Kasus Pengutipan Pasien Jampersal di RS Wahyu
MEDAN- Pengamat Kesehatan, Destanul Aulia menyatakan perlu ada sikap tegas dari Dinas Kesehatan Kota Medan atas tindakan pengutipan oleh manajemen RS Wahyu terhadap pasien pengguna Jampersal, Muhammad Zulham Hasibuan (36), warga Jalan Pukat V/ Masjid Mandala Rp1 juta.
“Kasus ini harus dibongkar hingga tuntas. Karena ini belum tentu kebijakan rumah sakit saja melainkan bisa juga ada tekanan dari atas kepada rumah sakit untuk melakukan pengutipan terhadap pasien pengguna Jampersal,” tegas Destanul, Rabu (29/8).
Dia juga menyesalkan sikap arogansi pemilik rumah sakit yang sebelumnya mengancam akan mengoyak dan membakar dokumen pasien.
“Pemilik rumah sakit jangan arogansi dengan mengancam akan membakar dokumen pasien seperti yang disampaikan. Jika memang manajemen rumah sakit tidak melakukan kesalahan kenapa harus mengancam, karena dokumen itukan penting untuk keluarga pasien,”ujarnya.
Kadis Kesehatan Kota Medan, dr Edwin Effendi ketika dikonfirmasi akan menelusurinya.
“Akan kita telusuri dan akan kita cek, kalau memang terbukti pasien Jampersal dipungut biaya akan ditindak tegas,” ujar Edwin.
Secara terpisah, LBH Kesehatan, Iskandar Sitorus mengatakan, jika pengutipan tersebut bisa dikategorikan dengan penggelapan dan penipuan. Seharusnya, bilang Iskandar, DPRD Kota Medan memanggil wali kota dan Direktur RS tersebut agar dikemudian hari tidak terulang kembali di rumah sakit tersebut dan rumah sakit lainnya.
Jika tidak maka mereka tidak berniat menghentikan prilaku yang salah itu.
Hal senada juga disampaikan Ketua DPW LSM Pembela Kemerdekaan Rakyat (PAKAR) Sumatera Utara, Arnold Tambunan.
Dirinya mengatakan, RSU Wahyu sudah menyalahi peraturan pemerintah untuk Jampersal.
Dia mengharapkan Dinas Kesehatan Kota Medan untuk bertindak tegas terhadap RS Wahyu atau kalau bisa ditutup.
“Kita sudah mendatangi Dinkes Medan untuk konfirmasi dan bertemu dengan Pak Salomo dan dokter Indra. Sampai sekarang belum ada keputusan untuk menyelesaikan masalah ini,” terang Arnold. (uma)
Berita sebelumnya: Pasien Melahirkan Diperas dan Ditipu