SIANTAR-Dituding maling, Supryanto (33) jadi bulan-bulanan warga di Huta III Jatirejo Nagori Partimbalan Kecamatan Bandarmasilam Kabupaten Simalungun, Selasa (23/10) dini hari. Bahkan puluhan warga yang terjaga dari peristirahatannya langsung mengeroyoknya dengan memukulinya menggunakan kayu dan batu. Supriyanto akhirnya terkapar bersimbah darah.
Pengakuan Nasib (57), ayah Suprayanto, saat menghembuskan nafas terakhirnya anaknya itu dibawa ke Rumah Sakit Perdagangan.
Kondisinya sangat mengenaskan. Hampir seluruh tubuh anak kedua dari tujuh bersaudara itu luka-luka. Bagian kepala sobek dan bonyok, mata membiru hingga hidung dan mulut mengeluarkan darah.
Karena sudah ditangani pihak kepolisian, jasad Supryanto kemudian diautopsi ke Forensik RSU Dr Djasamen Saragih Pematangsiantar. “Aku tadi pagi melihatnya sudah tak seperti anakku lagi, karena wajahnya di penuhi darah. Polisi pun membujukku agar mayat anakku ini diautopsi,” tutur Nasib.
Peristiwa berdarah itu sendiri seperi informasi di kepolisian, berawal ketika korban hendak pulang ke rumahnya sekitar 500 meter dari TKP usai bekerja di Perusahaan Kelapa Sawit (PKS) PT Mass Bandar Sakti di Kecamatan Bandar, Simalungun. Persisnya sekitar jam 2 pagi, tiba-tiba Jumain (35) salah seorang penduduk setempat berteriak maling sembari mengejar korban.
Kebetulan warga lainnya yang sudah sempat keluar rumah karena mendengar teriakan Jumain turut mengejarnya. Akhirnya massa berhasil menangkap Supryanto yang diketahui masih memegang sebuah kaleng yang isinya kosong melompong. Jumain kembali meneriaki kalau korban baru saja keluar rumahnya hingga diyakini mencuri barang. Tak ayal, warga yang emosi langsung memukuli korban secara bertubi-tubi. Keributan menjadi perhatian warga lainnya yang terja dari peristirahatan.
Bukannya membela, namun turut menghadiai bapak dua anak ini pukulan seraya mengikat tangan dan kaki Supryanto. Tidak hanya menggunakan tangan, beberapa warga yang sudah emosi bahkan menggunakan broti, kayu dan batu memukul Supryanto. Sempat juga menyeretnya hingga beberapa ratus meter sembari memukulinya. Bahkan kejadian itu hingga jam 4 pagi, tak satupun petugas yang tiba di lokasi. Sekitar jam 5, petugas baru tiba di lokasi dan langsung mengevakuasi korban ke RS Perdagangan . Tiba di RS, Supriyanto sudah tak bernyawa lagi.
Kasat Reskrim Polres Simalungun, AKP Ronny Nicholas mengakui peristiwa itu sudah ditanganinya. Pihaknya sudah menahan 12 warga yang diduga pelaku main hakim sendiri itu. (ndo/smg)