MEDAN-Menatap musim kompetisi mendatang, tim PSMS masih bergerak lamban.
Tak ada penunjukan manajemen, apalagi rekrutmen pelatih dan pemain.
Memang, yang paling menyita perhatian pecinta tim berjuluk Ayam Kinantan ini tentu saja kursi pelatih yang masih kosong. Meski Suimin Diharja dan Suharto AD digadang-gadang bakal menukangi tim, namun beberapa nama lainnya pun tetap dijagokan sebagai entrenador PSMS.
Salah satu nama yang belakangan mencuat ke permukaan adalah pelatih kawakan Abdul Rahman Gurning.
Pernah malang melintang membesut sejumlah klub tanah air, mantan libero Mercu Buana dan PSMS ini ternyata masih penasaran untuk menukangi PSMS. Gurning yang ditemui dirumah kemarin (29/9) tak memungkiri keinginannya untuk membesut PSMS.
“Iya memang itu salah satu rasa penasaran saya. Sudah malang melintang di klub-klub luar pingin rasanya melatih di Medan,” katanya kemarin.
Gurning sempat di duduk di jajaran pelatih PSMS di tahun 2002. Namun hanya sebagai asisten pelatih.
Sebenarnya Gurning musim lalu hamper saja membesut PSMS. Ia sudah sepakat untuk membesut PSMS. Namun menjelang bergulirnya liga, pelatih kelahiran Kisaran ini tidak mencapai kesepakatan dengan manajemen.
“Iya musim lalu sebenarnya saya sudah di PSMS. Saya juga sudah beberapa kali memantau seleksi di Kebun Bunga. Tapi belakangan malah dibatalkan Idris (CEO PSMS ISL-red). Saya dibilang mata duitanlah. Sebelumnya waktu saya di Arema, PSMS IPL juga berminat.
Tapi tidak ada kesepakatan harga. Mungkin belum jodoh kali,” katanya.
Ayah tiga orang anak ini juga tidak mematok harga terlalu tinggi untuk PSMS. Apalagi dengan bermain dengan PSMS ia bisa dekat dengan
keluarga. “Kalau melatih PSMS kan dekat dengan keluarga. Jadi saya tidak mempermasalahkan harga. Apalagi ini (PSMS, Red) kan klub yang
pernah saya perkuat ketika sebagai pemain,” tambahnya. Pria kelahiran 1958 ini cukup prihatin dengan kondisi PSMS saat ini yang terjebak dualisme.
“Iya saya gak ngerti dengan kondisi PSMS saat ini bukannya semakin baik, tapi malah terseret dualisme.
Apalagi kondisi di pusat juga tidak juga membaik. Kabarnya bakal ada dua liga lagi,” pungkasnya.
Musim lalu Gurning membesut Persegres Gresik United dan Arema ISL.
Sebelumnya dia jugua memiliki peran yang sangat besar mengantarkan PSMS berlaga di pentas ISL. (don)
MEDAN-Menatap musim kompetisi mendatang, tim PSMS masih bergerak lamban.
Tak ada penunjukan manajemen, apalagi rekrutmen pelatih dan pemain.
Memang, yang paling menyita perhatian pecinta tim berjuluk Ayam Kinantan ini tentu saja kursi pelatih yang masih kosong. Meski Suimin Diharja dan Suharto AD digadang-gadang bakal menukangi tim, namun beberapa nama lainnya pun tetap dijagokan sebagai entrenador PSMS.
Salah satu nama yang belakangan mencuat ke permukaan adalah pelatih kawakan Abdul Rahman Gurning.
Pernah malang melintang membesut sejumlah klub tanah air, mantan libero Mercu Buana dan PSMS ini ternyata masih penasaran untuk menukangi PSMS. Gurning yang ditemui dirumah kemarin (29/9) tak memungkiri keinginannya untuk membesut PSMS.
“Iya memang itu salah satu rasa penasaran saya. Sudah malang melintang di klub-klub luar pingin rasanya melatih di Medan,” katanya kemarin.
Gurning sempat di duduk di jajaran pelatih PSMS di tahun 2002. Namun hanya sebagai asisten pelatih.
Sebenarnya Gurning musim lalu hamper saja membesut PSMS. Ia sudah sepakat untuk membesut PSMS. Namun menjelang bergulirnya liga, pelatih kelahiran Kisaran ini tidak mencapai kesepakatan dengan manajemen.
“Iya musim lalu sebenarnya saya sudah di PSMS. Saya juga sudah beberapa kali memantau seleksi di Kebun Bunga. Tapi belakangan malah dibatalkan Idris (CEO PSMS ISL-red). Saya dibilang mata duitanlah. Sebelumnya waktu saya di Arema, PSMS IPL juga berminat.
Tapi tidak ada kesepakatan harga. Mungkin belum jodoh kali,” katanya.
Ayah tiga orang anak ini juga tidak mematok harga terlalu tinggi untuk PSMS. Apalagi dengan bermain dengan PSMS ia bisa dekat dengan
keluarga. “Kalau melatih PSMS kan dekat dengan keluarga. Jadi saya tidak mempermasalahkan harga. Apalagi ini (PSMS, Red) kan klub yang
pernah saya perkuat ketika sebagai pemain,” tambahnya. Pria kelahiran 1958 ini cukup prihatin dengan kondisi PSMS saat ini yang terjebak dualisme.
“Iya saya gak ngerti dengan kondisi PSMS saat ini bukannya semakin baik, tapi malah terseret dualisme.
Apalagi kondisi di pusat juga tidak juga membaik. Kabarnya bakal ada dua liga lagi,” pungkasnya.
Musim lalu Gurning membesut Persegres Gresik United dan Arema ISL.