32 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Ingin Bangun Banyak Kampus

Direktur Politeknik MBP Drs Tenang Malem Tarigan MSi Ak

Tenang Malem Tarigan masih tercatat sebagai dosen Politeknik Negeri Medan (Polmed). Ia telah mendirikan sejumlah kampus yang tergabung dalam Yayasan Mandiri Bina Prestasi (MBP) Group. Ada Akademi Manajemen  Informatika Komputer Medan Business Polytechnic (AMIK MBP), Politeknik Mandiri Bina Prestasi (MBP), Akademi Komputer (Amikom) Medan, Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKom) Medan, Politeknik Yanada dan Akademi Pariwisata Taman Harapan (Akpar Tampan).

BERSAMA KELUARGA: Direktur Politeknik MBP Drs Tenang Malem Tarigan MSi Ak bersama keluarga.//dedi mulia purba/sumut pos
BERSAMA KELUARGA: Direktur Politeknik MBP Drs Tenang Malem Tarigan MSi Ak bersama keluarga.//dedi mulia purba/sumut pos

TOKOH pendidikan Sumut ini meninggalkan desa kelahiran di Tanah Karo untuk belajar di SD Taman Pendidikan Mardi Lestari Medan lalu berlanjut ke SMP Negeri 6 Medan dan SMA Santo Thomas Medan. Karena orangtua hanya petani , sewaktu SMP dan SMA ia pun membantu kakak yang tinggal di Medan dengan bekerja apa saja.

Semasa remaja, Tenang pernah melakoni pekerjaan sebagai penjaga malam di pasar, tukang becak dan tukang parkir. Semua pekerjaan asalkan tak melanggar aturan dikerjakan agar dapat meraih kehidupan yang lebih baik dengan kerja keras dan keteguhan.

Itulah sekelumit kisah Tenang Malem Tarigan, bungsu dari empat bersaudara yang kini menjabat sebagai Direktur Politeknik MBP. Tenang Malem lalu bertutur tentang keluarga dan keinginan untuk terus mendirikan kampus baru melengkapi kampus yang telah ada.

Apa alasan Anda bikin banyak perguruan tinggi?

Saya awalnya mendirikan kursus komputer yakni Yanada. Kemudian tambah banyak muridnya menjadi kampus perguruan tinggi. Mulailah saya mendirikan kampus hingga terbentuk AMIK MBP. Dibantu teman-teman dari Polmed, akhirnya dibentuk pula Politeknik MBP.

Lantaran alumni diploma-3 semakin banyak, mereka pun ingin melanjutkan jenjang pendidikan strata-1. Dari pada nyambung ke tempat lain, saya buatlah STIKom Medan. Inilah riwayat berdirinya beberapa kampus tadi dimana karena didirikan satu per satu akhirnya menjadi banyak.

Program studi antaralain di Politeknik MBP ada 16 program studi, AMIK MBP dua program studi, Akpar Tampan dua program studi, Politeknik Yanada tiga program studi, STIKom tiga program studi. Pada 1997 didirikan Akademi Manajemen Informatika Komputer Medan Business  Polytechnic (AMIK MBP). Tahun 1998, Mendikbud melalui Dikti mengeluarkan izin yang menyatakan status AMIK MBP sebagai perguruan tinggi.

Kursus Yanada English Center, juga Yanada Bisnis Politeknik dan Medan Business Polytechnic dalam satu kampus menjadi Politeknik Mandiri Bina Prestasi (MBP) pada 2002 dengan izin Menteri Pendidikan Nasional No: 148/D/0/2002.Politeknik MBP singkatan dari Mandiri Bina Prestasi, beda dengan sebelumnya AMIK MBP yaitu Medan Businness Politeknic. Juga didirikan Akademi Komputer (AMIKOM) dengan izin Mendiknas tahun 2003. Didirikan pula Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKom) untuk jenjang studi  trata 1 dan Akademi Pariwisata Taman Harapan serta tahun 2008, YPK Yanada diubah namanya menjadi Politeknik Yanada.

Kenapa dibikin banyak?

Sebab memang banyak bidang studi pendidikan yang perlu dikembangkan. Hingga kini bidang studi yang dikendalikan ada 26 program studi pada beberapa kampus. Kalau nantinya dijadikan satu wadah bisa bikin universitas. Kita memang sedang mempersiapkan diri menjadi Universitas Mandiri Bina Prestasi.

Setelah mendirikan banyak kampus, masih ada keinginan bikin kampus baru?

