Terkait Cuplikan Film Innocence of Muslims
WASHINGTON – Aksi protes terhadap Amerika Serikat (AS) terkait cuplikan film Innocence of Muslims semakin luas. Kemarin (14/9) pemerintahan Presiden Barack Obama memerintahkan peningkatan keamanan atas seluruh Kedutaan Besar (Kedubes) AS, terutama yang berada di Timur Tengah. Jerman pun merilis imbauan senada.
Washington tidak ingin insiden maut yang merenggut nyawa Duta Besar Chris Stevens di Libya terulang. Karena itu, bekerja sama dengan pemerintah setempat, AS melipatgandakan pengamanan di kedubesnya di seluruh dunia. Hingga kini, aksi protes berskala besar tercatat terjadi di Libya, Yaman, dan Mesir. Sedangkan, unjuk rasa dengan massa lebih sedikit pecah di Bangladesh, Iran, Iraq, Kuwait, Sudan, dan Tunisia.
Gelombang protes yang semakin besar membuat AS prihatin. Melalui rekaman video, Menteri Luar Negeri Hillary Rodham Clinton mengimbau masyarakat internasional tetap tenang. Dengan demikian, seluruh aspirasi massa bisa tersalurkan dengan damai. Dia berharap, tidak terjadi lagi aksi perusakan Kedubes AS atau tindakan anarkistis lain yang berpotensi memakan korban jiwa.
“Pemerintah AS sama sekali tidak memiliki kaitan apa pun dengan video (film) tersebut,” tandasnya menjelang pertemuan dengan Menlu Maroko Sa”deddine El Othmani di Departemen Luar Negeri AS kemarin. Dia menambahkan bahwa Gedung Putih pun mengutuk film yang cuplikannya beredar luas melalui YouTube tersebut. Dengan tegas, Hillary menolak pesan yang tersirat dalam film tersebut.
“Bagi kami, atau bagi saya pribadi, video tentang cuplikan film ini sangat tercela dan memuakkan,” lanjut mantan first lady Negeri Paman Sam itu. Menurut dia, produsen film tersebut sengaja memasukkan unsur sinis untuk memecah belah umat beragama. Karena itu, Hillary berharap, seluruh umat beragama mampu menanggapi skandal tersebut dengan kepala dingin dan tidak saling serang.
Kemarin sejumlah besar petugas keamanan tampak berjaga di Kedubes AS yang berada di Kota Kairo, Mesir. Sejak Selasa lalu (11/9), massa berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil di sekitar kedubes. Kamis lalu (13/9) demonstran terlibat bentrok dengan aparat. Mereka melemparkan batu ke petugas dan menerima semprotan gas air mata sebagai balasan. Akibatnya, sekitar 224 orang terluka.
Terkait aksi unjuk rasa tersebut, Presiden Mohammad Mursi meminta seluruh pemerintahan muslim bisa menyikapi gelombang protes dengan bijaksana. Dalam pidato yang disebarluaskan stasiun televisi pemerintah Mesir, pemimpin 61 tahun itu berharap agar seluruh negara bisa melindungi properti milik negara sahabat.
Beruntung, unjuk rasa di Mesir tak sampai memakan korban jiwa seperti di Libya yang merenggut empat nyawa. Kemarin, setelah salat Jumat, kelompok muslim di Yaman dan Jordania juga menggelar aksi protes atas film Innocence of Muslims di Kedubes AS. (jpnn)