak sadarkan diri. Di tengah perjalanan persisnya di persimpangan Jalan Kapten Pala Bangun Kabanjahe, korban tersadar dan dengan kondisi lemah memohon kepada pelaku untuk diberi air mineral. Permintaan itu bahkan berkali-kali diajukan korban, namun Manjus tidak mengindahkan. Namun entah kenapa, tak jauh dari Polres Karo, Manjus memberhentikan laju mobilnya persis di depan warung dan beranjak turun untuk membeli sesuatu. Kesempatan itupun dimanfaatkan Lusika dengan turun dari mobil setelah berhasil melepaskan ikatan di tangannya.

Akhirnya korban berhasil menghilang di tengah kegelapan. Saat itu, Manjus mengaku kalut dan memutuskan untuk tetap menunggu mantan kekasihnya itu yang sudah tiga bulan lalu putus. Tidak sampai sejam, ternyata Lusika kembali. Namun ia tidak sendiri, melainkan didampingi tiga pria bersenjata alias personel Jatanras Polres Karo. Ternyata, Lusika kabur dari mobil langsung mendatangi Polres Karo hingga melaporkan peristiwa yang menimpanya itu.
Kedatangan petugas itu, membuat Manjus terkejut bukan kepalang dan memilih tancap gas menggunakan sedan hitamnya. Petugas yang sigap turut mengejar pelaku. Tapi sayang, kendaraan yang digunakan petugas tidak sebanding dengan mobil yang dikendarai Manjus. Karenanya, berkordinasi pada Polsek di Karo untuk menghadang pelaku. Namun tetap saja lolos meski pengejaran sudah melewati 20 Km dari lokasi.

Bahkan sangkin kencangnya, di daerah Tiga Panah, Karo pelaku justru menyenggol pengendara sepeda motor hingga terhempas melewati marka jalan. Begitupun tetap tak membuatnya menyerah di tangan petugas. Pengejaran masih berlanjut sampai perbatasan Karo dan Simalungun, kali ini walau sudah dihadang dengan dua mobil, Manjus tak peduli hingga berhasil lolos ke wilayah hukum Polres Simalungun.

Petugas tak mau menyerah dan tetap mengejar Manjus yang sudah sendiri di dalam mobil. Bersamaan itu pula, kembali berkordinasi dengan Polres Simalungun untuk menghadang pelaku. Persisnya di persimpangan Haranggaol, Simalungun Manjus kembali menabrak seorang warga pejalan kaki. Meski tak meregang nyawa, korban tabrak lari itu harus mendapat perawatan intensif di salah satu rumah sakit Seribu Dolok, Simalungun.

Sempat Ditembak Polisi

Kembali Manjus tak mau menyerah dan terus tancap gas meski sudah tiga mobil mengejar dari arah belakangnya. Begitupun saat melewati Polres Simalungun di Raya, penghadangan tetap dilakukan, tapi tetap saja Manjus berhasil lolos hingga menuju daerah Pematangsiantar. Saat penghadangan itulah, petugas melepaskan satu kali tembakan ke arah mobil Manjus hingga mengenai cup depan tepatnya menembus radiator mobil. Tapi tidak melumpuhkan mobil dan kembali melaju kencang.

Petugas tak mau kalah, akhirnya memalang jalan di daerah Kecamatan Panei, Simalungun menggunakan mobil yang jumlahnya kurang lebih 20 unit. Benar saja, Manjus yang dari kejauhan masih tetap tancap gas dan berusaha mencari ruang untuk lolos. Tapi kali ini benar-benar terpojok. Karena untuk balik arah, Manjus sudah di buntuti lima unit mobil. Bahkan untuk mencari arah ke kiri dan kekanan, justru terbentang sawah. Kondisi itupun membuat Manjus menyerah dan menghentikan laju mobilnya. “Kami akui, si Manjus ini pintar mengendarai mobil,” cetus Adenan.

Ketika ditanya, Manjus mengaku saat itu hendak menuju Sidikalang, Dairi untuk menemui seorang pendeta yang bersedia memberkati pernikahan mereka meski tanpa perwakilan orangtua kedua pengantin. Terpaksa dilakukan karena, Lusika menurut kabar yang diterima Manjus, justru akan menikah akhir tahun 2012 dengan seorang pria bermarga Purba.

Mengaku terlalu sayang dengan Lusika apalagi mengenang tiga tahun masa pacaran, Manjus tidak terima hingga perasaan itu diutarakan pada korban. Namun sial, wanita berkulit putih rambut sebahu itu malah tidak memberi respon apa-apa pada Manjus. Hal itu membuatnya berang hingga nekat merencanakan penculikan itu. Dibantu dua orang pria, DN dan GJ yang dikenalnya di daerah Simalungun dengan upah sejuta rupiah untuk masing-masing, penculikan pun dilakukan tatkala korban turun dari angkot hendak pulang ke kos-kosannya di daerah Tebing Tinggi. (wan/mag-3/ndo/lik/smg)

Tembak Saja Aku, Pak ….

Manjus Damanik//fandho/metro siantar/smg
Manjus Damanik//fandho/metro siantar/smg

Ada bercak cairan pada pakaian dinas Lusika Saragih yang disita petugas dari dalam mobil Manjus Damanik. Kaitannya itu, Manjus membantah melakukan pemerkosaan terhadap mantan pacarnya itu.

Hanya saja, karena pakaian dinas korban sangat kotor, dia sempat menggantikannya sendiri di dalam mobil saat korban belum sadarkan diri akibat obat bius tadi.

Bahkan, Manjus membatah telah menyetubuhi korban selama tiga tahun membina asmara lewat status berpacaran. Manjus yang kebanyakan bungkam ini bahkan sesekali mengerang kesakitan pada bagian perut dan meminta petugas untuk menembaknya. “Udah aku tak tahu lagi, sakit kali. Tembak aja aku pak,” cetus Manjus ketika diajak petugas bicara.

Petugas pun menyita pakaian seragam putih korban yang tampak kotor akibat dipaksa masuk ke dalam angkot. Selain itu, petugas juga menemukan tali nilon berwana biru dan hijau di bangku belakang mobil. Tidak ketinggalan pula HP serta satu botol plastik kecil yang diyakini tempat cairan yang digunakan membius korban.

Karena penanganan sebelumnya oleh Polres Tanah Karo, Kasat Reskrim Polres Simalungun, AKP M Adenan didampingi penyidik Polres Simalungun, menyerahkan pelaku berikut barang bukti termasuk mobil. Penyerahan itu dilakukan sekitar pukul 15.00 WIB di Polres Simalungun ke penyidik Polres Karo.

Sebelumnya, Lusika Saragih memang telah membuat laporan di Polres Karo. Pengaduan Lusika tercatat dengan LP No : 713/VIII/2012/SU/Res Tanah Karo tertanggal 9 Agustus 2012.

Lusika merupakan warga Jalan Abdul Rahim Lubis No 3  Kota Tebingtinggi. Dia merupakan bidan dengan status Pegawai Negeri Sipil (PNS). Plt RSUD Sultan Sulaiman dr Acmad Chaidir melalui Humas RSU M Isa Lubis SH saat dikonfirmasi membenarkan status lusika itu. “Ya, Bang, Lusika benar merupakan pegawai di RSUD Sultan Sulaiman, dia bertugas di ruang Melur bagian bidan anak,” terang Isa Lubis. (wan/mag-3/ndo/lik/smg)

spot_img

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

spot_imgspot_imgspot_img

Artikel Terbaru

/