29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Indra Sakti Tempuh Jalur Hukum

Upaya Iswanda Nanda Ramli Cs mengajak Indra Sakti Harahap ikut dalam pencalonan Ketua Umum PSMS pada Rapat Umum Luar Biasa (RULB) yang akan digelar di Hotel Grand Aston, 21 Oktober mendatang, kandas. Pasalnya, Indra Sakti menolak mentah-mentah ajakan itu dan mengancam akan menempuh jalur hukum jika RULB itu digelar.

SURAT LAPORAN: Indra Sakti didampingi Martius Latuperissa menunjukkan surat laporan  Polresta Medan, Kamis (4/10).  //doni hermawan/sumut pos
SURAT LAPORAN: Indra Sakti didampingi Martius Latuperissa menunjukkan surat laporan ke Polresta Medan, Kamis (4/10). //doni hermawan/sumut pos

Ancaman itu tidak main-main. Indra cs sepakat untuk mengadukan hal ini ke jalur hukum jika nantinya kubu Iswanda Ramli cs tetap menggelar RULB. Surat laporan telah ditembuskan ke Polresta Medan. Surat bernomor 009/PSMS/KU-SU/IX/2012 itu tertanggal 3 Oktober dengan kop surat PSMS.
“Saya tanyakan lagi, apa mungkin saya ikut dalam RULB lagi? AD/ART mana yang kami langgar kalau memang kami dinilai menyalahi aturan? Siapa yang ingin PSMS terpecah menjadi dua? Justru kami inginnya PSMS satu,” katanya.

Indra mengatakan, asli atau palsunya PSMS itu bisa dikaji. Tentunya mengacu pada AD/ART yang dituangkan dalam pasal 8 Ayat 1. “Tidak ada perlu PSMS sampai dua. Teorinya kan kalau asli atau palsu itu bisa diuji keabsahannya. Sudah jelas di pasal AD/ART itu menyebutkan kalau rapat luar biasa bisa digelar atas permintaan klub. Nah butir ke duanya “atau” atas persetujuan pengurus harian. Jadi ada kata atau di situ yang berarti pilihan kedua. Nah, kami juga punya bukti tertulis dukungan klub. Jadinya kita balik-balik ke belakang lagi,” kata Indra.

Senada, Martius Latuperissa yang menjabat Sekum di kepengurusan Indra juga tidak habis pikir denghan rencana RULB itu. “Masa pihak yang sudah menghancurkan PSMS ini, mau buat RULB lagi, kami akan tuntut mereka ke jalur hukum. Silahkan buktikan kesalahan kami kalau dianggap tidak sah. Kalau benar-benar ingin mempersatukan PSMS ini, tidak pantas mereka membuat kepengurusan yang baru,” ungkapnya.

Merunut ke belakang, Martius menyebut kepengurusan Rahudman Harahap tidak pernah ada. Seperti diketahui, Wali Kota Medan itu terpilih pada Rapat Pergantian Antar Waktu (PAW) di Hotel Grand Aston April dua tahun silam. Namun hanya berupa pengangkatan. Memang kesalahannya ada pada klub-klub anggota PSMS yang hanya mengangguk tanpa ada interupsi.

Karena ketika itu tak ada laporan pertanggung jawaban dan Wakil Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin yang mengundurkan diri juga tidak hadir. “Yang kami tunjuk dulu itu cuma Eldin sebagai ketua umum. Ketika mengundurkan diri tidak ada laporan pertanggung jawaban dan yang bersangkutan tidak hadir. Memang klub-klub mengiyakan dengan syarat selanjutnya bertemu kembali dengan Rahudman. Tapi tidak adakan? Jadi apa itu bisa dibilang resmi? Idris juga siapa itu? Dia mengangkat dirinya sendiri sebagai Sekum. Sudah cukup kebohongan ini,” katanya.