Ada dua kampus lain yang akan dibangun. Aku masih mencari mitra di Hongkong dan India untuk bekerjasama.

Bagaimana Anda mengatur waktu untuk komunikasi dengan keluarga?

Bukan hanya saya yang mengelolanya. Ada teman-teman dan staf yang berjumlah 300 orang. Saya hanya melaksanakan supervisi. Karenanya bagi waktu dengan keluarga cukup lapang. Saya pun setiap saat bersama anak-anak. Misal ke AMIKom bawa anak-anak. Pulang sekolah pun mereka saya jemput. Ngajar pun tidak ditinggalkan sembari bawa anak. Tujuannya supaya mereka tahu apa pekerjaan bapaknya. Ini memberi contoh langsung kepada mereka. Dengan mengikuti kegiatan bapaknya di enam sekolah saja sudah cukup buat anak-anak dalam menjalani kebersamaan dengan keluarga.

Program lain untuk menjalin kebersamaan dengan keluarga?

Kadang-kadang kami berangkat ke luar negeri. Seperti pergi ke Hongkong, Jepang, Malaysia, Belanda dan negara-negara lainnya.

Adakah anak yang dipersiapkan meneruskan menjalankan kampus?

Saya beri kebebasan kepada anak untuk memilih bidang studi pendidikan yang mereka minati. Berhasil atau tidak mereka pada bidang studi itu yang dipilihnya itu tergantung pada kemampuan anak-anak. Jadi guru bagus, jadi dokter bagus, jadi pendeta juga bagus. Sebab tak ada jurusan pendidikan yang tidak bagus.

Apa hobi Anda?

Hobi saya menantang kesulitan dan menyerempet bahaya. Saya mau mencari tantangan. Kata orang sulit, kita ingin mengatasinya. Kalau kita tidak pernah mencoba, kita tidak akan mendapatkan ilmu. Saya sudah sering kecebur namun harus tahu kita mencari ilmu selamat. Misalnya kita terpaksa berutang, kita menjamini orang, kita berjanji pada orang atau kita investasi tentu semua ada risikonya. Kita pun harus tahu agar dapat mengelakan risiko tadi. Tidak selamanya janji-janji orang berbuah yang enak. Sebaliknya tidak selamanya janji yang pahit itu jadi pahit selamanya. Dari kita mengalami hal semacam ini jadi tahun kondisinya.

Apakah punya banyak kampus merupakan cita-cita Anda?

Tidak. Sejak kecil saya bercita-cita jadi Menteri Keuangan karena jadi presiden saya kira tidak mungkin. Cuma kenapa tak jadi menteri karena pas tamat kuliah akutansi tak ada lagi lowongan ikatan dinas di Departemen Keuangan pada tahun 1986. Padahal sebelum saya, alumni akutansi langsung wajib kerja di Departemen Keuangan. Tamat SMA, lulus menjadi mahasiswa Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas  Sumatera Utara (USU). Karena tidak masuk kerja di Departemen Keuangan, akhirnya saya memilih menjadi dosen. Kalau mau jadi Menteri Keuangan, saya mesti tinggal di Jakarta. Artinya, untuk menjadi orang-orang terpilih seperti menteri, kita harus bergaul di lingkungan orang-orang pintar atau di kawasan pusat pemerintahan.

Suka duka Anda menjadi pendidik?

Saya belajar sendiri dalam menekuni profesi. Kalau saya menunggu tempat bertanya, tidak ada jawabnya. Sebab saya mau menjadi yang terbaik. Saya pun harus bisa menggali sendiri sehingga harus lebih banyak keluar keringat. Karenanya, saya tidak ingin ada pekerjaan yang terbengkalai. Apalagi  Di enam kampus yang dikelola, saya tidak ada mengajar. Saya hanya mengajar di tempat kerja utama di Polmed. Saya tak ingin seperti kacang lupa pada kulitnya. Saya dibesarkan di Polmed. Mengajar bagi saya bukan lagi untuk mencari nafkah tetapi menyalurkan bakat. Sudah tanggung jawab moral dan pengabdian. Tahun 1989, kembali ke Medan untuk memulai tugas sebagai dosen Hukum Bisnis di Polmed. Selanjutnya mengajar komputer dan akuntansi. Sekarang menjadi dosen mata kuliah Pengantar Perpajakan dan Praktik Perpajakan.

Obsesi Anda di masa mendatang?

Kedepan saya mau jadikan kampus-kampus kita sebagai universitas yang terbaik dan berskala dunia. Selain Universitas Mandiri Bina Prestasi ada juga universitas yang bernama global. Bukan Global University tapi berkaitan dengan nama besar perguruan tinggi ternama di Asia dalam menjalin suatu kemitraan.

