FIRENZE – Gaya main tiki-taka ala Barcelona tidak bisa berjalan di Italia. Hal itu ditegaskan gelandang Fiorentina, David Pizarro. Menurutnya ada beberapa alasan kenapa ia tidak menyukai gaya main itu.
“(Vincenzo) Montella mengkritik tiki-taka? Saya setuju dengannya,” ujar Pizarro di Football Italia, seraya memberi anggukan pada pendapat manajernya itu.
Pizarro, yang dulu sempat dikenal sebagai salah satu pemberi operan ciamik di AS Roma, bukanlah penggemar dari gaya main operan-operan pendek itu. Ia menyebut, di Italia, gaya tersebut tidak ampuh lantaran yang dibutuhkan adalah mencetak banyak gol, bukan meraih ball possession sebanyak-banyaknya.
“Di Italia Anda benar-benar butuh untuk mencetak banyak gol. Berlama-lama menguasai bola akan sangat menyenangkan ketika Anda tengah unggul. Itu juga bisa menjadi senjata tambahan ketika Anda ingin membuat lawan lelah dan menyerang mereka lagi.”
“Namun, musim lalu kita melihat Luis Enrique di Roma dan banyak orang berbicara soal tiki-taka. Gaya itu lebih baik tidak dipakai!” koarnya.
Di sisi lain, penyerang Fiorentina, Stefan Jovetic menyebut bahwa dirinya tak berpikir untuk pindah dari Fiorentina. Saking setianya, tawaran dari Manchester City pun dia tolak.
City, seperti diungkapkan Jovetic, gencar mengincarnya selama bursa transfer musim panas. Namun, pemain yang juga sempat dibidik oleh Juventus ini langsung menghentikan negosiasinya.
“Ketika Manchester City datang denagn segala daya, saya sudah memutuskan untuk bertahan di Firenze,” ucapnya kepada La Gazzetta dello Sport.
“Apakah saya bahagia di sini? Tentu saja, tak ada keraguan akan hal itu.”
Setelah memutuskan bertahan di Fiorentina, pemain berusia 22 tahun itu punya satu tujuan, yakni membawa La Viola kembali berlaga di kompetisi Eropa.
Jovetic, yang sudah bermain sebanyak 89 kali di Seri A, mengaku tak akan pindah sampai Fiorentina berlaga di level yang dia impikan itu.
“Tujuan kami adalah kembali berlaga di Eropa. Saya tak akan pindah sampai klub ini berkompetisi di tempat yang seharusnya,” harapnya. (bbs/jpnn)