Martius juga menyinggung soal adanya permintaan pihak Nanda untuk berkolaborasi dengan Indra. Namun syaratnya, Martius tak ikut di dalamnya. “Saya siap mundur, tapi mereka tidak ada di kepengurusan juga,” pungkasnya. (don)

Upaya Iswanda Nanda Ramli Cs mengajak Indra Sakti Harahap ikut dalam pencalonan Ketua Umum PSMS pada Rapat Umum Luar Biasa (RULB) yang akan digelar di Hotel Grand Aston, 21 Oktober mendatang, kandas. Pasalnya, Indra Sakti menolak mentah-mentah ajakan itu dan mengancam akan menempuh jalur hukum jika RULB itu digelar.

SURAT LAPORAN: Indra Sakti didampingi Martius Latuperissa menunjukkan surat laporan  Polresta Medan, Kamis (4/10).  //doni hermawan/sumut pos
SURAT LAPORAN: Indra Sakti didampingi Martius Latuperissa menunjukkan surat laporan ke Polresta Medan, Kamis (4/10). //doni hermawan/sumut pos

Ancaman itu tidak main-main. Indra cs sepakat untuk mengadukan hal ini ke jalur hukum jika nantinya kubu Iswanda Ramli cs tetap menggelar RULB. Surat laporan telah ditembuskan ke Polresta Medan. Surat bernomor 009/PSMS/KU-SU/IX/2012 itu tertanggal 3 Oktober dengan kop surat PSMS.
“Saya tanyakan lagi, apa mungkin saya ikut dalam RULB lagi? AD/ART mana yang kami langgar kalau memang kami dinilai menyalahi aturan? Siapa yang ingin PSMS terpecah menjadi dua? Justru kami inginnya PSMS satu,” katanya.

Indra mengatakan, asli atau palsunya PSMS itu bisa dikaji. Tentunya mengacu pada AD/ART yang dituangkan dalam pasal 8 Ayat 1. “Tidak ada perlu PSMS sampai dua. Teorinya kan kalau asli atau palsu itu bisa diuji keabsahannya. Sudah jelas di pasal AD/ART itu menyebutkan kalau rapat luar biasa bisa digelar atas permintaan klub. Nah butir ke duanya “atau” atas persetujuan pengurus harian. Jadi ada kata atau di situ yang berarti pilihan kedua. Nah, kami juga punya bukti tertulis dukungan klub. Jadinya kita balik-balik ke belakang lagi,” kata Indra.

Senada, Martius Latuperissa yang menjabat Sekum di kepengurusan Indra juga tidak habis pikir denghan rencana RULB itu. “Masa pihak yang sudah menghancurkan PSMS ini, mau buat RULB lagi, kami akan tuntut mereka ke jalur hukum. Silahkan buktikan kesalahan kami kalau dianggap tidak sah. Kalau benar-benar ingin mempersatukan PSMS ini, tidak pantas mereka membuat kepengurusan yang baru,” ungkapnya.

Merunut ke belakang, Martius menyebut kepengurusan Rahudman Harahap tidak pernah ada. Seperti diketahui, Wali Kota Medan itu terpilih pada Rapat Pergantian Antar Waktu (PAW) di Hotel Grand Aston April dua tahun silam. Namun hanya berupa pengangkatan. Memang kesalahannya ada pada klub-klub anggota PSMS yang hanya mengangguk tanpa ada interupsi.

Karena ketika itu tak ada laporan pertanggung jawaban dan Wakil Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin yang mengundurkan diri juga tidak hadir. “Yang kami tunjuk dulu itu cuma Eldin sebagai ketua umum. Ketika mengundurkan diri tidak ada laporan pertanggung jawaban dan yang bersangkutan tidak hadir. Memang klub-klub mengiyakan dengan syarat selanjutnya bertemu kembali dengan Rahudman. Tapi tidak adakan? Jadi apa itu bisa dibilang resmi? Idris juga siapa itu? Dia mengangkat dirinya sendiri sebagai Sekum. Sudah cukup kebohongan ini,” katanya.

Martius juga menyinggung soal adanya permintaan pihak Nanda untuk berkolaborasi dengan Indra. Namun syaratnya, Martius tak ikut di dalamnya. “Saya siap mundur, tapi mereka tidak ada di kepengurusan juga,” pungkasnya. (don)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/