Harapan Anda pada dunia pendidikan di Sumut?

Saya melihat mutu pendidikan kita masih rendah antara lain karena yang mengajari pun mutunya rendah, penyelenggara pendidikan pun bermutu rendah. Jadi itu semua harus kita tingkatkan apalagi pemerintah telah beritikad baik membuat sertifikasi guru dan dosen. Harus dihindarkan praktik-praktik manipulasi dalam dunia pendidikan.

Disisi lain, dari 100 orang tamatan SLTA hanya 17 orang yang melanjutkan di perguruan tinggi . Kita harus ubah agar 83 orang lain bisa kuliah. Yang tamat SLTA tadi ada yang tidak punya uang, sehingga harus dibantu. (dmp)

[table caption=”Daftar Riwayat Hidup”]
Nama ,       Drs Tenang Malem Tarigan MSi Ak
Kelahiran   ,    Pergendangan Tanah Karo/10 Agustus  1958
Jabatan   ,    Pembina Yayasan Mandiri Bina   Prestasi (MBP Group)
Pendidikan[attr colspan=”2″]

,  S-1 USU (tahun 1986)
,  S-2 USU (tahun 2006)
Istri   ,  dr Anna Mari Ulina Bukit
Anak   [attr colspan=”2″]

,   1. Christianto Youstra Valentino Tarigan
,       2. Ambrocius Octavianus Ermulia Man  Gunanta Tarigan
,    3. Timothy Adi Prima Tarigan
,       4. Esther Helena Rehulina Tarigan
Jabatan  [attr colspan=”2″]
,  1. Pembina Yayasan AMIK MBP
,2. Pembina Yayasan AMIKom Medan
,  3. Direktur Politeknik Mandiri Bina Prestasi
, 4. Ketua Yayasan STIKom Medan
,   5. Ketua Yayasan Politeknik Yanada
, 6. Ketua Yayasan Akademi Pariwisata Taman Harapan
Penghargaan  [attr colspan=”2″]
, 1. Satya Lencana dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
,    2. Adhi Prima Karya Award Nasional
,   3. Tut Wuri Handayani Award dari IMI

[/table]

Direktur Politeknik MBP Drs Tenang Malem Tarigan MSi Ak

Tenang Malem Tarigan masih tercatat sebagai dosen Politeknik Negeri Medan (Polmed). Ia telah mendirikan sejumlah kampus yang tergabung dalam Yayasan Mandiri Bina Prestasi (MBP) Group. Ada Akademi Manajemen  Informatika Komputer Medan Business Polytechnic (AMIK MBP), Politeknik Mandiri Bina Prestasi (MBP), Akademi Komputer (Amikom) Medan, Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKom) Medan, Politeknik Yanada dan Akademi Pariwisata Taman Harapan (Akpar Tampan).

BERSAMA KELUARGA: Direktur Politeknik MBP Drs Tenang Malem Tarigan MSi Ak bersama keluarga.//dedi mulia purba/sumut pos
BERSAMA KELUARGA: Direktur Politeknik MBP Drs Tenang Malem Tarigan MSi Ak bersama keluarga.//dedi mulia purba/sumut pos

TOKOH pendidikan Sumut ini meninggalkan desa kelahiran di Tanah Karo untuk belajar di SD Taman Pendidikan Mardi Lestari Medan lalu berlanjut ke SMP Negeri 6 Medan dan SMA Santo Thomas Medan. Karena orangtua hanya petani , sewaktu SMP dan SMA ia pun membantu kakak yang tinggal di Medan dengan bekerja apa saja.

Semasa remaja, Tenang pernah melakoni pekerjaan sebagai penjaga malam di pasar, tukang becak dan tukang parkir. Semua pekerjaan asalkan tak melanggar aturan dikerjakan agar dapat meraih kehidupan yang lebih baik dengan kerja keras dan keteguhan.

Itulah sekelumit kisah Tenang Malem Tarigan, bungsu dari empat bersaudara yang kini menjabat sebagai Direktur Politeknik MBP. Tenang Malem lalu bertutur tentang keluarga dan keinginan untuk terus mendirikan kampus baru melengkapi kampus yang telah ada.

Apa alasan Anda bikin banyak perguruan tinggi?

