26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Jamaah Tua Terlantar Membuat Ketar-Ketir

JAKARTA- Dominasi jamaah tua dalam pelaksanaan haji tahun ini mulai membuat panitia lokal di Arab Saudi ketari-ketir. Panitia setempat mulai was-was, diantaranya terhadap potensi banyaknya jamaah lansia yang tersesat.
Kekhawatiran ini disampaikan Sekretaris Daerah Kerja (Setdaker) Jeddah Nur Alya Fitra kepada tim Media Center Haji (MCH) Kementerian Agama (Kemenag) Jumat malam waktu setempat atau dini hari kemarin (29/9) waktu Indonesia. “Jamaah haji tua tahun ini memang cukup banyak,” ujarnya.

Fitra berharap, potensi jamaah haji tua tersesat bisa ditekan dengan sistem baru manajemen pelayanan jamaah haji. “Sistem baru ini adalah pelayanan dalam bentuk pendampingan hingga ke individu,” kata dia. Fitra berharap, pengawasan berjenjang hingga tingkat individu ini bisa berjalan dengan baik.

Dia menjelaskan jika sistem berjenjang ini dimulai dari satuan kloter (kelompok terbang) yang dipimpin seorang ketua. Tingkat bawahnya lagi ada ketua rombongan, kemudian ada lagi ketua regu yang beranggotakan sepuluh orang jamaah. “Tugas mengawasi jamaah sehingga tidak tersesat ada di pundak ketua regu,” jelas Fitra.

Untuk memudahkan pengawasan, Fitra mengatakan di setiap regu yang terdiri dari sepuluh jamaah haji itu terbagi antara lima jamaah usia lanjut dan lima jamaah muda. “Nah, jamaah usia muda ini juga kita himbau untuk mengawasi jamaah yang sudah berusia lanjut,” terangnya. Dengan cara ini, Fitra berharap ketua regu tidak kewalahan mengawasi anggotanya. Terima yang sudah berumur lanjut.

Fitra sadar jika sistem pengawasan jamaah haji berjenjang ini tidak akan berjalan mulus seratus persen. Untuk itu, sistem ini dilapisi dengan satuan pengawas tingkat daerah kerja (daker). Pengawas tingkat daker ini dipimpin oleh seorang kepala, kemudian membawahkan sejumlah ketua sektor dan sejumlah kepala seksi. Diantaranya seksi layanan kesehatan dan seksi layanan ibadah.

“Intinya pemerintah sangat serius menekan potensi banyaknya jamaah haji yang terlantar,” ucap Fitra. Dia mengatakan, potensi jamaah haji terlantar bisa muncul mulai dari jamaah turun dari pesawat di Jeddah. Selain itu juga bisa muncul ketika jamaah akan menaiki bus yang akan membawa ke pemondokan.

Sebagai bentuk dukungan, pemerintah memberikan honor khusus kepada setiap ketua kloter, ketua rombongan, dan ketua regu. Fitra menuturkan, sistem pengawasan jamaah yang lebih baik ini, bisa sukses jika jamaah haji juga ikut mendukung. Diantaranya, jamaah haji usia lanjut tidak sering keluar pemondokan sendirian. (wan/jpnn)

JAKARTA- Dominasi jamaah tua dalam pelaksanaan haji tahun ini mulai membuat panitia lokal di Arab Saudi ketari-ketir. Panitia setempat mulai was-was, diantaranya terhadap potensi banyaknya jamaah lansia yang tersesat.
Kekhawatiran ini disampaikan Sekretaris Daerah Kerja (Setdaker) Jeddah Nur Alya Fitra kepada tim Media Center Haji (MCH) Kementerian Agama (Kemenag) Jumat malam waktu setempat atau dini hari kemarin (29/9) waktu Indonesia. “Jamaah haji tua tahun ini memang cukup banyak,” ujarnya.

Fitra berharap, potensi jamaah haji tua tersesat bisa ditekan dengan sistem baru manajemen pelayanan jamaah haji. “Sistem baru ini adalah pelayanan dalam bentuk pendampingan hingga ke individu,” kata dia. Fitra berharap, pengawasan berjenjang hingga tingkat individu ini bisa berjalan dengan baik.

Dia menjelaskan jika sistem berjenjang ini dimulai dari satuan kloter (kelompok terbang) yang dipimpin seorang ketua. Tingkat bawahnya lagi ada ketua rombongan, kemudian ada lagi ketua regu yang beranggotakan sepuluh orang jamaah. “Tugas mengawasi jamaah sehingga tidak tersesat ada di pundak ketua regu,” jelas Fitra.

Untuk memudahkan pengawasan, Fitra mengatakan di setiap regu yang terdiri dari sepuluh jamaah haji itu terbagi antara lima jamaah usia lanjut dan lima jamaah muda. “Nah, jamaah usia muda ini juga kita himbau untuk mengawasi jamaah yang sudah berusia lanjut,” terangnya. Dengan cara ini, Fitra berharap ketua regu tidak kewalahan mengawasi anggotanya. Terima yang sudah berumur lanjut.

Fitra sadar jika sistem pengawasan jamaah haji berjenjang ini tidak akan berjalan mulus seratus persen. Untuk itu, sistem ini dilapisi dengan satuan pengawas tingkat daerah kerja (daker). Pengawas tingkat daker ini dipimpin oleh seorang kepala, kemudian membawahkan sejumlah ketua sektor dan sejumlah kepala seksi. Diantaranya seksi layanan kesehatan dan seksi layanan ibadah.

“Intinya pemerintah sangat serius menekan potensi banyaknya jamaah haji yang terlantar,” ucap Fitra. Dia mengatakan, potensi jamaah haji terlantar bisa muncul mulai dari jamaah turun dari pesawat di Jeddah. Selain itu juga bisa muncul ketika jamaah akan menaiki bus yang akan membawa ke pemondokan.

Sebagai bentuk dukungan, pemerintah memberikan honor khusus kepada setiap ketua kloter, ketua rombongan, dan ketua regu. Fitra menuturkan, sistem pengawasan jamaah yang lebih baik ini, bisa sukses jika jamaah haji juga ikut mendukung. Diantaranya, jamaah haji usia lanjut tidak sering keluar pemondokan sendirian. (wan/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/