29 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

PSMS Didenda Rp30 Juta

Foto: Sutan Siregar/Sumut Pos
Para pemain PSMS mendapat aplaus dari penonton usai meriah kemenangan atas Persija di Stadion Teladan, Jumat (6/4).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PSMS Medan harus menerima sanksi dari Komisi Disiplin PSSI berupa denda Rp 30 juta dan teguran keras ke manajemen PSMS Medan lantaran lemparan botol ke bangku tim lawan. Ulah penonton tersebut terjadi saat Ayam Kinantan julukan PSMS Medan menjamu Bhayangkara FC di Stadion Teladan, Sabtu (31/3) lalu. Surat dari Komdis PSSI tersebut pun sudah diterima manajemen PSMS, Kamis (5/4/2018) siang.

“Iya sudah kami terima. Hukuman itu menurut laporan dan mereka melihat langsung dari televisi ada pelemparan botol ditujukan ke bangku pemain lawan.”

“Dan, itu terekam televisi. Kami tidak bisa membantah. Karena jelas nampak, ya telak lah. Ibarat kalau orang bertinju, PSMS kena KO lah ini,” ujar Sekretaris Umum PSMS, Julius Raja, Jumat (6/4) siang.

Pun demikian, King-sapaan akrabnya, meski menerima pihaknya akan memberikan hak jawab ke Komdis PSSI. “Terutama soal pelemparan tersebut. Kalau dilihat kan posisinya dari tribun tertutup barat. Itu penonton kan? Bukan suporter. Kalau dari dari tribun terbuka Utara atau Selatan masih bisalah kita bilang suporter. Jadi ini bukan ulah suporter tapi oknum penonton,” ungkapnya.

“Kita klarifikasi justru saat PSMS vs Bhayangkara itu suporter bagus dan mendukung . Jadi saat ini harus kita bedakan. Sebab, selama ini jika terjadi kerusuhan atau hal-hal negatif ditujukan selalu ke suporter. Padahal belum tentu,” timpalnya.

Dia juga menjelaskan masih akan merapatkan ke barisan manajemen. “Kami akui insiden itu. Kami akan perbaiki ke depannya. Namun, dari jumlah Rp30 juta itu kami berharap minta kekurangan jadi Rp10 juta. Memang sulit, kalau selama ini malah enggak ada istilah banding. Tapi ya mana tahu bisa, namanya usaha,” ungkapnya.

King menjelaskan insiden botol ini memang tak lepas dari kurang pengawasan pihaknya, namun dia memastikan sejatinya Panpel sudah berusaha. Misalnya dengan mencek keberadaan botol mineral yang dibawa penonton atau suporter.

“Makanya botol mineral kami ganti dengan plastik. Waktu penonton masuk kami siapkan plastik putih. Dan di dalam enggak kami kasih jualan lagi. Ya namanya masuk ramai-ramai, ada juga yang lolos. Entah diselipkan dimana kita enggak tahu. Begitu kesal di dalam dilampiaskan dengan melempar botol,” bebernya.

Untuk itu berulang kali panpel mengumumkan untuk tidak melakukan tindakan serupa saat PSMS kontra Persija di Stadion Teladan, Jumat (6/4) kemarin.

“Karena kalau dihukum yang rugi kan PSMS juga dan tim. Seandianya nanti terjadi lagi dan kita dihukum lebih berat, bertanding tanpa penonton atau diusir tak boleh main di kandang, kan lebih berbahaya lagi,” pungkasnya.(don)

Foto: Sutan Siregar/Sumut Pos
Para pemain PSMS mendapat aplaus dari penonton usai meriah kemenangan atas Persija di Stadion Teladan, Jumat (6/4).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PSMS Medan harus menerima sanksi dari Komisi Disiplin PSSI berupa denda Rp 30 juta dan teguran keras ke manajemen PSMS Medan lantaran lemparan botol ke bangku tim lawan. Ulah penonton tersebut terjadi saat Ayam Kinantan julukan PSMS Medan menjamu Bhayangkara FC di Stadion Teladan, Sabtu (31/3) lalu. Surat dari Komdis PSSI tersebut pun sudah diterima manajemen PSMS, Kamis (5/4/2018) siang.

“Iya sudah kami terima. Hukuman itu menurut laporan dan mereka melihat langsung dari televisi ada pelemparan botol ditujukan ke bangku pemain lawan.”

“Dan, itu terekam televisi. Kami tidak bisa membantah. Karena jelas nampak, ya telak lah. Ibarat kalau orang bertinju, PSMS kena KO lah ini,” ujar Sekretaris Umum PSMS, Julius Raja, Jumat (6/4) siang.

Pun demikian, King-sapaan akrabnya, meski menerima pihaknya akan memberikan hak jawab ke Komdis PSSI. “Terutama soal pelemparan tersebut. Kalau dilihat kan posisinya dari tribun tertutup barat. Itu penonton kan? Bukan suporter. Kalau dari dari tribun terbuka Utara atau Selatan masih bisalah kita bilang suporter. Jadi ini bukan ulah suporter tapi oknum penonton,” ungkapnya.

“Kita klarifikasi justru saat PSMS vs Bhayangkara itu suporter bagus dan mendukung . Jadi saat ini harus kita bedakan. Sebab, selama ini jika terjadi kerusuhan atau hal-hal negatif ditujukan selalu ke suporter. Padahal belum tentu,” timpalnya.

Dia juga menjelaskan masih akan merapatkan ke barisan manajemen. “Kami akui insiden itu. Kami akan perbaiki ke depannya. Namun, dari jumlah Rp30 juta itu kami berharap minta kekurangan jadi Rp10 juta. Memang sulit, kalau selama ini malah enggak ada istilah banding. Tapi ya mana tahu bisa, namanya usaha,” ungkapnya.

King menjelaskan insiden botol ini memang tak lepas dari kurang pengawasan pihaknya, namun dia memastikan sejatinya Panpel sudah berusaha. Misalnya dengan mencek keberadaan botol mineral yang dibawa penonton atau suporter.

“Makanya botol mineral kami ganti dengan plastik. Waktu penonton masuk kami siapkan plastik putih. Dan di dalam enggak kami kasih jualan lagi. Ya namanya masuk ramai-ramai, ada juga yang lolos. Entah diselipkan dimana kita enggak tahu. Begitu kesal di dalam dilampiaskan dengan melempar botol,” bebernya.

Untuk itu berulang kali panpel mengumumkan untuk tidak melakukan tindakan serupa saat PSMS kontra Persija di Stadion Teladan, Jumat (6/4) kemarin.

“Karena kalau dihukum yang rugi kan PSMS juga dan tim. Seandianya nanti terjadi lagi dan kita dihukum lebih berat, bertanding tanpa penonton atau diusir tak boleh main di kandang, kan lebih berbahaya lagi,” pungkasnya.(don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/