27.8 C
Medan
Monday, June 3, 2024

Debit Air Naik, Sampah Bertumpuk di Hilir Sungai Deli

Debit air Sungai Deli di Medan Belawan, Selasa (28/8) naik dan nyaris rata dengan ketinggian tanggul sungai. Akibatnya masyarakat semakin khawatir ketika banjir itu membawa sampah yang bisa menimbulkan penyakit bagi warga sekitar.

MENUMPUK: Seorang warga berada ditumpukan sampah  kolong jembatan Sungai Deli Jalan KL Yos Sudarso Km 20,5 Medan Belawan, Selasa (28/8). //fachrul rozi/sumut pos
MENUMPUK: Seorang warga berada ditumpukan sampah di kolong jembatan Sungai Deli Jalan KL Yos Sudarso Km 20,5 Medan Belawan, Selasa (28/8). //fachrul rozi/sumut pos

Tumpukan sampah yang terbawa banjir di Sungai Deli itu terlihat di jembatan penghubung Jalan KL Yos Sudraso Km 20,5 Medan. Sampah organic dan non organic itu menjadi satu sehingga terlihat jorok.

“Terakhir ini bila air sungai naik, tumpukan sampah banyak bermunculan dibawa derasnya air sungai. Dikhawatirkan sampah yang tertahan di sekitar jembatan dapat membahayakan warga,” kata warga Kelurahan Belawan Bahari, Medan Belawan, Samsuddin (47).

Menurut dia, sampah yang saat ini banyak tersangkut di kolong jembatan sebagaian besar merupakan sampah plastik, kain dan batang pohon nyaris menutup alur aliran Sungai Deli ini disebabkan oleh kondisi jembatan penghubung dinilai sudah terlalu rendah.

“Bila dahulu saat air sungai naik hanya perahu nelayan saja yang tidak bisa melintas, tapi sekarang jangankan perahu,  sampah saja sudah tersangkut di jembatan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, dia menambahkan, tumpukan sampah akan semakin bertimbun ketika terjadinya pasang air laut, tidak hanya sampah dari arah Kota Medan yang menumpuk di jembatan tersebut, tapi sampah-sampah yang datang dari arah laut Belawan juga menumpuk di jembatan Sungai Deli.

“Kalau sudah air laut pasang, kondisinya semakin parah. Apalagi tidak ada upaya pembersihan bakalan tambah tinggi lagi tumpukan sampahnya,” ujarnya.
Dia membeberkan, penyebab tertundanya para nelayan tradisional di daerahnya ke laut karena jembatan penghubung di Jalan KL Yo Sudarso KM.20 tidak dapat dilintasi. Untuk itu, beberapa nelayan lainnya mengharapkan agar pemerintah memperhatikan permasalahan tersebut.

Ungkapan serupa juga dikatakan beberpa warga lainnya, mereka berharap agar pemerintah segera mencari solusi atau melakukan perenovasian jembatan.
“Kami berharap agar pemerintah segera melakukan perenovasian jembatan atau melakukan pengerukan disekitar aliran Sungai Deli, karena kalau setiap musim hujan atau pasang besar datang seperti ini banyak nelayan yang tidak bisa berangkat melaut, sekarang soal sampah pula yang membuat kehidupan warga menjadi terganggu,” cetus, Zulfahmi (36) warga lainnya. (mag-17)

Debit air Sungai Deli di Medan Belawan, Selasa (28/8) naik dan nyaris rata dengan ketinggian tanggul sungai. Akibatnya masyarakat semakin khawatir ketika banjir itu membawa sampah yang bisa menimbulkan penyakit bagi warga sekitar.

MENUMPUK: Seorang warga berada ditumpukan sampah  kolong jembatan Sungai Deli Jalan KL Yos Sudarso Km 20,5 Medan Belawan, Selasa (28/8). //fachrul rozi/sumut pos
MENUMPUK: Seorang warga berada ditumpukan sampah di kolong jembatan Sungai Deli Jalan KL Yos Sudarso Km 20,5 Medan Belawan, Selasa (28/8). //fachrul rozi/sumut pos

Tumpukan sampah yang terbawa banjir di Sungai Deli itu terlihat di jembatan penghubung Jalan KL Yos Sudraso Km 20,5 Medan. Sampah organic dan non organic itu menjadi satu sehingga terlihat jorok.

“Terakhir ini bila air sungai naik, tumpukan sampah banyak bermunculan dibawa derasnya air sungai. Dikhawatirkan sampah yang tertahan di sekitar jembatan dapat membahayakan warga,” kata warga Kelurahan Belawan Bahari, Medan Belawan, Samsuddin (47).

Menurut dia, sampah yang saat ini banyak tersangkut di kolong jembatan sebagaian besar merupakan sampah plastik, kain dan batang pohon nyaris menutup alur aliran Sungai Deli ini disebabkan oleh kondisi jembatan penghubung dinilai sudah terlalu rendah.

“Bila dahulu saat air sungai naik hanya perahu nelayan saja yang tidak bisa melintas, tapi sekarang jangankan perahu,  sampah saja sudah tersangkut di jembatan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, dia menambahkan, tumpukan sampah akan semakin bertimbun ketika terjadinya pasang air laut, tidak hanya sampah dari arah Kota Medan yang menumpuk di jembatan tersebut, tapi sampah-sampah yang datang dari arah laut Belawan juga menumpuk di jembatan Sungai Deli.

“Kalau sudah air laut pasang, kondisinya semakin parah. Apalagi tidak ada upaya pembersihan bakalan tambah tinggi lagi tumpukan sampahnya,” ujarnya.
Dia membeberkan, penyebab tertundanya para nelayan tradisional di daerahnya ke laut karena jembatan penghubung di Jalan KL Yo Sudarso KM.20 tidak dapat dilintasi. Untuk itu, beberapa nelayan lainnya mengharapkan agar pemerintah memperhatikan permasalahan tersebut.

Ungkapan serupa juga dikatakan beberpa warga lainnya, mereka berharap agar pemerintah segera mencari solusi atau melakukan perenovasian jembatan.
“Kami berharap agar pemerintah segera melakukan perenovasian jembatan atau melakukan pengerukan disekitar aliran Sungai Deli, karena kalau setiap musim hujan atau pasang besar datang seperti ini banyak nelayan yang tidak bisa berangkat melaut, sekarang soal sampah pula yang membuat kehidupan warga menjadi terganggu,” cetus, Zulfahmi (36) warga lainnya. (mag-17)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/