TRIPOLI-Pemerintah Libya mengakui telah menahan empat jurnalis asing. Keempat jurnalis yang hilang sejak Senin lalu berada dalam tahanan militer Libya, dan akan segera dibebaskan.
Hal ini diungkapkan saluran televisi Spanyol TVE1, Jumat (8/4).
Televisi tersebut mengatakan sebuah mobil yang membawa seorang wartawan foto asal Spanyol, seorang wartawan Afrika Selatan dan dua wartawan Amerika Serikat, dihentikan tentara Libya di jalan raya yang menghubungkan Kota Ajdabiya yang dikuasai pemberontak dengan kota pelabuhan, Marsa-el-Brega. Mobil tersebut kemudian dibakar dan keempat wartawan dibawa ke suatu tempat rahasia.
Insiden tersebut disaksikan oleh seorang pengawal keamanan yang menyertai wartawan New York Times dalam penugasan, yang mengendarai mobilnya di jalan itu. Informasi tentang hilangnya wartawan kemudian dikonfirmasi oleh organisasi Reporters Without Borders.
Sementara itu, proses diplomatik antara pemerintah Libya dan pihak sekutu masih berjalan. Pihak Libya juga siap melakukan gencatan senjata.
Pemerintah Libya mencoba melakukan diplomasi dengan sejumlah sekutu seperti Inggris, Amerika Serikat dan negara sekutu lainnya. Namun yang menjadi masalah, menurut sejumlah sekutu dan pemberontak, mereka menginginkan Moammar Khadafi keluar. Tapi di sisi lainnya posisi Moammar Khadafi sebagai pemimpin Libya adalah harga mati.
“Harus ada gencatan senjata. Pasukan Khadafi harus menarik diri dari kota-kota yang mereka rebut paksa dengan kekerasan. Perlu ada keputusan tentang pengunduran diri Khadafi dan kepergiannya dari Libya,” tegas Menteri Luar Negeri AS Hillary Rodham Clinton.
Menteri Luar Negeri Libya baru Abdullati Al-Obeidi mengemban tugas untuk menyampaikan ke dunia tentang apa yang terjadi di Libya. Menurutnya apa yang terjadi di Libya bertolak belakang dari pemberitaan media. Pihak Libya juga akan membuka diri ke tim pencari fakta internasional. (bbs/jpnn)