Saya awalnya mendirikan kursus komputer yakni Yanada. Kemudian tambah banyak muridnya menjadi kampus perguruan tinggi. Mulailah saya mendirikan kampus hingga terbentuk AMIK MBP. Dibantu teman-teman dari Polmed, akhirnya dibentuk pula Politeknik MBP.

Lantaran alumni diploma-3 semakin banyak, mereka pun ingin melanjutkan jenjang pendidikan strata-1. Dari pada nyambung ke tempat lain, saya buatlah STIKom Medan. Inilah riwayat berdirinya beberapa kampus tadi dimana karena didirikan satu per satu akhirnya menjadi banyak.

Program studi antaralain di Politeknik MBP ada 16 program studi, AMIK MBP dua program studi, Akpar Tampan dua program studi, Politeknik Yanada tiga program studi, STIKom tiga program studi. Pada 1997 didirikan Akademi Manajemen Informatika Komputer Medan Business  Polytechnic (AMIK MBP). Tahun 1998, Mendikbud melalui Dikti mengeluarkan izin yang menyatakan status AMIK MBP sebagai perguruan tinggi.

Kursus Yanada English Center, juga Yanada Bisnis Politeknik dan Medan Business Polytechnic dalam satu kampus menjadi Politeknik Mandiri Bina Prestasi (MBP) pada 2002 dengan izin Menteri Pendidikan Nasional No: 148/D/0/2002.Politeknik MBP singkatan dari Mandiri Bina Prestasi, beda dengan sebelumnya AMIK MBP yaitu Medan Businness Politeknic. Juga didirikan Akademi Komputer (AMIKOM) dengan izin Mendiknas tahun 2003. Didirikan pula Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKom) untuk jenjang studi  trata 1 dan Akademi Pariwisata Taman Harapan serta tahun 2008, YPK Yanada diubah namanya menjadi Politeknik Yanada.

Kenapa dibikin banyak?

Sebab memang banyak bidang studi pendidikan yang perlu dikembangkan. Hingga kini bidang studi yang dikendalikan ada 26 program studi pada beberapa kampus. Kalau nantinya dijadikan satu wadah bisa bikin universitas. Kita memang sedang mempersiapkan diri menjadi Universitas Mandiri Bina Prestasi.

Setelah mendirikan banyak kampus, masih ada keinginan bikin kampus baru?

Ada dua kampus lain yang akan dibangun. Aku masih mencari mitra di Hongkong dan India untuk bekerjasama.

Bagaimana Anda mengatur waktu untuk komunikasi dengan keluarga?

Bukan hanya saya yang mengelolanya. Ada teman-teman dan staf yang berjumlah 300 orang. Saya hanya melaksanakan supervisi. Karenanya bagi waktu dengan keluarga cukup lapang. Saya pun setiap saat bersama anak-anak. Misal ke AMIKom bawa anak-anak. Pulang sekolah pun mereka saya jemput. Ngajar pun tidak ditinggalkan sembari bawa anak. Tujuannya supaya mereka tahu apa pekerjaan bapaknya. Ini memberi contoh langsung kepada mereka. Dengan mengikuti kegiatan bapaknya di enam sekolah saja sudah cukup buat anak-anak dalam menjalani kebersamaan dengan keluarga.

Program lain untuk menjalin kebersamaan dengan keluarga?

Kadang-kadang kami berangkat ke luar negeri. Seperti pergi ke Hongkong, Jepang, Malaysia, Belanda dan negara-negara lainnya.

Adakah anak yang dipersiapkan meneruskan menjalankan kampus?

Saya beri kebebasan kepada anak untuk memilih bidang studi pendidikan yang mereka minati. Berhasil atau tidak mereka pada bidang studi itu yang dipilihnya itu tergantung pada kemampuan anak-anak. Jadi guru bagus, jadi dokter bagus, jadi pendeta juga bagus. Sebab tak ada jurusan pendidikan yang tidak bagus.

Apa hobi Anda?

Hobi saya menantang kesulitan dan menyerempet bahaya. Saya mau mencari tantangan. Kata orang sulit, kita ingin mengatasinya. Kalau kita tidak pernah mencoba, kita tidak akan mendapatkan ilmu. Saya sudah sering kecebur namun harus tahu kita mencari ilmu selamat. Misalnya kita terpaksa berutang, kita menjamini orang, kita berjanji pada orang atau kita investasi tentu semua ada risikonya. Kita pun harus tahu agar dapat mengelakan risiko tadi. Tidak selamanya janji-janji orang berbuah yang enak. Sebaliknya tidak selamanya janji yang pahit itu jadi pahit selamanya. Dari kita mengalami hal semacam ini jadi tahun kondisinya.

