25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

RSUD Dolok Sanggul Kehabisan Alat Rapid Test

HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO – Masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan yang hendak mengambil Surat Keterangan (SK) bebas Covid-19 di Rumah Sakit Umum (RSU) Kabupaten Humbang Hasundutan, pulang dengan hati kecewa. Pasalnya, rumah sakit yang sudah terakreditasi ini kehabisan alat rapid test.

Mantan anggota DPRD Humbang Hasundutan periode 2014-2019, Pantas Simanullang yang juga warga Onan Ganjang mengaku dengan sangat kecewa. Padahal, ini menjadi alat yang paling penting bagi warga pada masa-masa pandemi.

“Hari ini kami begitu kecewa dengan pihak RSU yang tidak bisa memeriksa kesehatan kami dikarenakan alat rapid test atau obat itu (kata pihak RS-red) habis dengan alasan banyak pasien mereka,” ujarnya.

Pantas menjelaskan, dirinya bersama keluarganya mengaku berangkat dari Dolok Sanggul dengan tujuan ke Kabupaten Dairi untuk urusan keluarga. Namun, saat di rumah sakit ketika hendak mengecek kesehatan bersama keluarganya, pihak RSUD tidak dapat melakukan pemeriksaan rapid antibodi IgG/iGm Covid 19.

Lebih lanjut Pantas mengatakan, terpaksa dirinya bersama keluarganya melakukan pemeriksaan kesehaan ke Puskesmas Matiti, di puskesmas itu mereka dilayani. “Masa RSU tidak ada rapid testnya, sementara di Puskesmas ada. Dan tidak masuk akal dikarenakan habis stok,” katanya.

Sementara, Direktur RSUD Dolok Sanggul, dr Netty Simanjuntak yang dikonfirmasi terkait pelayanan tersebut, tidak dapat dijumpai. Disampaikan, melalui pesan singkat WhatsApp, Netty menjawab singkat. “ Apa Hubungannya ya…terimakasih,” katanya singkat sembari menambahkan bahwa alat rapid test di rumah sakit cukup. “ Rapid test RS cukup, terimakasih,” tambahnya.

Menanggapi itu, Ketua Komisi A yang membidangi kesehatan, Bresman Sianturi mengaku kecewa atas ketidakkesiapan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 terkait alat tersebut.

Dan menurut dia, tidak adanya alat tersebut merupakan suatu kesalahaan dari Gugus yang tidak siap sedia pada alat tersebut. Padahal, sambung Politisi ini, warga yang melakukan pengecekan kesehatan wajib membayar.

“Karena rapid tes itu bayar. Jadi suatu kelemahaan rumah sakit dan gugus disini, nanti kita komunikasi kepada pihak rumah sakit dan gugus kenapa bisa seperti itu,” pungkasnya. (des/ram)

HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO – Masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan yang hendak mengambil Surat Keterangan (SK) bebas Covid-19 di Rumah Sakit Umum (RSU) Kabupaten Humbang Hasundutan, pulang dengan hati kecewa. Pasalnya, rumah sakit yang sudah terakreditasi ini kehabisan alat rapid test.

Mantan anggota DPRD Humbang Hasundutan periode 2014-2019, Pantas Simanullang yang juga warga Onan Ganjang mengaku dengan sangat kecewa. Padahal, ini menjadi alat yang paling penting bagi warga pada masa-masa pandemi.

“Hari ini kami begitu kecewa dengan pihak RSU yang tidak bisa memeriksa kesehatan kami dikarenakan alat rapid test atau obat itu (kata pihak RS-red) habis dengan alasan banyak pasien mereka,” ujarnya.

Pantas menjelaskan, dirinya bersama keluarganya mengaku berangkat dari Dolok Sanggul dengan tujuan ke Kabupaten Dairi untuk urusan keluarga. Namun, saat di rumah sakit ketika hendak mengecek kesehatan bersama keluarganya, pihak RSUD tidak dapat melakukan pemeriksaan rapid antibodi IgG/iGm Covid 19.

Lebih lanjut Pantas mengatakan, terpaksa dirinya bersama keluarganya melakukan pemeriksaan kesehaan ke Puskesmas Matiti, di puskesmas itu mereka dilayani. “Masa RSU tidak ada rapid testnya, sementara di Puskesmas ada. Dan tidak masuk akal dikarenakan habis stok,” katanya.

Sementara, Direktur RSUD Dolok Sanggul, dr Netty Simanjuntak yang dikonfirmasi terkait pelayanan tersebut, tidak dapat dijumpai. Disampaikan, melalui pesan singkat WhatsApp, Netty menjawab singkat. “ Apa Hubungannya ya…terimakasih,” katanya singkat sembari menambahkan bahwa alat rapid test di rumah sakit cukup. “ Rapid test RS cukup, terimakasih,” tambahnya.

Menanggapi itu, Ketua Komisi A yang membidangi kesehatan, Bresman Sianturi mengaku kecewa atas ketidakkesiapan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 terkait alat tersebut.

Dan menurut dia, tidak adanya alat tersebut merupakan suatu kesalahaan dari Gugus yang tidak siap sedia pada alat tersebut. Padahal, sambung Politisi ini, warga yang melakukan pengecekan kesehatan wajib membayar.

“Karena rapid tes itu bayar. Jadi suatu kelemahaan rumah sakit dan gugus disini, nanti kita komunikasi kepada pihak rumah sakit dan gugus kenapa bisa seperti itu,” pungkasnya. (des/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/