26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

AFC Minta Penjelasan Kisruh Timnas

JAKARTA- Kontroversi tentang pembahasan permasalahn timnas dalam joint comittee akhirnya terjawab sudah. Itu setelah PSSI membenarkan bahwa konfederasi sepak bola Asia, AFC, mengirimkan surat yang mempertanyakan tentang kisruh terkait timnas di Indonesia.

Ketua umum PSSI Djohar Arifin menyatakan bahwa surat dari AFC tertanggal 23 Agustus mempertanyakan tentang kebenaran larangan pemain tampil untuk timnas. Sebab, AFC telah mendengar dari beberapa media bahwa ada klub yang melarang pemainnya tampil untuk timnas.

“AFC menanyakan benar atau tidak. Kami laporkan sekaligus dengan daftar klub mana saja yang melarang,” katanya saat dihubungi, kemarin (28/8).
“Kami melaporkan apa adanya sesuai dengan permintaan AFC. Kami sebutkan apa adanya, tidak kami tambah-tambahi,” lanjut Djohar.

Dalam surat yang ditandatangani Sekjen AFC Alex Soosay tersebut, juga disebutkan jika AFC menyesalkan sikap pelarangan. Alasannya, kondisi tersebut tidak sesuai dengan kesepakatan penandatanganan MoU antara PSSI, KPSI, dan ISL Juni lalu.

Untuk itu, induk sepak bola Asia itu akhirnya mempertanyakan kepada tiga pihak terkait agar menjelaskan masalah tersebut. Nantinya, jawaban itu akan diserahkan kepada tim task force AFC agar dimasukkan dalam agenda pembahasan rapat joint comittee selanjutnya.

Dengan surat ini, akhirnya ada kepastian dari perbedaan persepsi antara kubu PSSI Djohar Arifin dan PSSI La Nyalla Mattalitti. Masing-masing kubu sebelumnya berbeda pendapat terkait apakah timnas menjadi wilayah pembahasan joint comittee  atau tidak.

Di kubu Djohar, menyebut bahwa masalah timnas menjadi wewenang PSSI-nya dan tidak perlu dibahas lebih jauh di joint comittee. Sementara, kubu Nyalla memiliki anggapan bahwa permasalahan timnas harus dibicarakan melalui joint comittee  agar tidak terjadi pengingkaran MoU.

Sebab, timnas juga menjadi wewenang joint comittee. Dengan begitu, timnas nantinya dikelola dan dibahas bersama antara kubu Djohar maupun Nyalla sebagai bentuk awal rekonsiliasi konflik yang selama ini terjadi di sepak bola nasional.

Di sisi lain, kubu La Nyalla lebih terbuka memberikan bocoran jawaban mereka terkait pertanyaan dari AFC. Dalam lampiran jawaban yang dikirim via email tersebut, dijelaskan tentang langkah pemanggilan pemain yang memang tidak wajib diikuti oleh pemain ISL. Alasannya, pertandingan melwan Valencia pada 4 Agustus lalu tidak tertulis dalam kalender Internasional FIFA.

“Oleh sebab itu klub-klub tidak wajib melepaskan pemainnya ke timnas,” bunyi surat yang ditandatangani Nyalla tersebut.(aam/jpnn)

JAKARTA- Kontroversi tentang pembahasan permasalahn timnas dalam joint comittee akhirnya terjawab sudah. Itu setelah PSSI membenarkan bahwa konfederasi sepak bola Asia, AFC, mengirimkan surat yang mempertanyakan tentang kisruh terkait timnas di Indonesia.

Ketua umum PSSI Djohar Arifin menyatakan bahwa surat dari AFC tertanggal 23 Agustus mempertanyakan tentang kebenaran larangan pemain tampil untuk timnas. Sebab, AFC telah mendengar dari beberapa media bahwa ada klub yang melarang pemainnya tampil untuk timnas.

“AFC menanyakan benar atau tidak. Kami laporkan sekaligus dengan daftar klub mana saja yang melarang,” katanya saat dihubungi, kemarin (28/8).
“Kami melaporkan apa adanya sesuai dengan permintaan AFC. Kami sebutkan apa adanya, tidak kami tambah-tambahi,” lanjut Djohar.

Dalam surat yang ditandatangani Sekjen AFC Alex Soosay tersebut, juga disebutkan jika AFC menyesalkan sikap pelarangan. Alasannya, kondisi tersebut tidak sesuai dengan kesepakatan penandatanganan MoU antara PSSI, KPSI, dan ISL Juni lalu.

Untuk itu, induk sepak bola Asia itu akhirnya mempertanyakan kepada tiga pihak terkait agar menjelaskan masalah tersebut. Nantinya, jawaban itu akan diserahkan kepada tim task force AFC agar dimasukkan dalam agenda pembahasan rapat joint comittee selanjutnya.

Dengan surat ini, akhirnya ada kepastian dari perbedaan persepsi antara kubu PSSI Djohar Arifin dan PSSI La Nyalla Mattalitti. Masing-masing kubu sebelumnya berbeda pendapat terkait apakah timnas menjadi wilayah pembahasan joint comittee  atau tidak.

Di kubu Djohar, menyebut bahwa masalah timnas menjadi wewenang PSSI-nya dan tidak perlu dibahas lebih jauh di joint comittee. Sementara, kubu Nyalla memiliki anggapan bahwa permasalahan timnas harus dibicarakan melalui joint comittee  agar tidak terjadi pengingkaran MoU.

Sebab, timnas juga menjadi wewenang joint comittee. Dengan begitu, timnas nantinya dikelola dan dibahas bersama antara kubu Djohar maupun Nyalla sebagai bentuk awal rekonsiliasi konflik yang selama ini terjadi di sepak bola nasional.

Di sisi lain, kubu La Nyalla lebih terbuka memberikan bocoran jawaban mereka terkait pertanyaan dari AFC. Dalam lampiran jawaban yang dikirim via email tersebut, dijelaskan tentang langkah pemanggilan pemain yang memang tidak wajib diikuti oleh pemain ISL. Alasannya, pertandingan melwan Valencia pada 4 Agustus lalu tidak tertulis dalam kalender Internasional FIFA.

“Oleh sebab itu klub-klub tidak wajib melepaskan pemainnya ke timnas,” bunyi surat yang ditandatangani Nyalla tersebut.(aam/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/