Apakah punya banyak kampus merupakan cita-cita Anda?

Tidak. Sejak kecil saya bercita-cita jadi Menteri Keuangan karena jadi presiden saya kira tidak mungkin. Cuma kenapa tak jadi menteri karena pas tamat kuliah akutansi tak ada lagi lowongan ikatan dinas di Departemen Keuangan pada tahun 1986. Padahal sebelum saya, alumni akutansi langsung wajib kerja di Departemen Keuangan. Tamat SMA, lulus menjadi mahasiswa Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas  Sumatera Utara (USU). Karena tidak masuk kerja di Departemen Keuangan, akhirnya saya memilih menjadi dosen. Kalau mau jadi Menteri Keuangan, saya mesti tinggal di Jakarta. Artinya, untuk menjadi orang-orang terpilih seperti menteri, kita harus bergaul di lingkungan orang-orang pintar atau di kawasan pusat pemerintahan.

Suka duka Anda menjadi pendidik?

Saya belajar sendiri dalam menekuni profesi. Kalau saya menunggu tempat bertanya, tidak ada jawabnya. Sebab saya mau menjadi yang terbaik. Saya pun harus bisa menggali sendiri sehingga harus lebih banyak keluar keringat. Karenanya, saya tidak ingin ada pekerjaan yang terbengkalai. Apalagi  Di enam kampus yang dikelola, saya tidak ada mengajar. Saya hanya mengajar di tempat kerja utama di Polmed. Saya tak ingin seperti kacang lupa pada kulitnya. Saya dibesarkan di Polmed. Mengajar bagi saya bukan lagi untuk mencari nafkah tetapi menyalurkan bakat. Sudah tanggung jawab moral dan pengabdian. Tahun 1989, kembali ke Medan untuk memulai tugas sebagai dosen Hukum Bisnis di Polmed. Selanjutnya mengajar komputer dan akuntansi. Sekarang menjadi dosen mata kuliah Pengantar Perpajakan dan Praktik Perpajakan.

Obsesi Anda di masa mendatang?

Kedepan saya mau jadikan kampus-kampus kita sebagai universitas yang terbaik dan berskala dunia. Selain Universitas Mandiri Bina Prestasi ada juga universitas yang bernama global. Bukan Global University tapi berkaitan dengan nama besar perguruan tinggi ternama di Asia dalam menjalin suatu kemitraan.

Harapan Anda pada dunia pendidikan di Sumut?

Saya melihat mutu pendidikan kita masih rendah antara lain karena yang mengajari pun mutunya rendah, penyelenggara pendidikan pun bermutu rendah. Jadi itu semua harus kita tingkatkan apalagi pemerintah telah beritikad baik membuat sertifikasi guru dan dosen. Harus dihindarkan praktik-praktik manipulasi dalam dunia pendidikan.

Disisi lain, dari 100 orang tamatan SLTA hanya 17 orang yang melanjutkan di perguruan tinggi . Kita harus ubah agar 83 orang lain bisa kuliah. Yang tamat SLTA tadi ada yang tidak punya uang, sehingga harus dibantu. (dmp)

[table caption=”Daftar Riwayat Hidup”]
Nama ,       Drs Tenang Malem Tarigan MSi Ak
Kelahiran   ,    Pergendangan Tanah Karo/10 Agustus  1958
Jabatan   ,    Pembina Yayasan Mandiri Bina   Prestasi (MBP Group)
Pendidikan[attr colspan=”2″]

,  S-1 USU (tahun 1986)
,  S-2 USU (tahun 2006)
Istri   ,  dr Anna Mari Ulina Bukit
Anak   [attr colspan=”2″]

,   1. Christianto Youstra Valentino Tarigan
,       2. Ambrocius Octavianus Ermulia Man  Gunanta Tarigan
,    3. Timothy Adi Prima Tarigan
,       4. Esther Helena Rehulina Tarigan
Jabatan  [attr colspan=”2″]
,  1. Pembina Yayasan AMIK MBP
,2. Pembina Yayasan AMIKom Medan
,  3. Direktur Politeknik Mandiri Bina Prestasi
, 4. Ketua Yayasan STIKom Medan
,   5. Ketua Yayasan Politeknik Yanada
, 6. Ketua Yayasan Akademi Pariwisata Taman Harapan
Penghargaan  [attr colspan=”2″]
, 1. Satya Lencana dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
,    2. Adhi Prima Karya Award Nasional
,   3. Tut Wuri Handayani Award dari IMI

[/table]

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/