Wali Kota Canangkan P2KP Menuju Kawasan Rumah Pangan Lestari
Di tengah momentum meningkatnya kebutuhan pangan, Pemko Medan membuat satu sistem peringatan dini kepada warga, untuk membudayakan pola konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang, aman dan halal. Seperti terungkap saat pencanangan Kelompok Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) menuju kawasan rumah pangan lestari (RPL), Kamis (4/10) di Kebun Kelompok P2KP “Pasar Blok” Lingkungan 3, Jalan Petunia Raya, Kelurahan Namo Gajah Kecamatan, Medan Tuntungan.
Hadir dalam pencanangan kegiatan itu, Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM, Sekda Medan Ir Syaful Bahri Lubis, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, Badan Pengawas Ketahanan Pangan Provinsi Sumut, para Pimpinan SKPD, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Medan serta anggota, para Kelompok P2KP, Kelompok Mandiri Pangan Binaan, dan seluruh Camat se-Kota Medan.
Dalam sambutannya, Rahudman mengatakan. penganekaragaman konsumsi pangan merupakan program yang tidak dapat ditunda, seiring dengan meningkatnya ketergantungan masyarakat kota terhadap bahan pangan pokok. Untuk itu, Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) merupakan upaya meningkatkan skor pola pangan harapan.
Sata upaya yang perlu dilakukan yakni, menurunkan tingkat konsumsi beras sebagai upaya pengentasan kemiskinan. P2KP ini merupakan satu langkah efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pemanfaatan pekarangan di dalam kawasan Rumah pangan Lestari (RPL).
Dia mengatakan, sektor pertanian pangan didominasi pertanian rakyat, yang skalanya kecil namun jumlah banyak. Selanjutnya, penerapan hasil riset dan informasi teknologi pertanian pangan harus dapat dikomunikasikan secara efektif kepada seluruh petani, sehingga hasil-hasil riset mampu menjawab tantangan perubahan iklim yang terjadi saat ini.
Rahudman menyebutkan, Kota Medan memiliki fungsi strategis dan penting sebagai dinamisator dan lokomotif pertumbuhan ekonomi regional dan nasional. Peranan dan fungsi ini tentunya didukung dengan pembangunan ketahanan pangan yang kuat berbasis sumber daya lokal.
“Dukungan lintas sektoral, lintas pelaku dan lintas daerah penting, inilah yang harus dirancang,” sebutnya.
Diakhir sambutannya, orang nomor satu di Pemko Medan itu berharap kepada Badan Ketahanan Pangan Kota Medan agar bisa mengimbau kepada masyarakat untuk lebih inovatif dan kreatif, khususnya untuk melahirkan terobosan dan gagasan baru guna menganekaragamkan konsumsi pangan masyarakat dengan memaksimalkan pemanfaatan pekarangan rumah guna memperkuat katahanan pangan.
“Pada anggaran tahun 2013, saya penuhi permintaan kelompok P2KP dan kelompok mandiri pangan agar diberikan dana bergulir lebih besar dan pembelian mesin jetor bagi kelompok tani,” ucapnya. (dya)
Kelompok P2KP Ajak Warga Lahirkan Panganan Lokal
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kota Medan, H Arjuna Sembiring mengatakan, tujuan pencanangan Kelompok Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan perubahan sikap masyarakat terhadap ketersediaan sumber pangan keluarga.
“Selama ini panganan yang dikonsumsi itu nasi, padahal pekarangan rumah bisa menentukan panganan beragam, bergizi, seimbang, aman dan halal,” sebutnya.
Dia menyebutkan, sekarang ini pola konsumsi masyarakat kebanyakan dari nasi, padahal dari sisi ekonomis lebih mahal. Begitu juga untuk memproduksinya memiliki anggaran yang cukup besar. Hal inilah yang semestinya dilakukan perubahan.
Arjuna mengatakan, Kelompok P2KP yang sudah dibentuk itu nantinya bertugas memberikan pemahaman agar masyarakat lebih memanfaatkan pemanfaatan pangan lokal dan produk olahannya melalui pengembangan usaha pengolahan pangan lokcal berbasisi tepung-tepungan.
Meningkatkan motivasi, partisipasi dan aktivitas masyarakat dalam penganekragaman konsumsi pangan melaui penguatan kelembagaan.
Lebih lanjut, dia menyebutkan, Badan Ketahanan Pangan Kota Medan terus melakukan inovasi terutama bagaimana mendorong masyarakat mau memanfaatkan lahan pekarangan kosong untuk menanam tanaman seperti sayur, cabai, tabulakar atau tabulapot.
“Kegiatan ini satu upaya dalam rangka meningkatkan kualitas gizi masyarakat, kami berharap setiap kecamatan menggelorakan tabulakar dan tabulapot,” sebutnya.
Dia menambahkan, sekarang ini ada beberapa panganan lokal yang sudah dikombinasikan lewat pendekatan teknologi pangan. Inilah yang terus didorong setiap daerah agar bisa melahirkan panganan baru yang bersifat lokal. “Tujuannya untuk mengurangi konsumsi nasi. (ril)